1

900 85 1
                                    

"Ada hal penting apa yang membuat teman lamaku datang ke mari?" Off menyambutnya di depan pintu dengan senyuman jahil yang menyebalkan.

"Seorang Tay Tawan yang sibuk, ada apa berkunjung kemari?" Tanya Off tidak berhenti sarkartis. "Aku butuh bantuan Off."

"Apa aku salah dengar? Kamu Tay Tawan kan?" Off tertawa.

"Berhenti mengejek Off. Aku hanya ingin diskusi tentang suatu hal."

Tay berjalan ke sofa biru yang hangat, mengambil kopi yang utuh di hadapannya untuk diminum. "Bagus sekali, aku bahkan baru pertama kali membuat kopi sendiri. Dan kamu meminumnya Tay."

"Terima kasih, tapi ada yang lebih penting dari kopimu."

Off duduk di samping Tay yang mengeluarkan sebuah amplop sewarna kopi susu dari map hitam yang dijinjingnya.

"Aku mendapatkan tugas yang menyita pikiranku sejak dua hari ini. Aku seorang notaris dan firma hukum tempatku bekerja memintaku untuk menemukan orang ini. Terdaftar sebagai orang hilang dua tahun lalu. Kamu tahu, begitu aku mendapatkan tugas ini yang ada dipikiranku cuma kamu Off. Karena aku tahu kamu bekerja di kepolisian. Kamu pasti mengerti apa yang harus aku lalukan."

Off kaget. Di lihatnya berkas yang ada di dalam amplop tersebut. "Dia seorang ahli waris yang hilang." Tambah Tay saat Off berhenti pada profil New.

"Dua tahun yang lalu? Artinya ini kasus dingin?"

"Ya, kepolisian sudah memasukkan kasus ini pada file kasus dingin."

Alis Off bertaut, kemudian menyibukkan diri pada berkas berkas yang menumpuk. "Aku tidak terlalu yakin Tay."

Tay mengangguk sesaat. "Tapi ku harap tidak ada yang tahu kalau New adalah seorang ahli waris. Aku takut itu malah menjadi ancaman untuk New."

"Iya iya, aku tahu."

Tay membiarkan Off membaca beberapa kertas di hadapannya. Semakin banyak yang Off baca maka semakin berkerut keningnya.

"Tidak banyak petunjuk yang ada. Penyelidikan juga berhenti hanya sampai wawancara pelapor. Banyak sekali lubang di kasus ini."

Tapi Tay hanya menggerlingnya dari ekor mata. Sementara Off dengan serius melihat dokumen milik New Thitipoom di pangkuannya.

"Dia tampak sangat muda." Off mengamati foto New yang terselip.

Off menutup dokumennya dengan cepat, memberi tampang meminta maaf pada Tay. "Aku tahu ini terdengar tidak membantu, tapi Tay, penyelidikan pada dokumen ini tidak pernah terjadi."

"Kamu benar. Aku tidak menemukan satupun petunjuk."

"Tentu saja, New sudah berusia dua puluh enam tahun ketika menghilang. Usia yang legal, dewasa. Ia tidak memiliki gangguan jiwa apapun. Dengan semua point itu, ia tidak bisa dinyatakan hilang. Polisi akan menganggapnya kabur atau pergi dari rumah tanpa kabar. Tidak akan ada alasan untuk mencarinya kecuali ia seorang burnonan." Ujar Off. Ia memperhatikan air muka Tay yang mengkeruh.

"Benar. Karena itu aku merasa clueless Off."

"Omong-omong Tay." Kata Off berusaha mengembalikan suasana. "Tidak ada salahnya jika kita mencoba datang ke alamat yang tertera. Bisa jadi ia sudah pulang kan? Ia tidak harus lapor sebenarnya."

"Ide yang bagus. Jujur, aku tidak akan tahu harus apa saat ini jika tidak ada kamu Off." Ujar Tay mengakuinya.

Mereka sepakat berkemas dari rumah Off, menuju mobil Off untuk bergegas menuju alamat tertera yang berada di Bangkok sore ini.

.

.

.

Musim panas mulai menyinari jalanan ibu kota menjadi kilau yang sebenarnya Tay tidak terlalu sukai. Hatinya terlalu gelisah ketika terus terusan melihat pada GPS yang terletak di hadapan Off. Sampai akhirnya ban mobil itu berhenti tepat pada sebuah rumah. Bergaya Scandinavian, dengan beberapa taman hijau lebat berhiaskan bunga-bunga liar berwarna cerah dan beberapa pohon kastanye anggun.

Memories Bout YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang