Mata Sayla terbuka ketika mendengar suara langkah kaki seseorang memasuki kelas. Sayla tidak menegakkan badan nya, ia hanya membuka mata nya saja untuk memastikan siapa yang memasuki kelas ketika seisi kelas nya sedang tertidur semua. Sayla melihat Pak Ardy yang mengambil buku nya lalu setelah itu Sayla kembali memejamkan mata nya. Sayla tidak benar-benar tertidur, gadis itu hanya pura-pura tidur saja. Entah kenapa di dalam hati kecil nya, Sayla merasa kasihan pada Pak Ardy yang harus menghadapi keenam siswa bermasalah.
"Kasihan sih sebenarnya, tapi terima aja ya resiko nya hehe" batin Sayla.
Mata nya masih tertutup walupun tidak rapat, Sayla hanya ingin memastikan hal apa yang di lakukan oleh Pak Ardy di dalam kelas ketika sang pemilik kelas sedang tertidur semua. Yang Sayla lihat adalah Pak Ardy hanya diam menatap keenam murid nya lalu setelah itu keluar dari kelas.
Sayla menegakkan tubuh nya ketika Pak Ardy sudah tidak berada di dalam kelas, melihat kelima rekan sekelas nya yang masih tertidur dengan pulas. Tangan nya mengambil ponsel yang ada di saku seragam nya untuk menghilangkan rasa bosan nya, tetapi ketika sedang asik memainkan ponsel nya, Pak Ardy kembali memasuki kelas.
"Sudah bangun?" ucap Pak Ardy menatap Sayla yang masih menatap ponsel nya.
Sayla menoleh lalu menaruh ponsel nya di atas meja. "Nggak kok, saya masih tidur"
"Bangunkan yang lain, ini sudah satu jam kalian beristirahat" ucap Pak Ardy.
"Tambah lagi dong istirahat nya, masih capek nih" ucap Sayla.
"Bangunkan sekarang!" ucap Pak Ardy tegas.
"Dihh pemaksaan! Nggak ahh, nggak mau!" ucap Sayla kembali merebahkan tubuh nya di atas meja tempat ia tertidur tadi.
"SAYLA ANDRIANA PUTRI!!!" ucap Pak Ardy menaikan nada bicara nya.
"Apaan sih? Berisik tau!" ucap Sayla yang gagal memejamkan mata nya karena Pak Ardy berteriak dengan sangat kencang.
Karena merasa terganggu, Anna membuka mata nya walaupun dengan sangat terpaksa. "Apaan sih, berisik tau gak?!" ucap Anna dengan suara khas orang bangun tidur.
"Lihatkan, tanpa di bangunkan juga, sudah ada yang bangun" ucap Sayla.
Pak Ardy memegang kepala nya karena tidak tahan dengan sikap siswa nya, walaupun hanya enam orang yang menjadi siswa nya, tetapi Pak Ardy seperti sedang mengurus 36 siswa. "Anna, bangunkan yang lain"
Anna yang baru saja bangun tidur, tanpa sadar ia menunjuk diri nya dengan polos. "Saya sudah bangun, lihatlah saya sudah membuka mata" ucap Anna dengan mata yang setengah tertutup.
"Pfft si goblok!" ucap Sayla menahan tawa nya.
"Sayla mending lo diam aja, oke? Gue lagi nggak mau ribut sama lo" ucap Anna yang sedang berusaha untuk tidur kemabli tetapi tidak bisa.
"Dihh, bangun lo tukang bully!" ucap Sayla melempar cardigan ungu milik nya ke wajah Anna.
"Cardigan lo udah berapa bulan nggak di cuci sih? Sumpah bau lonte banget!" ucap Anna menyingkirkan cardigan Sayla dari wajah nya.
"Mulut lo minta gue geprek ya!" ucap Sayla mengambil cardigan nya yang sudah berada di atas lantai.
"Wihh boleh juga tuh, Say!" ucap Sevan yang tiba-tiba saja sudah terbangun bersama Aillan, Bian dan Selena.
"Nanti jadi nya mulut geprek Anna haha" timpal Bian.
"Kasih sambel sama keju, tambah enak kayak nya!" ucap Aillan ikut-ikutan.
"Keju nya rasa jigong Anna gak sih?" ucap Selena membuat keempat rekan nya tertawa, kecuali Anna.
Sedangkan Pak Ardy hanya bisa diam mendengarkan perbincangan random siswa nya, sungguh sebenarnya menghibur tetapi Pak Ardy merasa kasihan pada Anna yang kini menjadi korban bully-an teman sekelas nya.
"DIAM!!!"
