Mata Amar dan Dira beradu, mereka terdiam sejenak bertatapan sampai Raka selesai buang air kecil..
"Ini Dira, bro.... cewek yang sering aku ceritakan." Ucap Raka memberitahu tanpa di tanya.
"Eh iya,,,, Amar." Amar mengulurkan tangannya ke arah Dira seakan mereka baru pertama kali bertemu.
"Dira."
"Nggak ada makanan nih, kalian mau makan apa biar aku keluar sebentar." Tanya Amar
"Nggak usah kak, kami udah makan kok." Dira yang menjawab
"Kalau kamu yang mau makan ya keluar aja Mar. Tenang aja, aman." Raka menimpali
"Iya sih aku lapar nungguin balasan chat dari pagi ngajak cewek makan nggak di gubris bro." Amar tertawa sambil melirik kearah Dira.
"Gila... Ngapain juga nungguin gitu, yang ada kamu yang kelaperan. Dasar goblok!!! Sana makan, bawa aja mobilku." Raka melemparkan kunci mobilnya.
"Nggak usah,, aku naik motor aja."
"hmm iya pergi sana." Raka menyuruh Amar pergi. Kini tinggal Raka dan Dira disana terdiam. Hanya suara tv yang terdengar. Baru saja Raka mendekat kearah Dira...jegreggg.. pintu terbuka...
Amar kembali ke kamar...
"Nggak jadi?" tanya Raka kikuk. Dira lega.
"Nggak.... Aku lupa mau ngisi air tandon, kata ibu kos airnya mau mati seminggu. Aku udah pesan gofood kok." Amar ke pintu belakang menyalakan air. Padahal air di kosnya itu sangat jarang sekali mati. Ia memutar keran "memangnya kenapa kalau aku tinggal mereka berdua di sini? Mereka kan pacaran. Harusnya bukan urusanku. Hei... Amar, kamu kenapa? Ahhh salah ni aku nggak pengertian." Ucapnya dalam hati.. Akhirnya ia kembali ke depan dan mengambil kunci motornya...
"woiii kemana?" Raka berteriak
"Motor babang ojeknya mogok."
Krentengtengtengtengtengggg................. Suara vespa Amar terdengar.. Semakin jauh.
"Sialan kak Amar, pasti sengaja ninggalin kita berdua." Bisik Dira dalam hati.
Keheningan kembali datang.. mungkin bahan obrolan mereka telah dihabiskan sejak pagi tadi. Lima menit kemudian handphone Dira bergetar ada pesan masuk, ia melirik nama yang tertera "Kak Amar". Dira mengambil hpnya dan izin ke kamar mandi "Ka Raka, Dira ke kamar mandi bentar ya, mau ngenge." Cepat Dira berdiri ke kamar mandi.
"Dek, awas ada setan. Hahaa." Begitulah isi pesannya
"Pulang sekarang kak! Bisa ya ngerjain aku! CEPAT PULANG!!"
"Nikmatin dulu lah, kasian tuh Raka kangen. Minimal jangan cuek ngobrol aja."
"Udah ngobrol seharian. Cepetan pulang."
Lama Dira menunggu balasan Amar tapi tak ada balasan. Sampai Raka mengetuk pintu kamar mandi mengira Dira pingsan. "Bentar...tai Dira keras." Kata Dira ngasal. Padahal ia jongkok di atas kloset menunggu chat dari Amar.
Dira keluar dari kamar mandi berbarengan dengan Amar datang.... "yes." Dira tersenyum.
"Cepat bener makan, bro.. nggak minum?" Raka nyeletuk masih sambil menonton tv. Dira di sampingnya hanya memainkan ponsel.
"Dingin di luar, enak di dalam." Amar membaringkan tubuhnya di kasur. "pulang kapan,bro?"
"Malam ini."
"MALAM INI? Terus ngpain kamu ke sini?"
"Ya kan mau ketemu Dira doang." Jawab Raka sambil memeluk dira.

KAMU SEDANG MEMBACA
SELESAI
General FictionMencintai seseorang yang telah memiliki kekasih itu seperti menggenggam kaktus, semakin kau menggenggamnya erat, akan semakin sakit. Ya itulah yang dirasakan Dira, tak peduli bagaimana sakitnya ia tetap mencintai Amar. Ia tak tau ke arah manakah hub...