SELAMAT MEMBACA
🌳
Lima buah mobil tengah melaju dengan kecepatan tinggi, seakan-akan tujuan mereka akan hilang jika mereka tidak segera sampai.
Mobil Ayres memimpin, dia mengemudi di temani Bagas dan Heru. Hanya bertiga, karena mereka akan masuk sendirian nantinya. Bagas tengah memikirkan pesan Darwin. Laki-laki itu mengatakan Bagas akan baik-baik saja, dia hanya ingin berbincang sedikit, mungkin saja tentang Rafi atau hartanya.
Di belakang, mobil Karsa menyusul. Dia di temani Iksan, Catur dan Gitar, tengah memikirkan segala cara dan langkah yang akan mereka ambil nanti. Lalu di belakangnya ada mobil Fajar yang membawa Gilang. Di susul mobil Yoza dan Elora. Lalu terakhir adalah mobil Karta yang di isi Liben, Tulus dan Dandi.
Untuk pertama kalinya lagi, Yoza mengemudi mobilnya kembali, dia menolak untuk ikut bersama Gilang, katanya dia akan membawa mobil sendiri. Elora sedari tadi sibuk dengan ponselnya, seseorang mengirim pesan jika Elora tak perlu takut di ikuti, dia aman sampai tujuan. Bahkan orang itu meminta Elora untuk berhenti di sebuah perempatan dan membiarkan mobil pertama masuk begitu saja.
"Kak, kita cukup sampai di perempatan jalan. Jangan masuk ke dalam hutannya, biar mobil kak Ayres aja."
Yoza menoleh. "Kenapa?"
"Aku gak tau, tapi pesannya ngomong gitu."
"Siapa yang ngirim?"
"Gak tau."
Yoza mendengkus kesal. "Terus kenapa percaya? Kalau tu orang bohong gimana?"
"Aku yakin ini orang suruhan Andromeda."
"Jadi?"
"Mungkin aja di sekitar sana ada jebakan. Atau udah di intai sama musuh."
"Kirim pesan ke group itu." Yoza melempar ponselnya pada Elora.
Saat sampai di kawasan hutan, mereka memelankan laju mobilnya. Dan ternyata mereka semua melihat pesan yang Elora kirimkan, mobil Ayres masuk sendirian sedangkan yang lainnya langsung keluar dan berkumpul.
"Kenapa gak langsung masuk?" tanya Catur.
"Kalau kita rame-rame, pasti ketahuan sama mereka," ujar Karsa.
"Nona."
"Astaga." Elora terkejut.
Bahkan mereka semua terkejut melihat dua orang laki-laki besar dengan seragam hitam dan leher yang di hiasi tatto ular.
"Kita bisa lewat sini," kata salah satunya pada Elora.
"Hah?" cengo Elora.
"Kalian siapa?" tanya Iksan berdiri di depan Elora.
Elora melirik tatto orang itu, sedetik kemudian dia mengingat perkataan Andromeda pekan lalu.
"Kalau lo liat orang-orang pake baju hitam terus ada tatto ular di lehernya, jangan takut. Mereka anggota gue."
"Andromeda gimana, om? Dia baik-baik aja, kan?" tanya Elora cepat.
"Kita belum tau, semua koneksi terputus. Nona Lexi belum kami temui."
"Katanya dia gerak sendirian, kenapa ini malah ada kalian?"
"Tuan Angkasa selalu tau apa yang Nona lakukan, jelas dia tidak akan membiarkan anaknya celaka."
"Mereka ngomong apa sih?" tanya Tulus pada Catur.
"Mana gue tau, tanya temen lo sana."
"Lupa gue, lo mana tau apapun, kan bego."
KAMU SEDANG MEMBACA
PONDOK SUARA [SELESAI]
Fiksi RemajaSPIN OFF MIYOZA (Akan lebih baik jika membaca cerita MIYOZA dan ADORE Uterlebih dahulu) Ini adalah cerita tentang Rafi Bagaskara bersama teman-teman dan keluarganya. Bagaimana dia melewati masa remaja yang di idam-idamkan para bocah. Hidup yang tak...