Part 5

9.3K 235 18
                                    

Happy reaing!

*
*
*

Aluna berdiri di gerbang kampus dengan memangku beberapa buku didadanya sambil menunggu Jovin yang sedang mengambil motor di parkiran.Kaki mungil itu sesekali menendang udara terlihat seperti bosan.Aluna melihat jam di pergelangan tangannya.Sudah lima belas menit Aluna menunggu,tapi Jovin atau bahkan motornya tak terlihat sedikitpun.

"Jovin kenapa lama, ya?" tanya Aluna entah kepada siapa.Gadis itu mencoba mencari ke parkiran namun tidak ada tanda tanda dari orang yang ia cari.

Kening itu berkerut. "Tadi kan Jovin katanya mau ambil motor,tapi orangnya kenapa gada?"

"mungkin ada urusan mendadak kali ya.Jadi gak sempet ngabarin aku." Aluna masih berpikir positif.Mengambil langkah untuk pergi meninggalkan area parkir,Aluna dikejutkan dengan seorang wanita dengan rambut berwarna keemasan.Cantik banget,batin Aluna.

"Kamu Aluna?" tanya wanita itu.Aluna mengangguk kemudian tersenyum sopan. "Iya,kenapa?"

"Ini," wanita itu memberikan sebuah paperbage ke tangan Aluna. "Buat kamu.Dari orang yang kamu rindukan." kening Aluna seketika mengernyit tidak paham akan ucapan wanita di depannya.

"Orang yang aku rindukan?siapa?" tanya Aluna kepada wanita di hadapannya ini.Wanita itu mengangkat bahunya acuh kemudian pergi meninggalkan Aluna begitu saja.

Aluna dengan segala kebingungannya masih belum bergeming dari tempatnya.Masih berusaha mencari siapa yang dimaksud wanita tersebut.Aluna menatap paperbage ditangannya kemudian membukanya mencoba mencari tahu isi di dalamnya.

Pupil mata cokelat itu membesar kala melihat isi di dalam paperbage tersebut.Nafas Aluna tercekat dengan keringat dingin mengucur.Tangan yang memegang paperbage bergetar dengan tanpa sadar menjatuhkan benda tersebut.

Cincin pemberian dari orang itu.Cincin pertanda ia akan tetap bersama orang itu.

"Gak,i-ini gak mungkin.Dia gak t-tau aku disini." ucap Aluna dengan terbata bata.Tubuhnya gemetaran dengan keringat dingin yang semakin banyak.

Aluna takut.Ia takut jika harus berhadapan lagi dengan orang itu.Aluna sudah pergi jauh,kenapa orang itu tahu keberadaannya?

Tidak.Aluna harus pergi dari kota ini sebelum orang itu membawanya ke kehidupannya lagi.Aluna tidak mau.

Flashback.

Tubuh mungil itu berdiri dengan kepala menunduk kebawah.Entah apa yang ia lihat dibawah sana,seolah olah ada yang lebih menarik.Kedua tangannya saling bertautan.Gugup dan takut itulah yang dirasakan gadis itu.Tak berani menatap ke depan.Ke arah orang yang berdiri menjulang tinggi di depannya.

"Angkat kepalamu, Aluna!" suara berat milik lelaki dihadapannya mampu membuat Aluna mengangkat kepalanya.

"Aku tak suka melihat gadisku menunduk!hanya orang rendahan yang menundukkan kepalanya.Kau paham?"

"Iya,maaf."

"Sekarang kemari." Aluna mencoba berani menatap mata tajam yang selalu mampu membuatnya tak berkutik.

"Apa?" tanya Aluna tak mengerti.Lelaki dihadapannya seketika berdecak marah.

"Jangan seperti gadis bodoh,Aluna.Datang kemari.Kepelukanku!" Aluna menuruti.Tubuh mungilnya habis tak terlihat di dekap oleh tubuh besar dan kekar lelaki itu.Aluna mencoba menahan nafasnya.

"Kau milikku, Aluna."

"Katakan!katakan kau milikku,sayang." lelaki itu mencoba menggoda Aluna dengan menggigit kecil telinga Aluna.

Ex PossessiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang