Bulan Sabit

2.2K 310 14
                                    

Xiao Zhan rasanya ingin muntah, mengingat bagaimana sepotong daging yang lezat itu ternyata adalah bagian dari tubuh hewan yang sama sekali tak pernah terbayangkan akan menjadi santapannya.

Xiao Zhan merebut gelas bambu dari tangan monyet besar yang duduk dengan kaki terbuka. Xiao Zhan berlari ke arah pohon besar, menadahkan gelas itu pada dasar gerabah. Menunggu air penuh lalu meminumnya dengan cepat.

Ia duduk dengan tegak di lencak. Menarik napas dalam-dalam untuk meredakan rasa mual. Membayangkan hewan dengan duri tajam di sekujur tubuhnya, membuat Zhan merinding, sebab dagingnya telah ia makan dengan sangat nikmatnya.

Suara Yibo yang melompat dari dahan pohon ke tanah, membuat Zhan kaget. Perasaan itu menimbulkan reaksi kimia yang membuat syarafnya menegang dengan cepat, dan melemah seketika. Perubahan sistem tubuh yang tak terduga membuat mual di perut Zhan tiba-tiba mereda.

Ia mengembuskan napas lega, melirik ke arah Yibo yang tertawa tanpa dosa. Ia memperlihatkan perutnya yang berbentuk kotakan, menepuknya pelan. Artinya Yibo sedang lapar.

Ia mendekati King kong yang baru selesai membakar daging berukuran dua kali lebih besar dari daging landak tadi. Yibo hampir mengeluarkan air liurnya melihat itu, ia mengikuti langkah King kong di belakangnya yang membawa daging yang sudah dibakar itu ke dekat Zhan.

Tanpa dikomando, Zhan langsung menghindar. Memilih menjauh dari sana, dan duduk di akar besar yang menonjol di tanah, dari pohon besar yang menjadi pusat dari pekejaan dapur si king kong.

Xiao Zhan memandang manusia berjenis kelamin pria, yang sedang lahap mengunyah daging bakar yang besar. Sesekali ia merebut pisang dari para kera yang berada di sekitarnya, menertawakan mereka yang tidak cukup waspada dari serangan Yibo.

Tanpa sadar Xiao Zhan ikut tertawa melihat tingkah mereka. Sesuatu yang lucu dan menyentuh hatinya secara bersamaan. Xiao Zhan menepis rasa aneh yang tiba-tiba datang. Ia memalingkan wajahnya, tidak lagi melihat ke arah Yibo.

Matanya bertemu pandang dengan bola mata king kong yang bulat hitam. Hewan tersenyum lembut ke arahnya.
"Kau akan kembali ke tempat asalmu tak lama lagi," ucapnya.

Xiao Zhan menatap mata king kong, ada sesuatu yang meneduhkan di sana. Namun, juga ada banyak rahasia yang tersimpsn.

Xiao Zhan kembali melihat Yibo yang berebut makanan dengan para kera. Hati Zhan mencelos, ia terlalu memikirkan Yibo belakangan ini.

Ingin membawa Yibo pergi dan tinggal bersamanya sebagai saudara. Zhan merasa lega dengan ucapan hewan besar yang mengklaim dirinya sebagai ayah Yibo, bahwa tak lama lagi, Zhan akan kembali ke dunia asalnya.

Akan tetapi, di sisi lain Zhan mencemaskan Yibo. Dalam hati kecilnya ia keberatan, jika pria setampan Yibo dengan wajah bak model majalah terkenal, harus berada di hutan belantara tanpa teman berupa manusia juga tanpa pengetahuan yang akan membimbing hidupnya.

.
.

Jaehyun berdiri di depan gambar Bibi Candeni. Menatap matanya yang seakan berbicara. Melihat dari sudut mata perempuan itu tentang peristiwa yang mengawali kisah ini.

Setelah pemuda manis yang mengaku cucu satu-satunya dari peramal itu mengenalkan diri sebagai Taeyong, seorang bayi terlantar yang diasuh si peramal hingga remaja.

Kenyataan lain tentang Bibi Candeni, ia tak pernah menikah, tak pernah memiliki keturunan. Sesuatu yang hanya diceritakan Taeyong pada Jaehyun.

Sebab, Taeyong yakin Jaehyun adalah orang yang sama yang diceritakan neneknya, bahwa : "Pria yang kulitnya sama denganmu akan membawa Zhalima."

Jaehyun mulai membuka pikiran, untuk menerima segala penjelasan bahkan cerita-cerita yang tak masuk akal. Tentang sebuah suku di pedalaman yang tak mau bertemu siapapun.

Mereka hidup di pulau terpencil, mengasingkan diri dari peradaban dunia. Tak pernah ada yang berhasil menginjakkan kaki di sana. Mereka akan diusir sebelum mencapai garis perbatasan tepi pantai menuju pulau.

Rombongan ilmuwan dan arkeolog, gabungan dari Eropa dan Asia. Datang dengan kapal dan helikopter secara bersamaan.

Tujuannya untuk mengalihkan para penduduk pulau dari fokus mereka menjaga pantai.

Kapal masuk melaui arah barat dengan membawa bendera hitam dengan gambar bulan sabit. Para penduduk di pulau itu memiliki kepercayaan menyembah Dewa Bulan. Bukan sembarang bulan, melainkan bulan sabit yang terbit 15 hari sekali.

Mereka percaya pada kisah dewa bulan, yang dihukum oleh Dewa Siwa. Dewa bulan akan menyerap energi bumi dan menjadi bulat sempurna untuk menerangi alam. Di saat masa hukumannya datang, ia akan membagikan berkahnya pada manusia, sehingga tubuhnya menjadi lebih kecil dan berubah bentuknya seperti sabit.

Itulah yang mendasari penduduk pulau sentinel sangat menghormati Dewa Bulan. Saat di langit terbentuk bulan sabit, mereka akan ramai-ramai berdiri di tepi sungai atau danau, untuk melihat penampakannya.

Melakukan puja dan lagu-lagu yang menganggungkan nama sang dewa, agar mendapat berkah.

Di saat bulan sabit pula, pasangan pengantin baru akan memulai masa pelepasan birahi. Dengan harapan, mendapat keturunan yang baik berkat restu dari dewa bulan.

Setelah semua cerita yang disampaikan Taeyong barusan. Jaehyun masih tidak menemukan titik terang dari kisah yang melatar belakangi hilangnya guru Zhan.

Apa hubungan Zhan dengan Dewa Bulan, hingga ia menghilang dengan cara misterius? Apakah Zhan disembunyikan di suatu tempat di galaxy? Ah, itu terlalu tak masuk akal, yang lebih tidak masuk akal. Apa hubungan Jaehyun dengan semua peristiwa yang diceritakan cucu Bibi Candeni?

.
.

Xiao Zhan mengekori king kong yang berjalan ke sungai membawa banyak kelopak bunga dan dedaunan yang tidak pernah Zhan jumpai di kota. Bunga-bunga berwarna coklat, navy, lilac, jingga yang tidak berbentuk seperti mawar.

Wang Yibo berjalan di belakang Zhan, dengan tangan yang bertumpu pada tanah. Kaki yang sedikit melompat setiap kali melangkah. Yibo sangat patuh pada King Kong, saat ia meminta Yibo tidak berisik. Dengan sangat baiknya, suara auooo yang biasa diteriakkan Yibo di siang hari lenyap seketika. Berganti suara kaki yang beradu dengan bebatuan kecil di tanah. Ngilu sekali Zhan mendengarnya.

Di tepi sungai yang jernih, bulan sabit memantulkan cahanya di air yang tenang. Suara-suara terasa lebih sunyi dari biasanya. King kong berdiri di tepi sungai, memandang jauh ke atas langit. Ia mengaduk-ngaduk kendi kecil yang ia bawa. Mulutnya yang besar berbicara pada bulan.

Xiao Zhan melihat dari samping, bagaimana hewan besar itu melakukan puja pada Dewa Bulan. Xiao Zhan tertarik untuk meneliti hal tak biasa yang dilakukan hewan ini.

Zhan berganti memandang sosok Yibo yang lebih tertarik pada pantulan bulan di air sungai. Ia menggaruk kelalanya sendiri, lalu menoleh ke atas mencari bulan sabit yang sebenarnya ada di langit.

Ia melihat ke arah Zhan dan tersenyum. Tangannya menunjuk bulan, lalu kedua tangannya disatukan di dada membentuk simbol love. Sungguh Zhan tidak tahu, jika manusia kera yang bahkan tak tahu cara mengucapkan namanya. Bisa dengan mudah menunjukkan simbol cinta pada Zhan.

Sejauh Zhan tinggal bersama kedua makhluk ini. King kong memiliki 100 persen tubuh dari seekor kera besar, dengan komposisi otak dan kebiasaan layaknya manusia pada umumnya.

Zhan semakin penasaran setiap harinya pada dua makhluk dengan keunikan yang berbeda. Manusia yang terjebak dalam tubuh king kong, dan kera yang terjebak di dalam tubuh manusia.

Apakah ini suatu kebetulan, atau ada rahasia di balik itu semua?
Bagaimana jika ternyata mereka adalah dua jiwa yang tertukar?

Jawabannya adalah ....







Tbc.







Penasaran kan ....
Pdf ready
35k

TarZhan(xXx) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang