42. In the Name of Love

288 62 239
                                    


Baca dengan posisi ternyaman kalian, karena bab ini panjang:)
Eh, biasanya juga panjang deng hihihi

Happy reading 💙

.

"Balas dendam paling ampuh. Biarin musuh menang, lalu jatuhin sampai bawah." Bisma mengulang kalimatnya tempo hari pada Vino. Kali ini, pada temannya yang lain.

Mereka yang mendengar mengangguk setuju.

"Selama ini... Lauren junjung tinggi harga dirinya, jabatannya, membual ke semua orang tentang kekuasaannya. Jadi..."

"Cara buat jatuhin dia, buat Lauren malu. Sampai gak nemuin lagi harga diri yang tersisa."

"Gimana?"

Jeda, lagi. Berkali-kali diam, berbicara, lalu hening lagi. Nyatanya, atmosfer sekitar belum normal, setelah perdebatan beberapa saat lalu, dengan Ari.

Suara keyboard mengisi udara ruangan. Sumbernya, dari jemari sang hacker yang asik push rank.

"Waktu yang tepat. Nanti.. Tri Lingga. Saat di mana Ayah, bener-bener harus sempurna, sebagai tuan rumah," ucap Sonya. Sedikit tersenyum, seolah terpancar, binaran kemenangan di matanya.

"Jadi, lo bakal lakuin itu pas Tri Lingga?"

Sonya mengangguk, "Pas pembukaannya. Harus dibuka... dengan yang spesial."

"Lusa. Terus gimana lo?!"

Sonya mendekat ke arah Ratu, menggenggam kedua tangan sahabatnya. "It's okey. Gue tau apa yang bakal gue lakuin. Gue bisa persiapan bawa Mamah pergi, ketawa bareng, liat Lauren hancur di depan mata."

"Nya..." Refleks Ratu, Valen dan Sonya berpelukan bak Teletubbies di tengah sofa. Mereka, yang berada di sana juga, ikut merasakan leganya, sekarang.

"Kekacauan sekali lagi, yang lebih besar. Dan gue pastiin, dia nerima akibatnya!"

.

Gadis berkuncir kuda, baru saja dudukan dirinya pada sofa panjang. Ia letakan tas selempangnya di atas meja. Mulai memutar mata ke seisi ruangan.

Didominasi warna putih, dengan berbagai bingkai foto menggantung. Lukisan, dan beberapa benda antik pada lemari kacanya.

Lima menit lalu, seorang pria paruh baya menyuruh Kiara masuk. Anggap saja seperti rumah sendiri. Karena Kia pun ingat, dulu, sering keluar masuk rumah Samuel tanpa ijin.

Ya.. begitulah mereka. Sangat dekat. Anyelir Squad, menganggap tempat satu-satunya lelaki dalam circle adalah markas. Terlebih orang tua Sam yang sering habiskan waktu di rental, bukan di rumah.

"Kiara!"

Yang dipanggil mendongak. Kia tersenyum, menatap dia, yang menuruni anak tangga, dengan sweater pink ciri khasnya. Racquel.

Tak lama setelahnya, seorang pemuda lain ikut turun, menggulung lengan sampai siku.

"Hai!" sapa Kiara. Canggung, berdiri dari duduknya.

Kiara's SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang