33. Awal kegilaan

323 63 170
                                    


Happy reading 💙

.


Kringgg.....

Bunyi kebebasan.

Tak ada yang lebih merdu, dari bel istirahat dan bel pelajaran selesai di sekolah neraka ini.

Deru langkah mulai terdengar disepanjang koridor bahkan saat Kiara baru saja berdiri dari duduknya. Sebahagia itukah mereka?

Kiara menjadi siswa terakhir yang keluar dari 11 IPA 2, segerombol siswi terlihat saling berbisik, berjalan cepat bahkan setengah berlarian ke arah berlawanan dari kantin.

Kia mengernyitkan dahi, bertanya apa yang mereka kejar? Ada bazar murah? Batinnya saat ini. Sebelum sebuah tarikan membawanya keluar dari ambang pintu— tanpa penolakan— Kia justru santai mengikuti arah sang penarik yang bahkan ia tak tahu mau kemana.

"Ke kantin?" tanya Kia di tengah jalannya.

"Nggak. Rame. Bosen," jawab lelaki itu singkat. Tatapannya masih lurus ke depan, tangan kanannya masih menggenggam tangan Kiara, sedangkan tangan yang lain ia masukan ke saku celana.

"Lo mau bawa gue kemana?"

"Sstt.."

Kedua remaja itu lantas berhenti di belokan, sedikit membungkuk di belakang tembok yang menghalangi mereka pada sebuah ruangan yang memang— harus mereka lewati saat menuju rooftop.

Rooftop.
Tujuan Ari membawa Kiara saat ini. Ada jalan lain sebenarnya, tapi posisi kelas Kia yang terletak di pojok, lebih mudah dan singkat melewati ruang Kepala Sekolah untuk sampai.

"Madam Anye?" tanya Kia berbisik. Lelaki yang dituju mengangguk.

Atensi keduanya benar-benar tak dapat dialihkan dari seorang wanita tinggi langsing bak top model dengan balutan suit hitam dan rok ketat selutut. Sepatunya yang tinggi menambah kesan elegan nan anggun dari sosok itu.

Di belakangnya, ada dua pria berjas hitam serta wanita yang lebih muda, mungkin sekitar akhir dua puluhan menenteng dua tas branded, yang Kiara tebak— milik madam Anye.

"Tumben kesini?"

"Turnamen Tri Lingga," jawab Ari.

Keduanya lantas kembali berjalan melewati ruang Kepsek setelah beberapa detik menunggu pintu itu benar-benar tertutup.

"Sekarang gue ngerti, kenapa SMA Rinjani terkenal sama siswinya yang cantik-cantik— kepala sekolahnya aja udah kaya Miss Universe."

"Bener, yang paling ditunggu selain match antar sekolah, siswi Rinjani bakal jadi fokus utama tiap mereka jalan. Satu langkah, bisa melemahkan akal sehat kaum adam— "

Plakk..

"Aww..apaan sih lo! "

"Sorry, ada nyamuk," ucap Kia datar—Sejujurnya, ia hanya ingin memukul Ari saja—

Ari meringis mengusap lengannya yang sudah dua kali kena geplakan Kiara— pertama, malam tadi. Benar-benar harus mental baja setiap dekat dengan Kiara.

Kiara's SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang