Six

61 32 152
                                    

Beberapa bulan kemudian...

Sayla mengambil tote bag milik nya yang terletak di meja rias kamar nya. Tote bag tersebut selalu di pakai nya untuk sekolah, walaupun sebenarnya sekolah melarang para siswa, terutama siswa perempuan, memakai tote bag untuk sekolah.

Sayla memasukkan lipbalm ke dalam saku seragam sekolah nya, namun sebelum berangkat sekolah, Sayla memoles wajah nya terlebih dahulu agar tidak pucat. Setelah di rasa cukup, Sayla keluar dari dalam kamar untuk berangkat ke sekolah bersama Kayla yang sudah menunggu nya sejak tadi.

Kayla memicingkan mata nya ketika melihat sang adik yang langsung memasuki mobil, meninggalkan Kayla yang sudah menunggu Sayla. "Dasar adik nggak tau diri!"

Kayla membuka pintu supir karena ia yang akan menyetir, tidak mungkin Sayla yang menyetir karena gadis berusia 17 tahun itu belum memiliki SIM mengemudi dan lagipula Sayla masih belum bisa mengendarai mobil, mengendarai motor saja tidak bisa apalagi mengendarai mobil.

Sayla yang sudah duduk anteng di dalam mobil sambil membentuk alis nya yang se-natural mungkin agar ia tidak ketahuan oleh guru piket ataupun Pak Ardy yang sekarang selaku wali kelas nya hingga ia lulus SMA nanti.

"Tumben lo pakai seragam sesuai aturan sekolah" ucap Kayla tanpa menolehkan kepala nya ke arah Sayla sama sekali.

"Seragam yang biasa gue pakai rusak!" ucap Sayla sambil menjepit bulu mata nya agar terlihat lentik.

"Mampus haha!" ucap Kayla dengan ketawa renyah nya.

"Gampang, tinggal gue kecilin lagi yang ini" ucap Sayla membuka satu kancing teratas seragam nya.

"Gila ya lo? Udah biarin aja!" ucap Kayla.

"Nggak nyaman, kak! Seragam nya kebesaran untuk gue yang mungil!" ucap Sayla protes karena tidak di perbolehkan mengecilkan seragam baru nya.

"Mungil mata lo!!" ucap Kayla menjitak kepala adik nya. Terkadang Kayla bingung dengan Sayla yang selalu memakai bahkan mengecilkan pakaian yang dibeli nya, Kayla benar-benar sangat tidak nyaman melihat Sayla yang selalu mamakai pakaian terbuka.

"Insecure kan lo?" ucap Sayla.

"Sorry aja nih ya, gue nggak pernah sama sekali Insecure sama lo!" ucap Kayla.

"Kalo iri bilang aja, kak! Nggak usah malu-malu haha!" ucap Sayla sambil menuruni mobil Kayla yang kini sudah terparkir manis di sebrang gerbang SMA Armada.

Sebelum memasuki gedung SMA Armada, Sayla menyempatkan diri nya terlebih dahulu untuk meminta uang saku pada Kayla.

"Kak, bagi uang dong" ucap Sayla yang kini sedang berdiri di samping mobil sambil mengetuk kaca mobil Kayla berkali-kali.

Sedangkan Kayla yang masih di dalam mobil hanya berdecak kesal karena uang bulanan Sayla selalu habis ketika masih pertengahan bulan. Sebagai informasi, Sayla dan Kayla selalu mendapatkan uang setiap bulan dari kedua orang tua nya sebanyak 2 juta per orang, tetapi uang Sayla akan habis lebih dulu.

"Uang yang dikasih Mama Papa udah habis?" ucap Kayla memberikan uang seratus ribu selembar pada Sayla.

"Masih ada. Btw makasih ya I Love You, kak!" ucap Sayla sambil berlari memasuki gedung sekolah nya sebelum Kayla memarahi nya nanti.

"Sialan gue di kerjain!" ucap Kayla.

🦋🦋🦋

Pelajaran jam pertama di kelas Pak Ardy di mulai lebih cepat dari kelas lain, keenam siswa terpilih itu terpaksa mengikuti peraturan yang di buat oleh Pak Ardy agar tidak mendapatkan hukuman. Tentu saja dua orang dari keenam siswa itu harus mencari empat rekan nya yang masih berkeliaran di sekolah. Bian dan Selena sepakat untuk mencari rekan-rekan nya secara berpencar, jika Bian mencari Aillan dan Sevan maka Selena mencari Sayla dan Anna.

Pelajaran jam pertama pagi ini adalah Matematika Wajib, tetapi hanya Selena saja yang memperhatikan Pak Ardy yang sedang menjelaskan materi limit fungsi di papan tulis. Sebenarnya Selena sangat mengantuk dan ingin tidur, tetapi karena tidak ingin mendapatkan hukuman dari Pak Ardy, Selena lebih baik menahan rasa kantuk nya. Sedangkan kelima siswa yang lain kini sedang sibuk mencorat-coret buku tulis nya menggunakan pulpen.

Anna menaruh pulpen nya dengan kesal, sehingga membuat Pak Ardy menolehkan kepala nya pada Anna.

"Ada apa?" ucap Pak Ardy pada Anna yang kini sedang memajukan bibir nya beberapa senti.

"Nggak ada apa-apa, tadi pulpen Anna cuma jatuh, Pak" ucap Aillan menendang kaki Anna menggunakan kaki Aillan.

"Saya bertanya pada Anna bukan pada kamu Aillan" ucap Pak Ardy menatap Aillan yang duduk tepat di belakang Anna.

"Saya cuma berinspirasi untuk menjawab saja, Pak" ucap Aillan membuat seisi kelas tertawa.

"Inisiatif bodoh! Bukan inspirasi!" ucap Bian melempar sebuah gulungan kertas pada Aillan yang berhasil mendarat di meja Aillan.

"Nah itu maksud gue! Ahh gue salah ngomong terus dari tadi!" ucap Aillan.

"Lidah lo kenapa? Keseleo sampai salah ngomong gitu" ucap Sevan.

"Nggak tau ahh gue!" ucap Aillan kesal lalu berdiri dari tempat duduk nya untuk pergi ke kamar mandi.

"Mau kemana kamu Aillan?" ucap Pak Ardy menatap Aillan yang hendak meninggalkan kelas tanpa mandapatkan izin dari nya.

"Kamar mandi, bye!" ucap Aillan meninggalkan kelas tanpa izin dari Pak Ardy.

"SAYA BELUM MEMBERIKAN KAMU IZIN AILLAN!!!" ucap Pak Ardy meninggikan suara nya walaupun sudah percuma karena Aillan sudah jauh dari kelas.

"Aduh, Pak! Jangan teriak-teriak!" ucap Sayla yang sejak tadi hanya diam sambil memperhatikan Aillan dengan perasaan bersalah nya.

"Tau ihh berisik!" timpal Anna.

Pak Ardy menatap kelima siswa nya yang masih berada di dalam kelas, Pak Ardy menaruh kacamata dan buku tebal Matematika wajib. "Kalian semua berdiri lakukan bersihkan gudang sekolah sekarang!"

"Dihh apaan sih, Pak!!" ucap Anna kesal.

"Pak, yang salah tuh Aillan kenapa jadi kita yang kena hukuman nya" ucap Selena.

"Ingat peraturan di kelas ini! Jika satu orang melakukan kesalahan maka satu kelas mendapatkan hukuman!" ucap Pak Ardy mengulangi ucapan nya pada hari pertama menjadi wali kelas keenam murid khusus nya.

"Kalau nggak mau gimana?" ucap Sayla menatap Pak Ardy dengan tatapan tantangan.

"Saya akan tambah hukuman kalian!" ucap Pak Ardy.

"Nanti aja tunggu Aillan nya kembali!" ucap Sevan menyandarkan punggung nya pada dinding.

Sebenarnya Sevan juga sangat malas melaksanakan hukuman yang di berikan Pak Ardy, tapi Sevan akan lebih malas lagi jika hukuman nya di tambahkan, bukan hanya Sevan saja, tetapi keempat siswa lain nya pun begitu.

Ingatkan Sevan untuk memprotes Aillan ketika sudah di apartment nanti.

🦋🦋🦋

Jangan lupa mampir di instagram nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa mampir di instagram nya

baekharu_08

Disana aku akan kasih visual beberapa tokoh disini

ClassroomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang