Fitting

1.3K 190 12
                                    

Yibo tertunduk lesu, meski Zhan tak marah lagi padanya. Ia merasa Zhan malah semakin menjauh. Jika di hari-hari sebelumnya, ia hanya disibukkan dengan tugas mengajar, dan pulang di siang hari dengan semangat mengajari Yibo.

Sejak kemarin, Zhan sudah tak lagi pulang di siang hari. Ia akan tiba di rumahnya saat petang. Langsung masuk kamar karena kelelahan. Yibo sama sekali tidak tahu, apa yang membuat Zhan terlihat sangat sibuk. Dari percakapan yang ia dengar dari orang tua Zhan di ruang tengah. Yibo menangkap sebuah kalimat yang diucapkan berulang 'mempersiapkan pernikahan'

Karena rasa ingin tahu yang sangat tinggi, Yibo mendatangi kamar Haoxuan hanya untuk mendapat penjelasan tentang arti pernikahan.

Haoxuan sedang melakukan panggilan video pada gadis yang ia kenal di india. Gadis desa yang polos tapi menawan, sudah membuat hati Haoxuan tertawan.

Ia terkejut sebab Yibo tiba-tiba masuk ke kamarnya tanpa mengetuk pintu. Ia ingin marah, tapi teringat bahwa pemuda ini bukanlah manusia biasa. Ia pemuda yang terlalu lama terjebak di hutan, sampai hilang ingatan. Itulah informasi yang ditangkap Haoxuan, sehingga rasa toleransi yang tinggi sudah jadi sikap sehari-hari, akan tingkah Yibo yang kadang di luar nalar.

Haoxuan mengerutkan kening, dan terpaksa menjeda panggilan video yang masih berlangsung. Melihat betapa seriusnya wajah Wang Yibo saat ini.

Haoxuan mempelajari beberapa gerakan sebagai isyarat saat berkomunikasi dengan Wang Yibo. Si pemuda hutan mendekati Haouxuan. Mengeja sebuah kalimat dengan terbata-bata.

"Per-si-apan per-ni-kahan," ucap Yibo dengan mimik serius. Haoxuan sungguh ingin tertawa melihatnya, sayangnya wajah Yibo yang sangat ingin tahu membuat Haoxuan simpati.

Ia menggeser laptop menghadap Yibo. Membuka google untuk mencari gambar seseorang yang sedang fitting baju pengantin. Haoxuan menunjukkan gambar-gambar itu pada Yibo. Kemudian ia juga mencari foto-foto pernikahan pria dan wanita, yang membuat wajah Yibo terlihat masam.

Ia bahkan siap memukul layar, jika saja Haoxuan tidak mencegahnya. Perubahan raut muka ini, membuat Haoxuan bertanya. Apakah pria aneh ini iri pada Zhan. Apa ia juga punya keinginan menikahi seorang perempuan? Tapi perempuan mana yang mau menerima keanehannya?

.
.

"Jas itu tampak elegan untukmu!" seru seorang perempuan paruh baya yang membawa tas gucci di tangannya.

"Benar, kan, Jennie!" Nyonya Yun mengedipkan sebelah matanya pada sang puteri yang sedang berdiri dengan gaun pengantin putih, tanpa lengan.

Jenie memutar bola matanya, ia menoleh ke arah Zhan lalu menunjukkan jempolnya dengan wajah kaku.

"Kalian terlihat serasi!!" seru ibunda Zhan dengan wajah sumringah, yang dibalas dengan cibiran tersembunyi oleh calon menantunya.

Xiao Zhan bukan pria bodoh, ia tahu selama ini Jenie hanya berpura-pura. Jika berhubungan dengan hati, Zhan sangatlah peka. Jenie sama sekali tidak mencintainya.

Gadis itu cenderung tidak suka padanya. Namun, Zhan memiliki tanggung jawab di dadanya, untuk menikahi puteri dari sahabat ayahnya. Ia hanya ingin persaudaraan antara dua keluarga itu semakin erat. Ia yakin, seiring waktu, Jennie akan menerima Zhan dengan sepenuh hati.

Bukankah pepatah jawa mengatakan Weteng tresno, jalanan suko kuleno

Xiao Zhan telah selesai mencoba pakaian pengantinnya, begitu pula Jennie yang pada akhirnya memilih gaun lebih tertutup dari yang tadi ia coba.

Ibu Jennie sampai mengerutkan alis dua kali. Sebab model baju pengantin itu sama sekali bukan selera Jennie. Bagaimana mungkin anaknya yang trendi, fashionable, dan sexy. Memilih baju pengantin seperti milik Kate Midleton? Apa ia sedang kesurupan atau apa? Entahlah hanya author yang tahu.

TarZhan(xXx) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang