SELAMAT MEMBACA
🌳
"Ini isinya apa?" tanya Karta dengan wajah yang sangat mengeluh.
"Ini, Ta. Kan udah di bilang, jawabannya udah ada di buku. Makanya di baca," jelas Rumi menunjuk buku materi milik Karta.
"Lagian soalnya banyak banget," cetus Karta.
"Kerjakan tanpa mengeluh. Ko dari tadi berisik sekali," ketus Liben menatap Karta.
"Suka-suka lah. Ikut-ikutan aja," balas Karta.
"Ku tonjok juga kau."
"Gue bales lah, susah amat."
"Kalau mau berantem di bawah aja," celetuk Rafi yang sibuk dengan bukunya.
Mereka berempat tengah berada di atas pondok sembari mengerjakan tugas sekolah mereka. Hitung-hitung membantu Rafi untuk tidak sering melamun sendirian, mereka akan lebih sering mengajak Rafi bermain.
"Oh iya. Rafi udah tau soal rumahnya Elora?" tanya Rumi.
Rafi yang tengah membaca buku langsung menghentikan aktivitasnya, dia meletakkan bukunya di lantai dan mengangguk pelan.
"Sekarang dia di mana, ya? Aku udah ke rumahnya kemarin dan tetangganya bilang dia gak pernah muncul lagi setelah hari itu."
"Dia kesini kemarin."
"Ha?"
"Yang benar?"
Rafi kembali mengangguk. "Ternyata masalah dia jauh lebih parah dari yang kita lihat. Rumahnya sengaja di bakar sama nenek dia."
"Astaghfirullah."
"Ya Tuhan."
"Yang bener? Masa iya?" tanya Karta penasaran.
"Gue gak bisa ngomong banyak. Tapi Elora bukan dari keluarga biasa, dia jauh lebih kaya dari dugaan kita. Cuma ada masalah yang buat dia kabur dari rumah, terus neneknya mau dia balik ke rumah dengan cara bakar rumah yang Elora beli pake duitnya sendiri."
"Gila sih."
"Jahat sekali, tidak punya hati, kah?"
"Astaghfirullahaladzim. Jadi Elora gimana sekarang?"
"Gak tau. Kemarin gue minta dia buat nginap sementara di rumah, tapi dia nolak. Terus dia pergi dan gak pernah muncul lagi sampai sekarang."
"Lo khawatir?" tanya Karta.
"Ha?"
"Lo khawatir sama dia?"
Rafi terdiam, tapi setelahnya dia mengangguk. "Dia bilang gue satu-satunya alasan untuk bertahan. Gue juga gak ngerti kenapa bisa, tapi gue gak bisa larang dia untuk nganggap gue obatnya."
"Karena dia suka sama kamu."
Rafi tersenyum pada Rumi. "Bahkan kalaupun gue juga suka sama dia, kita gak akan bisa bersama."
"Dia Kristen," cetus Liben membuat Karta dan Rumi menoleh syok. "Kita pernah datang ke gereja yang sama."
"A-aku pikir Elora Islam."
"Gue juga."
Rafi kembali tersenyum, tapi terkesan miris. Dia juga tidak menyangka jika dia akan terlibat dalam situasi seperti ini, memiliki seseorang yang mengaku menyukainya tapi dia tidak bisa untuk mencoba membuka hati. Rafi hanya tidak ingin menggali luka dengan sadar, karena ini tidak akan ada jalannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PONDOK SUARA [SELESAI]
Novela JuvenilSPIN OFF MIYOZA (Akan lebih baik jika membaca cerita MIYOZA dan ADORE Uterlebih dahulu) Ini adalah cerita tentang Rafi Bagaskara bersama teman-teman dan keluarganya. Bagaimana dia melewati masa remaja yang di idam-idamkan para bocah. Hidup yang tak...