lembaran baru.

1.8K 250 5
                                    

ESOK NYA

di pagi hari ini, di ruang tamu mimi dan sanzu sudah cekcok saja, mimi yang terus meminta ijin agar jika ia pergi tidak usah membawa bodyguard nya dan sanzu yang terus mengkhawatirkan mimi jika tidak membawa bodyguard suruhan nya.

benar-benar perbedaan yang sungguh membingungkan bukan?

mimi pun duduk menjauh dari sanzu dan membuat ekspresi wajah seolah-olah ia kecewa kepada sanzu.

dan sanzu yang kini tetap saja tidak bisa mengalihkan pandangannya dari wanita itu, ia tetap memandangi nya dengan rasa khawatir.

perang dingin pun terjadi.

benar benar tidak ada satu patah kata pun yang mereka ucap kan, mimi yang masih tetap pada pendirian awal nya, dia tidak mau membawa bodyguard nya, dan sanzu yang tetap kukuh kalo mimi harus membawa bodyguard nya.

sanzu pun memejam kan mata nya lalu menghela napas nya, ia pun memulai pembicaraan itu.

"oke, kamu menang aku ga bisa diem-dieman gini sama kami."

kata sanzu sambil menghela napas nya.

Mimi langsung saja menoleh ke arah sanzu dan berlari ke samping sanzu dengan sangat girang.

tanpa basa-basi ia langsung memeluk nya dan berkata..

"serius gapapa? kamu ga marah' kan?"

"nope, coba ajarin aku supaya bisa marah sama kamu babe."

"gamau, i know kalo kamu marah itu serem, bisa-bisa aku mati konyol."

"tapi ini pertama kali kamu ngebantah aku kan?"

"humm emang iya?"

"it seems like babe. ini ga geratis"

"harus aku bayar?"

"iya."

"berapa banyak uang yang harus aku bayar?"

sanzu segara menggendong mimi ke atas pangkuan nya, dan ia tidak menyisakan jarak di antara mereka berdua, mungkin kini hanya baju yang di pakai oleh mereka yang menjadi jarak nya

ia menatap mata mimi sangat dalam, ia menyelip kan sehelaian rambut mimi yg terurai di daun telinga mimi.

menatap mimi se olah-olah ia ingin memiliki nya se utuh nya.

sanzu pun mendekat kan bibir nya ke bibir milik mimi, dan ya dia menguasai semua ruang demi ruang di dalam mulut mimi, ia sedikit memainkan nya dan membuat nafas mimi terisak isak.

mimi pun memukul kecil pundak sanzu untuk menyadarkan sanzu bahwa diri nya telah kehabisan nafas nya.

tapi sanzu yg se olah-olah belum puas ia tetap tidak melepaskan nya.

tiba-tiba saja pintu ruang tamu itu terbuka, menandakan ada seseorang yang masuk.

"oi sanzu ayo berangkat ke kantor, gue jemput lo nih supaya ga jatuh lagi dari motor, payah lo."

ya benar saja suara yang tak asing di kuping sanzu, suara yang selalu meledek nya seperti bayi saat bersama mimi, iya siapa lagi kalau bukan rindou.

sanzu as your boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang