BAB 05

1.9K 175 1
                                    


[ RAHASIA ]

~~Ketika waktu tidak memberi jawabannya, percayalah bahwa kamu sedang dituntun mencarinya~~

*

*

*

Penampilan yang mewah layaknya sebuah mansion dengan ornamen-ornamen emas dan ukiran-ukiran indah yang menghiasi dinding-dinding bangunan itu bisa terbilang cukup berlebihan untuk menggambarkan besarnya rumah.

Dua belas orang duduk dengan tenang di meja besar dan panjang dengan hidangan makan malam yang telah siap di hadapan masing-masing pemilik kursi. Pada kursi yang berada tepat di tengah-tengah antara dua barisan kursi kanan dan kiri, seorang wanita tua dengan karisma yang dapat menelan siapa saja hanya dengan kehadiran dan tatapannya duduk dengan tenang dan ekspresi dingin menikmati hidangan di piringnya. Deretan kursi di kanan dan kirinya duduk berjajar para anak cucunya.

Meskipun mereka sedang melakukan makan malam keluarga, tetapi tidak ada sedikitpun kehangatan dan kebersamaan di antara mereka.

“Kalian boleh ambil piring saya,” kata wanita tua itu bersuara pada pelayan yang bertugas membersihkan meja.

“Baik nyonya.”

Tatapannya kemudian menelisik pada semua orang yang bergegas menyelesaikan makan malam mereka. Karena jika yang paling tua sudah menyelesaikan makanan mereka, maka yang muda pun harus juga mengakhirinya.

“Aldenan, bagaimana kabarmu?” tanya wanita tua tersebut dengan ramah, menunjukkan senyum kasih sayang yang besar dan tulus.

Anak laki-laki yang namanya disebut langsung meletakkan gelasnya dengan sangat hati-hati sehingga tidak menimbulkan suara dan segera menoleh sesudah menelan habis air dalam mulutnya.

“Ya oma, saya baik-baik saja.”

Percakapan dua orang itu membuat semua orang di meja tidak bisa menyembunyikan ekspresi sinis dan kedengkian di wajah mereka.

“Bagaimana dengan cabang kita yang kamu tangani sekarang? Semuanya baik-baik saja?”

“Iya, tidak ada masalah.”

“Bagus kalau begitu. Tapi, kamu benar-benar tidak mau mengambil posisi di perusahaan utama? Oma akan memberi posisi apapun untukmu.” Wanita tua itu berbicara dengan lebih lembut, membujuk cucu laki-lakinya.

“Saya tidak memerlukan posisi di sana. Terimakasih atas penawaran Oma, tapi saya senang di perusahaan yang sekarang,” jawabnya singkat.

Selain karena alasan pekerjaan dan menghindari peperangan keluarga, Alden tidak ingin pindah karena seseorang yang akhir-akhir ini terasa baik untuk menjadi teman dekatnya.

Dan meski kecewa oleh jawaban cucu kesayangannya, tapi nenek tetap tersenyum dengan anggun dan mengangguk dengan isyarat tak akan mengganggu atau memaksanya lagi.

Di keluarga ini Alden memang hanya seorang cucu dari sekian cucu lainnya, tetapi dia memiliki posisi terbaik dan tersendiri di mata neneknya yang merupakan sosok paling berkuasa saat ini. Alasannya karena ibu Alden merupakan sosok putri kesayangan dan kebanggaan kedua nenek kakeknya, meskipun sosok wanita itu telah lama meninggalkan dunia. Tidak peduli seberapa buruk ayah Alden tapi nenek masih sangat menyayanginya karena dirinya yang terlalu mirip dengan sang ibu, baik secara fisik maupun sifat.

[BL] ANASTAÍNOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang