Pagi yang cerah di Bikini bottom, ah bukan ... maksudku di lereng gunung Everest. Beberapa pria dewasa dengan kumis tebal seperti inspektur Ladu Sighg, memakai kaos merah bertuliskan SAR di punggungnya, tengah sibuk menyusuri hutan. Mereka berpencar ke segala arah. Tujuannya satu, mencari keberadaan Xiao Zhan, guru tampan yang hilang 3 hari yang lalu.
Iya, ternyata sudah 3 hari pria itu menghilang. Tapi belum ada tanda-tanda keberadaannya, sampai Luccas dan Haoxuan harus turun meminta bantuan penduduk setempat, dan tim penyelamat di sana.
Jaehyun memilih tidak ikut mencari, ia tinggal di rumah bibi Chandeni untuk sementara, dengan alasan mencari sinyal agar bisa menghubungi ayahnya di Korea. Juga mengabari adiknya, bahwa tunangannya sekaligus calon suaminya telah hilang di tengah hutan, dan saat ini belum ditemukan.
Ayah Jaehyun sangat khawatir mendengar kabar itu, ia langsung menghubungi kedutaan besar Korea yang berada di Pakishtan dan India. Meminta mereka untuk mencari menantu kesayangannya lewat udara, menggunakan helikopter. Semua biaya akan ditanggung oleh ayah Jaehyun, yang terpenting menantunya yang tampan dan menggemaskan itu segera ditemukan.
Sementara adik Jaehyun? yang belum aku sebutkan siapa namanya, mendengar kabar dari kakaknya, bahwa tunangannya hilang. Ia menjawab dengan suara datar, "Menjaga diri saja dia tidak becus, bagaimana dia mau menjagaku?"
Wanita itu menutup telpon setelahnya, lalu melanjutkan acara berburu pakaian baru di sebuah boutique yang baru saja mengeluarkan koleksi terkini untuk musim semi..
Xiao Zhan duduk di kursi yang terbuat dari batang kayu bulat, seukuran bokongnya yang dipotong sesuai tinggi meja. Serat kayu melingkar seperti obat nyamuk bakar cap tiga roda. Warnanya coklat tua serasi dengan meja bundar besar yang terbuat dari akar pohon bringin ukuran raksasa.
Xiao Zhan memperhatikan hidangan di meja, yang disajikan di atas daun talas, serta daun pisang yang dihampar menjadi taplak. Cangkir minum terbuat dari potongan bambu, dan teko airnya dibuat dari bambu bambu yang dikuliti, dan diambil bagian luarnya, lalu diikat dengan ranting pohon beringin, disusun menyerupai eskan.
(Eskan, adalah tempat air dari plastik yang memiliki bentuk tabung, dengan pegangan, seperti pegangan pada gelas mug)
Ada seorang pria bersamanya, disebut pria karena bentuk badannya yang sangat maskulin seperti bentuk tubuh Jaehyun dan Luccas, tapi kelakuan pria ini justru mirip orang utan. Ia tidak berbicara dengan bahasa manusia, namun berbicara menggunakan bahasa seperti suara monyet. Ia terus menggaruk kepala, memakan pisang, lalu menepuk-nepuk perutnya setelah kenyang.Ia melompat, bukan berjalan layaknya Xiao Zhan berjalan. Menaiki satu dahan dan terbang ke dahan lainnya menggunakan ranting pohon yang bergelantungan. Xiao Zhan mengikutinya di belakang, kata induk king kong bernama Nandhu, pria itu akan mengantar Xiao Zhan ke tempat pemandian.
Nandhu adalah kera besar, lebih besar dari orang utan, dan lebih tinggi dari Xiao Zhan. Entah dari mana asalnya, atau bagaimana Tuhan menciptakannya, sehingga makhlus yang jelas-jelas berjenis hewan itu bisa menguasai bahasa internasional. Xiao Zhan kaget pada awalnya, ia pingsan berkali-kali tiap mendengar Nandhu berbicara. Tapi kini ia mulai terbiasa, justru menjadikan ini sebagai objek penelitian baginya. Termasuk yang paling menarik adalah pria tampan, berambut panjang, dengan celana dalam motif macan yang bertingkah seperti orang utan.
"Boo boo.... " pria itu menepuk dadanya memperkenalkan diri. Xiao Zhan kini tahu cara memanggil pria misterius ini, ternyata nama panggilanya 'Booboo'.
Xia Zhan mengikuti Booboo di belakang yang berjalan dengan kaki dan kedua tangannya. Xiao Zhan mengamati Booboo, dari caranya melangkah, dan caranya berkomunikasi dengan hewan lainnya.
Mereka tiba di sebuah danau, setelah melewati pohon yang dipenuhi juntaian ranting kokoh yang memanjang hampir menyentuh tanah. Danau itu sungguh jernih, beberapa ekor monyet minum dari tepiannya. Begitu Booboo datang, kawanan monyet itu berteriak kegirangan. Melompat ke tubuh Booboo. Pria itu tertawa dan berbicara pada monyet-monyet kecil itu. Tangannya memberi isyarat agar mereka pergi dulu.
Begitu monyet-monyet itu berlalu, Booboo memberi isyarat pada Xiao Zhan untuk membuka bajunya dan berendam di air danau. Sementara itu, Booboo mengambil daun berbentuk seperti sirih namun aromanya seperti bunga melati. Kata Booboo dalam lafalnya yang seperti hewan, daun itu disebut 'penah'. Bisa digunakan untuk menggosok badan.
Xiao Zhan merasa malu untuk menanggalkan pakaian, ia masih berdiri di pinggir danau. Booboo melompat-lompat, memberi tahu Xiao Zhan untuk segera masuk ke air. Ia menunjukkan tubuhnya yang memang sudah telanjang. Memberitahu Zhan dengan isyarat, untuk menyisakan kain penutup alat vital saat berendam.
Xiao Zhan adalah pria lurus, sangat lurus. Dia adalah guru teladan, pria idaman disukai banyak perempuan. Tapi siapa yang tahan untuk tidak berdiri saat milik kita dimainkan seperti boneka kurcaci?
Yah, pelakunya tak lain dan tak bukan adalah Booboo, manusia jadi-jadian yang sialnya sugguh tampan dengan pahatan dada yang bidang, ditambah perut berkotak enam. Lengkap sudah konsistensinya sebagai pria macho.
Sedangkan Zhan, meski memiliki postur lebih tinggi. Dia memiliki banyak hal yang bisa disebut kurang laki-laki. Bokong bulat, perut rata, kaki dan tangan yang ramping. Jangan lupakan wajah cantik dan senyum manisnya yang membuat banyak gadis menjerit.
Jeritan karena merasa kalah saing atas ciptaan Tuhan yang lain. Kenapa bisa ada pria yang memiliki kecantikan seperti dewi, sementara gadis-gadis yang terlahir sebagai perempuan murni kurang puas dengan wajah mereka yang harus dipoles make up untuk menegaskan kecantikannya.
(Termasuk author juga, tapi hamba bersyukur meski wajah pas-pasan tapi banyak penggemar. Hahaha narsis dikit bolehlah)
"Sama, sama, kita punya barang yang sama!" mungkin itulah yang ingin dikatakan Booboo saat melihat milik Zhan dan miliknya di bawah air. Ia memainkan milik Xiao Zhan yang seukuran jempol saat tidur dan seukuran setir sepeda motor saat bangun.
Boboo tertawa seperti anak kecil, bukan main girangnya membandingkan dua benda keramat milik Zhan dan miliknya. Ia bangga karena miliknya yang awalnya hanya sebesar wortel, berkembang jadi sebesar pisang raja yang perkasa.
Xiao Zhan sudah melarang manusia setengah kera itu sejak tadi, untuk tidak memainkan pedang mereka. Tapi Boboo bukanlah manusia pada umumnya. Ia kombinasi orang utan, dan keingintahuan anak kecil yang terperangkap di tubuh orang dewasa.
Boboo melompat-lompat dalam air, ia bertepuk tangan melihat ukuran miliknya lebih besar dari Zhan. Seakan ia telah memenangkan permainan adu ukuran. Sedangkan Zhan hanya bisa menatap Boboo antara kesal tapi juga kasihan.
Ia melanjutkan membasuh kulitnya dengan penah, agar acara mandi pagi itu cepat selesai, dan Xiao Zhan bisa kembali ke pondok, mengakhiri kekonyolan pria berwajah selebriti tapi otak seperti sapi di depannya.
Milik Zhan mulai mengendur, itu reaksi alami saat ia mulai rileks kembali dan berniat mengambil pakaiannya yang ada di atas batu. Tapi begitu ia menoleh, pakaian miliknya yang mahal dan bermerk raib entah kemana. Matanya mengedar pandangan ke tepi sungai tak ada siapapun disana.
Kecuali....
Kecuali....Beberapa monyet nakal yang bergelantungan di pohon, tersenyum mesum ke arahnya. Di tangan mereka masing-masing membawa celana dan kemeja Zhan. Mengibarkannya di ranting pohon seperti bendera. Nyengir lebar saat Xiao Zhan berteriak pada mereka.
"Hei monyet nakal.... Kembalikan bajuku!!!!"
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
TarZhan(xXx) End
FanfictionZhan terjebak di dalam hutan, ditemani King Kong yang bisa berbicara, dan pria tampan tanpa busana. Yibo, si manusia hutan yang harus memperawani manusia untuk membuatnya menjadi manusia seutuhnya. Siapa yang dipilih Yibo untuk diperawani? Apakah mo...