16 END

1.3K 94 24
                                    

Tay tidak pernah merasa sayang pada rumahnya sedalam ini. Tapi rumahnya lah yang menjadi saksi saat New datang pertama kali dalam keadaan nyata. Satu minggu sudah New selalu datang ke rumahnya dengan senyuman lebar. Meski Pluem sudah mengetahui jika New kembali, Tay memintanya untuk tidak terlalu menuntut jawaban. Pluem mengerti. Ia  sudah cukup senang jika New kembali. Ia tidak pernah meminta apa-apa kecuali New ada di dekatnya.

Dan sekarang begitulah aktifitas Tay, setiap paginya ia akan menyambut New di pintu rumahnya. Meminum secangkir teh di pagi hari, mengemudi ke pantai setiap weekend. Jika ia melihat dapurnya kosong, pikirannya akan terbang pada New. ia khawatir, takut, dan perasaan lainnya tercampur. Mengambil kunci mobilnya dengan cepat, mengemudi tanpa peduli waktu. Untuk mencari New.

Karena Tay takut... New akan hilang lagi.

Tay dalam cahaya akhir tahun, musim hujan. Dia pergi ke rumah New. Pluem disana berdiri dengan senyuman merekah.

"Aku kesini untuk bertemu New."

Suara langkah kaki, Tay mendongak. New pandai menyembunyikan ekspresinya. Meski Tay berani bertaruh ia sempat melihat senyuman New tadi.

New menatapnya.

"Aku ingin mengatakan sesuatu.."

Matanya masih menatap manik Tay tajam.

"Tentang apa?"

Tay mengistirahatkan kedua tangannya. "Kurasa kita bisa jadi dekat. Maksudku, kita bisa memulai apa yang sempat tertunda. Seperti saat kita masih tiga belas tahun, mungkin." Ujar Tay pelan.

"Tentu."

Tay tersenyum.

"Apakah kamu menyesal aku telah menemukanmu?"

New mengerling pada Tay. "Kamu tidak menemukanku, tapi aku lah yang pulang."

Tay menatap New sendu. Sekarang atau tidak pernah.

"Ya, kamu sudah pulang."

Dia mengulurkan tangan dan menggengam tangan New. New tampak terkejut tapi tidak melawan.

Tay membawa pergelangan tangannya lebih tinggi dan mencium kulit lembut tepat jemarinya.

Kamu ingat saat usia kita tiga belas tahun?

"Biarkan aku mengingatnya."

...

Tay hapal perjalanan pulang lewat hati seperti menarik napas, mengucapkan nama diri sendiri, dan melangkah mengerling bintang.

Lampu-lampu makin berkurang ke pinggiran kota. Embun malam mengumpul di atas bangku-bangku taman dan ayunan. Dia tidak perlu mengingat ke tikungan mana setelah ini, ke jalan mana.

Dia berbelok di tikungan sinar lampu makin berkurang sekarang.

Dia belok lagi, memorinya cerah musim panas memudar.

Suara debum pintu bergema satu kali. Dia melangkah ke depan melintasi jalan kecil berbelok-belok. Melewati rumpun bunga-bunga liar.

Dia membuka pintu. Sinar lampu menembus ke luar, kilaunya lembut. Tay melangkah ke dalam, menutup pintu di belakangnya..

New yang tengah meirngkuk di sofa berlengan ditemani sebuah buku dan kue jahe, mendongak.

"Kamu pulang." Ujarnya.

Tay melintasi ruangan, membungkuk dan menciumnya.

"Ya." Ujarnya. "Aku pulang."





END--

Memories Bout YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang