Mendaki Puncak Rembulan

1.9K 228 19
                                    

Xiao Zhan bergerak gelisah di dalam selimutnya. Ia merasa aliran darahnya bergerak lebih cepat melalui nadinya. Ia merasa kebas di bagian selatan, dan merasa panas di bagian belakang.

Xiao Zhan mematikan tombol ac miliknya. Memilih membuka jendela kamar dengan sangat lebar, sehingga angin malam bisa masuk dengan leluasa. Menerpa tubuhnya yang seakan berada di gurun sahara.

Ia berjalan ke balkon kamar, berdiri menatap bintang-bintang. Sinar mereka seakan menghinotis Zhan, membawanya ke dalam fantasinya sendiri.

Di bawah bulan sabit yang menggantung di langit. Pria itu membuka dirinya pada alam. Membiarkan seseorang menjamahnya dari belakang. Mengecup lehernya pelan. Menggerayangi tubuhnya dengan tangannya yang kekar.

Xiao Zhan berbalik, bukan wajah perempuan cantik yang ia lihat saat ini. Melainkan wajah tampan yang tidak asing baginya. Zhan yakin 100% di dunia nyata, ia adalah pria lurus, yang menyukai gadis cantik dan wanita sexy.

Namun, kali ini dalam fantasinya yang tertinggi. Ia dengan pasrah dijamah oleh lelaki bertubuh sixpack, dengan jakun yang naik turun saat Zhan mencoba merada dada bidangnya yang sudah tak tertutup apa-apa.

Bau alkohol menyeruak, dari bibir kecil yang mencumbu bibirnya. Gerakan-gerakan spontan dan acak, dari lidah yang coba masuk dan berputar di dalam mulut Zhan, menandakan lawan Zhan ini baru belajar.

Zhan tak pernah merasa sepasrah ini. Saat bibir itu mulai menuruni dagunya. Zhan menjatuhkan kepalanya ke belakang, sehingga bibir itu bisa leluasa mengecupi lehernya.

Tak hanya mengecup, bibir itu juga menjilati leher Zhan. Tangannya secara tergesa, berusaha melepas pakaian Zhan yang masih lengkap di badannya.

Tanpa malu, Zhan yang mengerti keinginan lawannya. Ikut membantu melucuti pakaiannya sendiri. Membuka jasnya dan menjatuhkannya ke lantai. Membuka kancing kemeja dan membiarkannya tergeletak di bawah.

Ciuman itu makin brutal, menghisap dan memberikan jilatan sensual di putingnya. Membuat Zhan menggigil oleh rasa nikmat yang mendera tubuhnya.

Zhan berdiri sambil memegangi besi pembatas balkon kamarnya, punggungnya bersandar di sana. Dengan leluasa, pria lain bisa dengan bebas menurunkan celana Zhan dan memeluk batangnya dengan tangan.

Kaki Zhan bergetar, saat miliknya yang masih tersembunyi di balik celana dalam, diremas perlahan oleh tangan yang lain. Zhan tak ingin menunggu lama. Ia menurunkan sendiri celana dalamnya, membebaskan burungnya agar bisa bangun dari tidur.

Xiao Zhan menikmati hisapan demi hisapan yang dilakukan pria lain. Ia merasakan sensasi geli dan nikmat yang berkumpul jadi satu dalam syarafnya. Seakan sesuatu akan meledak di bawah sana. Namun, itu rasanya belum cukup. Bagian lain di belakang telur miliknya, menginginkan sesuatu

Jadi, ia tak keberatan. Saat pria itu membalik badannya. Sehingga perutnya yang kini bersandar pada besi. Dalam posisi ini, ia bisa melihat langit yang indah. Bersama dengan bulan yang seolah tersenyum padanya.

Tak berlangsung lama, saat kakinya telah dibuka lebar dari belakang. Sesuatu yang bisa Zhan bayangkan, tapi tak bisa ia prediksi ukurannya. Sedang menusuk-nusuk pantatnya mencari jalan.

Xiao Zhan belajar dari mana caranya, saat kedua tangannya membantu orang itu dengan cara menyibak belahan pantatnya. Sehingga lubang kecil miliknya terlihat oleh orang di belakangnya.

Ia juga mengarahkan benda itu ke dalam lubangnya. Saat itulah ia terkejut, dan membelalakkan mata. Benda itu adalah daging keras yang panas, dan memiliki diameter berskala nasional. Sungguh luar biasa, tapi sedikit menakutkan. Karena ini hanya fantasi. Zhan percaya lubangnya akan baik-baik saja. Ia tidak akan merasakan sakit. Mungkin juga tidak akan merasakan nikmat.

Jadi Zhan membiarkan benda bulat, panjang itu, menerobos lubang perawannya. Zhan bergerak gelisah, rasanya memang tidak terlalu sakit. Sebab, miliknya itu tiba-tiba mengeluarkan caira alami yang berfungsi seperti pelumas anti lecet dan anti gagal.

Zhan merasakan benda panas itu makin masuk, menembus jalan utama yang dipenuhi kerutan. Pantatnya terasa panas, menjalar hingga ke perut. Rasanya penuh, dan ia merasa sesak saat benda itu tak bergerak. Tapi saat si pemilik benda mulai membuat tekanan kecil, seperti mengayunkan pedang. Barulah tubuh Zhan merasakan sesuatu yang menggelora.

Zhan mencengkram besi pembatas, semilir angin datang menerpa tubuhnya. Ia menggigil kedinginan. Namun, tubuh bagian belakangnya serasa terbakar.

Benda itu semakin bergerak cepat di dalam dirinya, hingga ujungnya kini mulai menyentuh bagian sensitifnya. Zhan melenguh, desahan mengalun indah di bawah temaram bintang yang bersinar.

Semakin nyaring suara desahan, semakin keras dan cepat tempo tusukan. Tubuh Zhan melengkung ke belakang. Leher dan bahunya dikecupi, sementara putingnya dipilin dan diplintir. Menciptakan sensasi nikmat tak tertahankan.

Semua kenikmatan yang menerpa tubuhnya membuat ia tanpa sadar menyentuh miliknya sendiri. Mengocoknya dengan gerakan kacau. Sehingga semua syaraf yang semula menegang berlari dan berkumpul dalam satu titik. Meledak bersamaan.

Bagian depan dan belakang tubuh Zhan basah oleh cairan yang meluap. Cairan putih kental yang membuat Zhan terkulai lemas dan jatuh ke dalam pelukan seseorang.

Masih di dalam fantasinya. Ia merasakan tubuhnya digendong, dan dibawa masuk kembali ke dalam kamar. Tubuhnya ditutupi selimut hingga ke dada.

Ia juga bisa merasakan seseorang itu mengecup dahinya dengan lembut. Lalu membisikkan kalimat sakral yang membuat hati Zhan bergetar.

"Aku mencintaimu."

Setelah itu, si pria mulai berdiri. Berjalan pelan, menjauh dari ranjang Zhan. Sebelum menutup pintu kamar, pria itu masih sempat mengucapkan sesuatu. Zhan bisa mendengar, meski jiwanya dalam keadaan setengah sadar.

"Terima kasih."

Itulah yang ia ucapkan.






Tbc.




Siapakah pria misterius itu?

TarZhan(xXx) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang