2 pertanyaan.

977 120 47
                                    

kini wakasa masih berada di samping sanzu sambil memegang pundak sanzu itu.

"sure, apa yang lo mau?" tanya sanzu.

"kalo nanti lo nikah sama mimi, gue pengen gue jadi pengantar pengantin wanita nya.." jawab wakasa sambil tersenyum kecut.

"it's not a big problem, pasti gue ijinin asalkan mimi nya mau." jawab sanzu.

"hahaha oke, good luck."

Jawab wakasa seraya ia tertawa lalu berjalan pergi ke ambang pintu. sanzu membalikan badannya agar dapat melihat wakasa yang akan pergi sambil berkata.

"lo juga. gue tau mimi banyak berubah karna lo, mimi juga sekarang punya martabat yang bagus karna lo, lo slalu ada saat mimi butuhin lo, ga kaya gue, kemungkinan gue menang cuma sedikit lo santai aja.."

saut sanzu yang memberhentikan langkah wakasa yang kini tengah ada di ambang pintu.

"lo tau, yang selalu ada akan kalah sama yang selalu berusaha, dan mereka akhir nya akan kalah oleh takdir? right?" tanya wakasa.

sanzu terkekeh mendengar jawaban wakasa yang mirip dengan jawabannya ketika ia bermain 3 pertanyaan bersama mimi.

"hahaha jadi lo denger itu ya, right."

jawab sanzu sambil tertawa lalu wakasa pun segera pergi meninggalkan sanzu.

****

di sisi lain, kini malam sudah menunjukkan pukul 00.45 dan mimi belum tidur karena ia masih menunggu wakasa yang masih tak kunjung datang.

KLEK

suara pintu yang terbuka sedikit membuat mimi terkejut, lalu ia segera menghampiri suar itu dan terlihat saja wakasa yang kini tengah ada di ambang pintu.

"kamu belum tidur?" tanya wakasa yang langsung melihat ke arah mimi yang menghampiri nya.

"belum, aku nunggu kamu." jawab mimi sambil mendekatkan diri nya kepada wakasa.

mimi mengendus bau tubuh wakasa yang berbau alkohol itu, lalu mimi menatap ke arah wakasa dengan serius.

"kamu mabuk?" tanya mimi.

"sedikit." jawab wakasa.

lalu wakasa beranjak mengendong mimi dengan gaya bridal style lalu ia membawa nya ke sofa, ia membaringkan diri nya dengan mimi yang duduk di atas nya.

pipi mimi memerah karena ia tidak pernah melakukan ini dengan wakasa sebelum nya, bahkan semenjak mereka pacaran ciuman di bibir pun tidak pernah, karena mimi selalu menolak nya.

lalu terlihat wakasa yang sedang mabuk itu terus menatapi mimi sambil tersenyum.

wakasa menarik pinggang mimi dan wakasa mengikis kan semua jarak di antara mereka.

"aku mohon kali ini aja jangan nolak."

saut wakasa sambil memegang dagu mimi, karena ia tau mimi pasti akan menolak jika ia mencium bibir nya itu.

mimi memejam kan mata nya, jantung nya berdebar sangat kencang ia meyakinkan diri nya sndiri bahwa ia perasaan nya terhadap wakasa ini benar-benar cinta jadi mungkin berciuman sedikit bukan lah masalah.

sanzu as your boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang