~benar, jika sudah basah, lebih baik sekalian menyelam~
*Raja memarkirkan mobilnya di satu-satunya spot kosong di ujung, di bawah pohon rambutan rindang di balik tembok. Ia pasti akan sangat kesusahan saat keluar nanti. Hufft..
Diliriknya arloji ditangannya menunjukkan pukul 6:30 am. Ia tiba lebih awal dari biasanya. Mungkin sampai empat hari ke depan.
Scarlet akan menutup gerbang saat pukul 07:30 am. Namun di "hari spesial" maju pada pukul 07:15 am.
Alasannya? Ujian Scarlet. Atau biasa disebut Scarlet's Exam. Ujian rutin dua bulan sekali dari pihak sekolah.
Meskipun hanya tingkat sekolah, tetap nilainya sangat berpengaruh pada nilai semester. Karena termasuk dalam kriteria raport.Terlebih 85% soal yang diujikan bisa dipastikan akan muncul pada try out atau ujian berskala yang lebih tinggi.
Memang apa yang tak bisa dilakukan sekolah "spesial" ini?
Bahkan siapa yang akan juara atas pun sudah bisa diprediksi.Dan benefit paling wow adalah, juara umum Scarlet's Exam dengan akumulasi nilai paling tinggi akan mendapat beasiswa penuh ke luar negeri. Kuotanya limit hanya untuk peringkat satu dan dua.
.
Raja menatap hampa kearah kaca depan. Tak ada yang ia takutkan sebenarnya, hampir dua tahun ia berada di Scarlet, peringkatnya memang selalu pasang surut sesuai keyakinan dan kemampuan ia mengerjakan. Toh ia bukan anak yang mengharapkan beasiswa.
Tapi ada hal lain yang sangat mengganjal di pikirannya setelah pertemuan terakhirnya dengan salah satu siswa SMA tetangga. Abian.
.
"Pasti ada alasan kenapa saudara lo nyimpen data nilai orang lain. Gak guna banget men"
"Mereka temen, it's so simple"
"Kenapa cuma anak ini, kenapa temen yang lain nggak?"
.
Abian benar, memang tak seharusnya ia masuk kedalam privasi saudaranya. Meski ia juga sadar, ada sesuatu yang aneh dari deretan nilai yang tersusun vertikal itu.
Ia coba ingat tanggal dipojok dokumen, itu dua tahun yang lalu. Sebelum ia menyandang sebagai siswa di Scarlet. Tapi entah kenapa, data itu sangat mengusik pikiranya.
Tok tok tok
Sebuah ketukan cepat dari pintu mobil sebelah kiri. Seorang perempuan kepang kuda dengan rambut depan yang ia biarkan menggantung diujung kedua pelipisnya. Ia juga merias dirinya tipis dengan lip tint pink.
Raja urungkan niatnya melepas safety belt dan menekan kunci pintu mobil, membiarkan perempuan itu masuk duduk di sampingnya.
"Nih.."
Raja meraih beberapa kertas A4 yang sudah tertata rapih dari tangan mungil perempuan itu. Dibukanya satu persatu perlahan.
"Itu ringkasan materi dari tempat bimbel. Lo beneran gak akan balik lagi?"
Ia ingat, sudah memutuskan untuk berhenti bimbel sedari mulainya tahun ajaran baru. Ia rasa ia semakin lelah dengan rumus-rumus dan materi yang sudah ia makan 9 jam di sekolah. Tak mau lagi ada tambahan. Ia benar-benar akan kembung.
"Kok lo masih kasih gue? Kitakan juga saingan"
Raja meletakkan lembaran itu ke atas dashboard.
"Why? Toh nilai lo gak akan bisa ngalahin gue" pungkas cewek itu dengan senyum miring diakhir.
Raja hanya menanggapinya dengan tawa kecil di ujung bibir. Lalu kembali terdiam.
Merasa cowok itu tak dapat diganggu, lantas tangan si gadis kepang kuda itu sudah meraih gagang pintu mobil untuk keluar.
Tertahan.
Tanpa jeda, tangan sang atlet basket terlebih dahulu menariknya lebih dekat ke arah jok sopir. Hal yang tak pernah dibayangkan sebelumnya pun terjadi.
Sebuah kecupan mendarat di bibir ranum pink perempuan itu. Seketika matanya membulat, darah seolah berhenti mengalir, jantung seolah berhenti memompa dan udara yang semakin sesak.
AC mobil ini menyala, tapi tak membantu apapun, kini bisa ia rasa degup jantungnya mulai berjalan namun dua kali lebih cepat, membuat panas mulai menjalar keseluruh tubuhnya.
Ia beranikan diri menatap mata lelaki yang masih terpejam di depan matanya. Tanpa ragu, entah kerasukan setan apa, ia lantas membalas ciuman sang atlet basket.
Bibir mereka saling bertaut.
Dapat ia rasakan sensasi hangat dari bibir Raja begitupun sebaliknya. Dapat Raja rasakan bibir manis yang terlapisi lip tint pink dengan aroma Cherry.Dirasanya genggaman tangan yang semakin longgar. Perlahan naik menyelipkan helaian rambut kebelakang telinga. Degupnya semakin kencang seolah akan meloncat dari rongga dada.
Kini tangan besar itu berada tepat dibelakang tengkuknya. Mendorongnya untuk semakin mendekat mengikis jarak.
Seketika ia ingat, beberapa menit lalu berdiri didepan pintu masuk Scarlet menanti mobil hitam ini masuk. Ia tak menyangka akan dihadiahi hal semacam ini saat didalam.
Entah ini benar atau tidak, toh mereka sama-sama tak mempunyai hati untuk dijaga. Namun yang terasa aneh adalah, hubungan mereka yang selama ini hanya sebatas teman (?)
Maksudnya-ia mencium, tidak! Ia berciuman dengan temannya sendiri?Apakah itu normal?
Disini, di menit ke 36 dari pukul 06. Di dalam mobil hitam di bawah pohon rambutan rindang yang daunnya mulai berguguran keatas atap mobil. Untuk pertama kalinya, es batu itu mencair.
.
.
HOLLA✋
.Jadi siapa tuh yang dicium mas Raja😱 (aku wkwkw)
.Happy reading 💙
*Jangan lupa tinggalkan jejak ⭐
⚠️Stay safe, stay healthy stay with me 😤
See you😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiara's Secret
Teen FictionDitemukannya seorang siswi tak bernyawa di lab kimia setengah tahun lalu, kembali menjadi topik hangat setelah keluarnya sang "juru kunci" dari tempat "pengasingan". ----- Kiara Rachel Ayuda. BUKAN!! Cukup Kiara Rachel. Gadis itu sudah membuang sen...