Semua mata kini tertuju pada Pak Ardy yang tampak sedang mengatur nafas nya. Keenam nya terdiam melihat Pak Ardy dengan wajah menyeramkan itu, urat-urat di pelipis dan lengan Pak Ardy terlihat sangat jelas menandakan bahwa Pak Ardy benar-benar sedang marah.
"Dengarkan!" ucap Pak Ardy menatap keenam siswa nya satu persatu.
"Iye" celetuk Sevan pelan namun dapat terdengar oleh Pak Ardy.
"Sevano Eza Azkiel, kau ingin membersihkan wc sekolah bersama kelima teman mu?" ucap Pak Ardy menatap Sevan dengan tatapan tajam.
"Ck, apaan sih anceman nya hukuman mulu! Padahal cuma jawab iya doang" batin Sevan.
Sevan tidak ingin di salahkan oleh kelima teman sekelas nya hanya karena memotong ucapan Pak Ardy. Hukuman hari ini cukup membersihkan gudang saja, Sevan tidak ingin hukuman nya bertambah.
Setelah di rasa cukup tenang, Pak Ardy menghembuskan nafas nya perlahan. "Saya ingin memberitahu kan, bahwa seluruh siswa Armada akan melaksanakan camping sekolah minggu depan di bukit Teletubbies"
"Yess holiday!" ucap Anna senang.
"Tetapi tidak untuk kalian berenam" lanjut Pak Ardy membuat Anna yang beberapa detik lalu sangat senang akan liburan.
"Kenapa kita nggak di ajak?" ucap Sayla penasaran.
"Kalian akan tetap pergi, tetapi pergi ke sebuah museum negara dan perpusatakaan negara untuk menambah wawasan dan pengetahuan kalian" ucap Pak Ardy.
"Ya sudah kalau kayak gitu, saya nggak ikut" celetuk Bian tanpa pikir panjang lagi.
"Tidak ada yang tidak ikut! Kalian berenam harus ikut" tegas Pak Ardy.
Aillan mengangkat tangannya meminta izin untuk berbicara. "Kalau sudah sampai sana, kita ngapain?"
"Mempelajari pengetahuan dan menambah wawasan kalian" ucap Pak Ardy.
"Maaf Pak, saya tidak bisa ikut" ucap Selena tiba-tiba.
"Bukankah sudah saya katakan, kalian semua harus ikut" ucap Pak Ardy menatap Selena.
"Minggu depan saya ada pemotretan majalah" ucap Selena membuat Sayla dan Anna tertawa.
"Halah bohong kan lo!" ucap Sayla menepuk pundak Selena pelan.
"Alasan lo klasik, Sel!" tambah Anna.
"Gua aja nggak pernah lihat wajah lo terpampang di majalah ataupun koran" ucap Sevan.
"Terserah kalau lo semua nggak percaya, tapi gue emang ada pemotretan minggu depan" ucap Selena.
"Majalah apaan sih? Majalah anak kecil atau majalah dewasa, upss haha" ucap Anna menutup mulut nya menggunakan tangan kanan nya.
"Mulut lo beneran mau gue geprek, Na?" ucap Selena menatap Anna dengan tatapan tajam nya.
"Sudah sudah!" ucap Pak Ardy menengahi pertengkaran kecil antara Selena dan Anna. "Ya sudah kalau seperti itu, studytour di ubah ke tempat pemotretan Selena"
"Nahh mending gitu aja! Daripada ke tempat membosankan itu" ucap Aillan.
"Tapi, Pak-"
"Iyain aja, daripada nanti kita disuruh ke museum dan perpustakaan" bisik Bian yang memang duduk di samping Selena.
"Ck, ya sudah iya! Kalian ke tempat pemotretan gue!" ucap Selena walaupun sebenarnya sangat terpaksa mengatakan nya.
🦋🦋🦋
*Maaf ya lama banget up nya, aku lagi sibuk sekolah + ngurusin buat ujian minggu depan dan juga banyak acara di sekolah jadi aku gak sempat buat up.
Maybe next time, I'll try to update quickly.
Okey see u next part!Good night and have a nice day and have a nice dream.
Author L🌻
Jangan lupa mampir di instagram nya
baekharu_08
Disana aku akan kasih visual beberapa tokoh disini

KAMU SEDANG MEMBACA
Classroom
Novela JuvenilKepala Sekolah SMA Armada membuat peraturan baru untuk siswa siswa yang memiliki masalah paling banyak di sekolah maka di haruskan memasuki Ruang Kelas. Dari banyaknya siswa bermasalah di sekolah, yang terpilih hanya enam orang saja. Keenam orang te...