part 14

3.7K 101 6
                                    

Happy reading

Azka memandangi wajah putih kecil di bawahnya dengan tatapan lembut. Ia pandang setiap sudut wajah gadisnya. Bibir mungil berwarna peach, hidung mungil nan mancung, mata bulat serta wajah mulus bersih.

Azka tidak akan pernah bosan memandangi wajah orang yang sangat ia cintai. Cinta pertamanya yang berhasil memenuhi hatinya. Orang yang pertama kali membuat debaran dijantung nya sehingga menimbulkan rasa obsesi. Tangannya terangkat mengusap rambut Aluna mengelus lembut kemudian turun menyentuh dahi, mata hidung kemudian berakhir di bibir Aluna yang sedikit terbuka.

Azka menatap lama bibir tersebut, dengan perlahan ia mendekatkan wajahnya menyatukan bibirnya dengan bibir Aluna. Awalnya hanya ciuman tipis yang seketika berubah menjadi ciuman menuntut membuat Aluna melenguh. Azka yang mendengarnya langsung eraksi di bawah sana.

"Shit"

Azka mengubah posisi menjadi menindih Aluna tanpa memutus ciumannya. Ia semakin rakus melahap bibir mungil itu tanpa sadar membuat sang empunya membuka mata terkejut.

"Kak.."lirih Aluna susah payah.

Aluna yang tanpa sadar membuka mulutnya,malah membuat kesempatan bagi Azka untuk lebih memperdalam ciumannya. Aluna kewalahan melawan ciuman Azka yang terkesan kasar dan menuntut. Lidah Azka mengabsen setiap inci mulut Aluna tanpa jijik sedikitpun. Membawa lidahnya berperang dengan lidah Aluna dan Saling bertukar Saliva.

Tangan kanannya menggenggam kedua tangan Aluna ke atas. Tangannya yang satu mencoba membuka piyama tidur Aluna.

"Kakhh.." Aluna mencoba menyadarkan Azka yang seperti sudah bernafsu menatapnya. Ia juga sudah mulai kehabisan nafas.

Azka yang tersadar seketika menghentikan. Ia pandangi bibir Aluna yang memerah dan sedikit bengkak karena ulahnya. Nafas Aluna memburu dengan dada naik turun dan bibir sedikit terbuka yang mencoba meraup oksigen sebanyak banyaknya. Ia masih belum bisa menyentuh Aluna lebih jauh. Akan ada saatnya ia melakukan itu pada Aluna.

"Bersiaplah. Kita akan pergi ke suatu tempat." Setelah mengatakan itu Azka menjauhkan dirinya dari Aluna dan berjalan keluar kamar tanpa menunggu respon Aluna.

Aluna menatap heran Azka yang pergi begitu saja tanpa menjelaskan apa yang ia lakukan barusan. Ditambah ia menyuruh Aluna untuk bersiap. Pergi? Ke suatu tempat? Senyumnya mengembang.

Tanpa pikir panjang ia menyiapkan pakaian yang terbaik untuk di kenakan keluar nanti. Kesempatan yang tidak akan datang dua kali baginya. Azka mengajaknya keluar.

"Aku harus segera bersiap biar dia tidak mengamuk." dengan cepat Aluna berlari memasuki kamar mandi.

Lima belas menit di kamar mandi, Aluna memakai pakaian terbaik yang ia pilih tadi. Ia akan sedikit berdandan hari ini. Aluna Menaburkan bedak tipis kemudian memakai sedikit lip stain pada bibirnya. Tak lupa pita rambut yang menjadi ciri khas gadis manis itu.

 Tak lupa pita rambut yang menjadi ciri khas gadis manis itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 28, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ex PossessiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang