Hilang

1.6K 215 18
                                    

Xiao Zhan terbangun di atas tempat tidurnya. Perasaanya terasa sangat lega, tapi tubuhnya terasa lelah dan bagian pinggang hingga ke bawah seperti baru saja diremukkan.

Ia menggeliat tak nyaman, oleh rasa lengket yang memenuhi paha dan sekitar bokongnya. Tangannya mencoba menyingkap selimut, dan terlihatlah pemandangan yang membuat ia berteriak kalap. Membuat Lucas dan Haoxuan yang tidur di kamar sebelah, terbangun oleh suaranya.

Xiao Zhan melihat tubuhnya yang telanjang, tanpa sehelai benangpun. Bercak merah yang memenuhi dadanya, dan sperma yang setengah mengering memenuhi paha bagian dalamnya.

Apa-apaan ini? Aku yakin semalam hanya berfantasi. Gerutu Zhan dalam hati.

Ia lekas menoleh ke jendela kamar, yang syukurlah masih tertutup rapat, dengan gorden yang lengkap. Zhan mengelus dada, ia pasti sedang mimpi basah, sampai tak sengaja mengalami ejakulasi. Tapi, bercak merah ini asalnya dari mana?

Zhan segera bangkit dan berlari kemar mandi. Melihat ke cermin, bahunya yang juga terdapat bekas kecupan warna keunguan.

Kenapa bisa begini. Gawat jika warnanya tidak bisa pudar, seminggu lagi aku akan menikah. Siapa yang melakukan ini padaku?

Zhan yang memang sudah telanjang, menghidupkan shower air panas. Mengambil sedikit sabun cair dan menggosok badannya dengan penggosok kaki yang sedikit kasar. Ia berharap jejak-jejak di tubuhnya hilang. Tapi sayang itu tak berhasil, kulitnya justru terlihat kemerahan dan terasa perih.

Zhan menghentikan aksinya, ia mandi dengan tergesa. Tak sempat mencuci rambutnya. Setelah selesai dengan ritual pagi, lengkap dengan menggosok gigi. Ia pun ke luar dari kamar mandi, membuka lemari untuk mencari pakaian.

Saat melihat pakaian yang tertata rapi di lemari, ia jadi ingat. Bahwa semalam ia masih berpakaian lengkap saat masuk kamar. Kemanakah pakaiannya semalam. Ia tidak bisa menemukannya di setiap sudut kamar.

Begitu ia menoleh ke jendela. Ingatannya kembali datang. Saat ia berfantasi semalam. Ia menanggalkan pakaiannya di balkon, dan mejatuhkannya di lantai begitu saja.

Zhan memakai bajunya, dan tergesa berlari ke arah balkon setelah semua pakaian terpasang pas di badannya. Begitu ia membuka jendela, pemandangan di balkon membuat mulutnya menganga.

Bukan hanya pakaiannya semalam yang tergeletak di sana, tapi juga kain motif macan yang biasa dipakai Yibo yang berada di lantai. Juga tetesan sperma yang mulai mengering oleh angin.

Xiao Zhan menutup mulutnya tak percaya.

Apakah semalam itu nyata? Bukan fantasi dan imajinasi. Apakah itu benar-benar Yibo yang mengagahinya? Hanya author dan bulan yang tahu.

.
.

Jaehyun duduk di meja makan dengan tenang. Senyumnya pagi ini berbeda, ia menggenggam tangan Taeyong di bawah meja sambil menyuapi mulutnya dengan nasi.

Jenie tidak terlihat ceria sama sekali, beberapa kali ia menjatuhkan garpu karena makan dengan kesal. Pelayan tidak masalah harus bolak balik dapur untuk mengambilkan garpu. Namun, Nyonya Yun tersulut emosi melihat tingkah Jenie.

"Jangan bersikap kekanakan. Kau akan menikah bukan dibuang. Lagipupa Zhan itu pria yang baik dan bertanggung jawab!"

Jenie melempar garpunya ke tengah meja, selera makannya mendadak hilang mendengar ucapan ibunya. Ia beringsut pergi dari ruang makan dengan menghentakkan kaki. Nyonya Yun berniat mengejarnya. Namun, Yunho dengan sikap bijak mencoba mencegah emosi sang istri.

"Biarkan saja, biar nanti aku yang bicara!"

Meja makan kembali tenang, Jaehyun tersenyum samar-samar. Untuk menyelamatkan masa depan adik dan keluarganya, ia sudah menyusun rencana. Satu rencananya telah berhasil, tinggal menunggu proses menuju akhir yang ia inginkan.

TarZhan(xXx) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang