48. Siapa yang menang?

301 58 184
                                    


.

Happy reading 💙

.

"Bu Ines yang menawarkan, jika ada hal yang ingin ditanyakan, saya boleh datang ke sini sepulang sekolah."

Yang bernama Ines mengangguk dari mejanya, menatap sang siswa yang terduduk lemas di sofa. Ari selonjor kan kakinya di bawah meja kecil. Sudah persis rumah sendiri.

"Masih tertarik bahasan kita sebelumnya?"

Kini Ari yang mengangguk.

"Tangan kamu bagaimana?"

Mengangkat tangan kanannya, meski sendi di sana mandeg, sangat kaku ia gerakan.

"Gak papa. Besok juga mendingan."

Jika Ari adalah anaknya, Ines janji, akan memukul bahu Ari, saat mendengar ucapan enteng itu tanpa beban.

"Bagaimana, kalau kita barter?"

"Barter?"

Sebuah kerutan halus di kening Bu Ines. Ari tegakan duduknya.

"Iya. Sama, kaya yang anda dan Lauren Andersen lakukan."

Dia hanya bocah 17 tahun. Tapi perkataannya sanggup bungkam wanita 39 tahun seperti dirinya? Ines tak mengerti, berapa tebal nyali murid di depannya.

"Maksud kamu? Barter seperti apa yang kamu inginkan?"

Sunggingan kecil di sudut bibir Ari. "Rahasia, dan rahasia," ujar Ari. Bu Ines sepenuhnya geming.

"Bukankah tak adil. Saya tahu rahasia anda, tapi anda tak tahu rahasia saya. Sejujurnya, barter ini hanya menguntungkan saya seorang. Saya ragu..."

Bukan psikopat, tapi bisa Ines rasa, aliran darahnya semakin cepat, hanya dengan menatap balik netra tajam Ari. Kenapa bocah itu terlihat menakutkan.

"... Dr. Ines Rosmaya, Direktur Rumah sakit jiwa Medika kenanga, sekaligus seorang Ibu, dari murid—"

"Ari!" Bu Ines berdiri, kaki kursinya sedikit terdorong ke belakang. Ari masih tenang di tempatnya.

"Jadi anda terima tawaran saya? Dalam barter bersama Lauren, anda hanya dirugikan, karena posisi anda yang mendapat tekanan, ancaman, sudah pasti."

"Kamu sadar, dengan siapa kamu—"

"Kita sama-sama manusia! Saya hanya takut dengan Tuhan. Dan saya harap... Bu Ines juga sama, hanya takut pada Tuhan Bu Ines."

Ines duduk seketika, apa ini sebuah siraman rohani?

"Dan sebagai warga yang BERPENDIDIKAN. Saya harap, Bu Ines juga takut Hukum. Dan bisa pegang sumpah Dokter Ibu."

"Ada kecemasan saat kamu berbicara tidak sopan seperti ini pada saya?"

Ari menggeleng.

Kiara's SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang