BAB 08

1.6K 150 12
                                    


[ GRAY MATTER ]


~~Hal unik dari manusia adalah ‘lupa’. Bahkan sangkalan yang pernah diucapkan sendiri dapat menjadi kebenaran hanya karena lupa~~

*

*

*

Saat jam istirahat kantor, Raka tidak bergabung makan siang bersama rekan-rekannya dan pergi bermain game di sudut ruang pantry sambil mengulum permen lolipop.

Setelah berhasil memenangkan satu ronde, Raka beranjak untuk memenuhi tuntutan perutnya yang akhir-akhir ini sering meminta bagiannya, padahal tidak biasanya dia merasa lapar pada jam segini, apalagi dengan sarapan yang dibuat oleh Dirga tadi pagi.

Saat Raka hampir melewati pintu, dia merasakan hawa di sekitarnya agak aneh. Beberapa orang sedang menatapnya dan saat dia memergoki mereka langsung memalingkan wajah. Beberapa orang juga tampak berbisik-bisik sambil melihat ke arahnya.

“Napa Lo? Ada masalah sama gue?!” tanya Raka pada salah seorang di sana.

Tiba-tiba salah satu dari mereka mendatanginya dan bertanya.

“Ini beneran Lo yang keluar bareng Pak Alden dari hotel?” Pegawai itu menunjukkan layar ponsel di depan wajah Raka.

Sebuah foto di grup chat karyawan menampilkan dirinya dibawa keluar dari hotel oleh Alden dengan pergelangan tangan di genggam.

“Iya, itu gue. Kenapa emangnya?” tanya Raka dengan wajah berkerut bingung.

Orang-orang di sana semakin menunjukkan ekspresi yang aneh.

“Beneran Lo di hotel sama Pak Alden? Berduaan?” tanya pegawai laki-laki itu dengan wajah mencibir jijik.

“Apaan njir maksud Lo?!” tanya Raka sedikit meninggikan suaranya. Ia masih bingung.

“Semua orang lagi pada ngomongin kalian berdua di grup. Ada yang bilang Lo temen seksnya Pak Alden.”

“Ngomong apaan Lo?!”

“Lagian siapa yang nggak bakal curiga kalau Lo keluar hotel pegangan tangan sama atasan di hari libur.” Karyawan lain menyahut dengan ekspresi sinis.

“Makannya, apalagi semua orang udah pada tahu kalo Pak Al homo.” tambah yang lain.

“Lo nggak ketularan dia kan?” sinis gadis lainnya. “Atau jangan-jangan kalian emang sama-sama homo? Gue baru inget Lo yang waktu itu belain Pak Al banget, kan?”

Raka tiba-tiba merasakan sakit kepala. Dia memejamkan mata dengan mulut terkatup, mengertakkan gigi oleh omong kosong rekan-rekannya.

“Dari mana Lo dapet foto itu?!” tanya Raka mencoba menekan emosinya.

“Emangnya penting gue dapet dari mana? Mau Lo nyuruh hapus juga nggak ada gunanya, men. Ini foto udah nyebar ke seluruh kantor,” jelas pegawai pria itu dengan ekspresi merendahkan.

“Bacot banget sih Lo! Tinggal jawab doang dari mana Lo dapet fotonya, anjing!!!” geram Raka emosi seraya mendekat.

“Mau ngapain Lo?!” ancam balik pegawai tersebut takut-takut.

[BL] ANASTAÍNOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang