Happy reading 💙
.
Gadis bersweater ungu itu lantas dudukan dirinya pada sebuah kursi panjang dibelakang meja plastik. Manik hitamnya fokus pada lelaki berhoodie hitam yang tengah mendekat membawa dua buah cup mie dengan kepulan asap yang mengudara.
Lalu duduk diseberangnya.
"Ibu lo bilang buat makan, malah nge-mie."
"Mie juga makanan," jawab Kiara sekenanya. Matanya sudah terbuka lebar siap menerima sodoran satu cup mie panas dari tangan Ari.
Kedai kopi. Benar. Dua remaja ini putuskan berhenti pada sebuah kedai kopi bertenda biru dipinggir jalan. Ada macam-macam gorengan dan ragam makanan kecil lain pendamping kopi, tapi fokus dua remaja ini— mie cup.
"Kia belum makan malam, nanti dijalan mampir makan ya."
Itu dia titah sang Ibu tiri. Sebelum melepas sang putri pulang setelah insiden "teror" beberapa jam lalu. Walau berat, Kiara keukeh untuk pulang ke kosan.
"Jadi gimana akhirnya? Tindakan apa yang bakal diambil Om Yuda?"
Seketika Kiara mengehentikan aktifitasnya menyeruput Mie. Memandang datar cowok di sebrang yang masih asik mengaduk bumbu.
"Entah. Kayanya polisi," jawab Kia akhirnya. Kembali fokus pada mie-nya.
"Bagus dong, gue siap kalau harus jadi saksi."
"Tapi Ri, lo beneran— "
"Lo pikir gue bohong? gue gak mungkin bohong disituasi kaya tadi Ki. Gak lucu."
"Iya tau, tapi— bener-bener gak masuk akal. Dia ilang, gitu aja, kaya ditelen bumi? C'mon, gak ada Doraemon di dunia nyata yang punya pintu kemana aja. Masa— dia bahkan gak kelacak di CCTV."
"Mba Kiara keluar pukul 19.37, lalu kejadian sekitar pukul 19.43. dan, gak ada aktifitas di area gerbang sebelumnya kecuali mang Ujang yang bolak balik dari warung," jelas salah satu pria berbadan besar menuduhkan layar laptop. Dengan rekaman hitam putih didepan gerbang.
"Bener. Saya inget, semua orang di dalam rumah, cuma saya yang keluar masuk buat beli bumbu dapur yang kurang. Dan selalu inget buat kunci gerbang Pak."
Semua mata kini tertuju pada pria paruh baya berbadan kecil yang nampak sekali gusar, keringat juga berjatuhan di keningnya sedari tiba.
"Maaf Pak, harusnya saya perbaiki CCTV teras secepatnya, dan kejadian ini gak akan terjadi— "
"Mang Ujang, gak salah kok. Udah takdirnya kena musibah," ucap Amelia pelan saat penjaga kebunnya bersimpuh di lantai. Nampak rautnya sangat ketakutan dan khawatir. Beruntung, keluarga Ayuda dikenal sangat memanusiakan "pekerja" mereka.
"Bener. Udah musibah."
"Dan lebih anehnya, dia lolos dari CCTV belakang rumah. Kalau yang lo bilang bener si laki-laki jaket item itu, berarti dia keluar lewat belakang dan otomatis ketangkep CCTV, tapi..gak ada."
"Gak ada hal mencurigakan juga di belakang rumah kecuali Mayang yang sempet cari kucingnya di bunga-bunga."
"Ada titik dimana emang kita gak masang CCTV, tapi— saya pikir cuma keluarga kita yang tau, karena memang, agak susah ditembus," Ayuda membuka kata pertamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiara's Secret
Teen FictionDitemukannya seorang siswi tak bernyawa di lab kimia setengah tahun lalu, kembali menjadi topik hangat setelah keluarnya sang "juru kunci" dari tempat "pengasingan". ----- Kiara Rachel Ayuda. BUKAN!! Cukup Kiara Rachel. Gadis itu sudah membuang sen...