"Tuan, saya dengar tuan Raffael terkena masalah." ujar Rigel membuat Azka menghentikan kegiatannya yang sedang membaca laporan keuangan perusahaan nya.
"Apa maksudmu, Rigel?"
"Beberapa orang dari 14k triad mengikuti nya. Sepertinya mereka tahu apa yang sedang kita cari tuan. Beruntung tuan Raffael menyadari nya dan sedang dalam persembunyian. Tapi, saya khawatir jika tuan Raffael ketahuan dalam persembunyian nya akan membuat dirinya terbunuh." Terang Rigel panjang lebar membuat Azka menerawang jauh.
"Tidak! Raffael tidak akan mati begitu saja. Saya tahu bagaimana Raffael, apalagi ada orang yang akan membuat nya melawan mereka." Ucap Azka dengan seringaian.
"Bantu Raffael! Buat mereka tidak menemukan Raffael jika perlu kalian bisa mengelabui mereka!"
"Baik tuan!" Rigel menunduk kemudian pergi dari ruangan Azka.
Azka mengepalkan tangannya dengan rahang mengetat.
14k triad. Sialan.
Mereka berkali kali ikut campur dalam urusannya.
"Sepertinya kau banyak masalah, son."
"Daddy." Azka bangkit dari kursinya kemudian mempersilahkan Abraham duduk di sofa.
"Apa kau menyuruh Raffael mencari keberadaan orang yang mencuri barang mu?" Azka tak terkejut lagi mendengar ucapan ayahnya. Apa yang ia rahasiakan pasti akan dengan mudah di ketahui olehnya. Saat ini, Azka hanya berharap ayahnya tak mengetahui gadis yang ia sembunyikan.
"Hanya Raffael yang bisa ku percaya dad." Ucapnya kemudian menyandarkan tubuh nya.
Abraham mengangguk.
"Tapi dengan tidak sengaja kau mengantarkan nya dalam bahaya.""Selama ini ia tidak pernah lepas dalam bahaya, setiap langkahnya bahkan membawanya ke dalam bahaya, dad. Kau tahu itu." ucapnya menatap Abraham.
"Lagipula, Raffael buka orang yang mudah membiarkan kematian merenggut nya begitu saja." tambahnya.
"Aku percaya dengan kalian berdua. Kau dan Raffael, aku hanya bisa mengawasi kalian. Aku tahu apa yang terbaik menurut kalian."
"Terimakasih, dad!"
"Lalu bagaimana dengan, Raka? kau tidak berniat membunuh adikmu itu bukan?"
"Dia bukan adik ku, dad!" Sarkas Azka dengan kepalan tangan kuat.
"Baiklah. Ku serahkan padamu, son. Tapi jika berniat membunuh sebaiknya bunuh secepatnya, jangan membuatnya menderita karena ingin mati."
Lihat! Daddy nya masih sangat peduli terhadap pria bajingan itu. Betapa malunya pria itu ketika mengetahui ia hanya dijadikan kambing hitam oleh orang yang di anggap nya "teman".
"Ah aku lupa maksud kedatangan ku kesini. Mommy mu merengek padaku meminta kau pulang." Abraham menggeleng kepala mengingat betapa absurd nya kelakuan istrinya itu ketika membujuk dirinya membawa Azka.
"Aku akan pulang ketika ada waktu luang, dad!"
"Hm, sebaiknya kau menyediakan waktu luang untuk menemui wanita tua yang merengek padaku itu, son."
Azka tertawa kecil mendengarnya.
"Wanita tua itu tak lain adalah istri mu, dad.""Ya, aku sangat mencintai wanita tua itu sampai membuat diriku sesak ketika tidak bersamanya." ucap nya di akhiri kekehan.
"Baiklah, aku akan pulang. Ingat! Pulang jika ada waktu luang. Aku pamit, son."
"Baik daddy."
Azka tersenyum tipis mengingat betapa cintanya Daddy terhadap mommy nya. Apakah ia bisa berakhir dengan Aluna seperti mereka?

KAMU SEDANG MEMBACA
Ex Possessive
RomansaBijak dalam membaca!! *** "Akh..sa..sakitt Azka." "jangan merintih dan tutup mulutmu,sayang!" ucap laki laki itu dengan tegas. Gadis itu pasrah dengan apa yang dilakukan laki laki dihadapannya.Tubuhnya setengah naked dengan laki laki itu menghisap p...