Part 4

8.4K 215 6
                                    

Pagi pagi sekali Aluna sudah bangun untuk memulai aktivitas sehari hari.Kontrakan yang berada di pinggir kota mengharuskan Aluna untuk bangun lebih awal agar tidak terlambat tiba di kampus mengingat jarak keberadaan kontrakan dengan kampus.Gadis itu tampak sudah siap dengan pakaian kampusnya.Tak lupa membersihkan kontrakan kecilnya terlebih dahulu sebelum berangkat.

Kaki mungil Aluna berjalan keluar dari gang sempit yang setiap hari dilaluinya.Kicauan burung menjadi pengiring pagi Aluna.Gadis itu menunggu bus yang selalu mengantarnya untuk tiba di kampus.Kemudian duduk sendirian di kursi halte sesekali menoleh kanan kiri.

Ponsel yang ada dalam tas Aluna bergetar.Nama laki laki yang membuat dirinya khawatir semalaman tertera jelas di layar.Tanpa menunggu lama,Aluna mendial nomor tersebut kemudian menempelkan benda tersebut ke telinganya.
"Pagi,Aluna." sapaan terlebih dahulu terdengar dari laki laki seberang sana.Aluna tersenyum mendengarnya. "Pagi juga,Jovin.Kamu baik baik aja kan?" Tanya Aluna khawatir.Ekspresi gadis itu terlihat menunggu jawaban dari orang disana.

"I'm fine.Makanya aku telfon kamu,mau jemput.Kamu masih di kontrakan?"

"Aku di halte lagi nunggu bus.Kamu gak usah jemput aku.Busnya bentar lagi dateng."

"gada penolakan.Aku bentar lagi sampai.Tunggu aku!" setelahnya panggilan terputus.Aluna menatap layar hp nya yang sudah memperlihatkan panggilan selesai.

Gadis itu menghela nafasnya lalu tersenyum malu.Jovin,laki laki itu mampu membuat Aluna melayang hanya karena sikapnya kepada Aluna.Aluna menutup wajahnya dengan kedua tangannya malu.Terlalu berlebihan.Padahal Jovin sering menjemput bahkan mengantarnya.

Aluna masih sibuk dengan kegiatannya sampai tak menyadari laki laki yang duduk di atas motor di depannya.Laki laki itu berdeham membuat Aluna membuka kedua tangannya dari wajahnya.Aluna terkejut melihat laki laki yang lima menit yang lalu berbicara di telfon dengannya sudah ada di hadapannya.

"Kamu kok udah nyampe?" tanya Aluna dengan heran.Jovin turun dari motornya berjalan ke arah Aluna. "Aku udah daritadi duduk di ujung sana," Jovin menunjuk pengkolan di ujung jalan. "Liat kamu mesem mesem sendiri kayak orang lagi kasmaran."

Aluna malu.Sial,Jovin melihatnya.

"Gak ya.Kamu salah liat!" ucap Aluna membela.Jovin tersenyum remeh. "Bisa banget bohong nya."

"Nyebelin banget sih,Jovin!"

"Yaudah maaf." ujar Jovin mengalah tak ingin membuat Aluna lebih malu lagi. "Naik sekarang, nanti telat ke kampusnya." Jovin menyuruh Aluna naik ke atas motornya.Aluna mengangguk kemudian menerima helm yang diberikan Jovin padanya.

"Pegangan." Aluna memeluk pinggang Jovin.Jantung Aluna tiba tiba berdetak lebih cepat kala tangan Jovin membawa tangannya untuk lebih erat memeluk pinggangnya.

"Yang erat,nanti kamu kejengkang."

*****

"Tuan,semuanya sudah siap."

Azka menegapkan tubuhnya menghadap asisten pribadinya.Laki laki itu berdiri sambil mengacingkan jas hitamnya.

"Jangan sampai gadisku terluka,Regal.Bawa dia dengan hati hati!" Regal menunduk mengiyakan ucapan tuannya.

"Satu lagi.Jangan sampai dad tau." nada rendah yang berisi peringatan itu meluncur halus dari bibir Azka.

"Baik tuan."

Regal permisi dari hadapan Azka.Sekarang tinggal lelaki itu sendiri.Azka berjalan ke arah jendela besar yang ada diruangan itu memperlihatkan bangunan bangunan tinggi.Kedua tangannya masuk ke dalam saku celana bahan yang ia pakai.

Ex PossessiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang