8. Scarlet's News

611 130 136
                                    

Cowok itu menarik nafas dalam-dalam sesampainya di depan pintu gerbang besi biru bertuliskan "Scarlet High school". Kedua tangannya menggenggam erat tali tas ransel hitamnya.

Seingatnya, semua sudah ia persiapkan dengan matang. Bahkan ia cek berkali-kali kalau-kalau ada yang tertinggal. Saat ini, ia hanya perlu menyiapkan mentalnya.

"UWOOW..." Mulutnya membulat saat memasuki area sekolah megah itu. Ia hampir kehilangan kata-katanya. Jika di ukur, mungkin gedung ini dua kali lipat sekolah lamanya.

Bangunan yang di dominasi warna putih berlantai empat. Dengan lapangan sepak bola luas di samping kiri dan kolam renang di belakang gedung.

Ia yakin akan ada banyak fasilitas lain yang membuatnya terkagum-kagum didalam. Ia tak tahu harus memfokuskan pandangannya ke arah mana. Karena semua dihadapannya, dulu hanya bisa ia lihat di selembaran brosur atau media promosi lain. Tapi sekarang, dirinya benar-benar menjadi salah satu bagian dari sekolah impian ini.
Bu Najwa memang benar-benar terbaik.

Sebenarnya, bisa dibilang Ari hanya hijrah beberapa langkah saja. Karena Scarlet dan sekolah lamanya adalah tetangga. Haha.

"ARI OYYYY!"

Ari tengah merapikan dasinya itu sontak mencari darimana suara melengking itu berasal.

Nihil, usahanya menemukan orang yang mungkin ia kenal itu tak membuahkan hasil. Terlalu banyak anak-anak yang berlalu lalang di sekitarnya. Semua sibuk dengan urusan masing-masing.

Beberapa kali Ari juga melihat anak yang masih mengenakan seragam putih biru atau seragam SMP lainnya yang sederajat. Jelas sangat sibuk hari ini. Hari penerimaan siswa baru. Tahun ajaran baru dan lingkungan yang baru pula.

Ia benar-benar seperti anak kecil yang kehilangan orang tuanya di keramaian. Disini, di tengah-tengah halaman berlogo Scarlet di lantainya. Hanya memutar pandangannya ke sekitar berharap keajaiban datang padanya. Benar-benar sangat menyedihkan.

"WOY.." sebuah geplakan kecil di bahunya sontak membuat cowok itu terperanjat kaget.

"Kaya orang ilang lo.."

"Eh.."

Keduanya lantas bersalaman dan mendekatkan bahu masing-masing untuk sapaan ala bestie.

"Gue muter-muter nyari ruang guru tapi gak nemu-nemu. Udah nanya, tapi tetep aja nyasar."

"Kenapa gak minta anterin anak-anak aja.." ucap cowok berkacamata yang baru saja mendekat. "Di pintu masuk juga ada denah sekolah".

"Takut ganggu, lagi sibuk banget mereka."

"Oh..nih kenalin..dia Ari, temen yang gue ceritain waktu itu." Cowok bernametage Firly itu menepuk bahu Ari mengkode dengan matanya untuk menyapa dua cowok lain di hadapannya.

"Ari..." Ia kemudian mengulurkan tangannya.

"Vino.."

"David.."

Ketiganya tersenyum simpul. (Begitulah cara mereka saling mengenal.)

"Ya udah, gue anter ke ruang guru, bentar lagi pelantikan senior soalnya."

"Pelantikan senior?"

"Hmm." Cowok dengan dasi yang turun setengah itu mengibaskan rambut depannya saat segerombol cewek melintas di samping mereka.

Kiara's SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang