BAB 12

1.3K 143 7
                                    


[ NESTAPA ]

~~Mengira cinta ternyata luka.
Rekayasa lara jadi rasa~~

*

*

*

Kala bintang-bintang bertabur menghias gelap langit yang membentang dan bulan purnama yang sempurna menerangi malamnya dunia, keempat orang yang saling berhadapan menyuap makanan dalam keheningan yang dalam dan menyesakkan. Seolah ada banyak kata namun tidak bernada untuk diungkapkan.

Sebuah restoran terbuka yang dihias oleh lampu-lampu yang menggantung di antara pepohonan dan beberapa pernak pernik natal menjadi saksi bisu meja dengan suasana berat yang tak harmonis. Meja kosong yang menyebar di sekita mereka bahkan terasa jauh lebih baik. Embusan nafas mereka pun tertelan atmosfer buruk yang tak ingin membawa kesuraman ini pergi.

Tampaknya selain Raka dan atasannya yang masih belum menyelesaikan masalah mereka, Rain yang memiliki masalah dengan pacarnya juga belum benar-benar berbaikan.

Makan malam berakhir dengan cepat dan singkat. Rain bergegas meninggalkan restoran dan berjalan bersama Raka jauh di depan dua orang yang mengikuti di belakang mereka.

“Menurut gue, Lo suka sama orang itu nggak ada hubungannya sama label orientasi seksual kita,” celetuk Rain.

Jalan setapak menurun yang sedikit berbatu sama sekali tak mengganggu langkah mereka.

“Dulu aku juga normal. Aku nggak pernah mikir kalo aku homo, karena aku juga tertarik sama cewek. Tapi gimana lagi kalau akhirnya yang buat aku jatuh cinta Arka. Dia di lahirkan sebagai cowok, dan kalau gara-gara itu aku jadi homo, ya udah berarti sekarang aku emang homo.”

Rain melanjutkan. “Tapi, aku nggak peduli. Karena buat aku homo, straight atau apapun itu cuma sebuah nama buat bedain kita sama orang lain. Anggap aja kayak kita cowok dan mereka cewek.” dia menunjuk sekelompok perempuan yang sedang mengambil potret pemandangan.

“Gue tahu perasaan gue,” aku Raka.

Sejak meninggalkan kamar sampai sekarang Raka telah memikirkan kebingungan di hatinya. Dia pernah menyukai seseorang, meskipun dia perempuan. Tapi perasaan saat itu dengan sekarang tidak berbeda.

Perasaan yang menggebu-gebu, bahagia yang tidak bisa di jelaskan ketika bersama dan kegembiraan yang tidak bisa digambarkan melalui kata-kata. Tidak! Perasaannya sekarang bahkan lebih besar dari saat itu.

Raka tahu perasaan itu telah ada sejak lama. Meski entah mulai dari kapan, tetapi dia sendiri yang menguburnya dalam-dalam dan tidak terima mengakuinya. Hingga perasaan itu menjadi tunas dan tumbuh besar dalam dirinya.

Tapi dia tahu bahwa salah untuk mengakuinya. Karena hanya dia yang terluka dan sakit pada akhirnya.

Gue nggak bisa suka sama orang yang udah punya pacar.

Itu adalah prinsipnya.

Kesuraman di wajah Raka membuat Rain merangkul dan menepuk pundaknya untuk menghibur dan memberinya lebih banyak kekuatan.

Di penginapan Raka tidak bisa tidur setelah dia memperjelas perasaannya sendiri. Ada perasaan lega seolah sebuah beban di hatinya telah terangkat, tapi di satu sisi ada lebih banyak perasaan yang sulit dan berat. Dia juga teringat dengan ucapan Dea dan tidak yakin di posisi manakah dirinya dari kedua hal itu, apalagi orang itu memiliki orang lain yang dia cintai, bukan?

[BL] ANASTAÍNOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang