"Arghh lo yang salah kenapa gue yang kena imbas nya?!" ucap Anna menunjuk Aillan yang baru saja memasuki gudang setelah membuang sampah di luar.
"Lo pikir gue mau di hukum?" ucap Aillan.
"Jadi lo nggak merasa bersalah gitu?!" ucap Anna.
"Kalau gue jawab nggak, lo mau apa?" ucap Aillan mendekati Anna yang kini sedang memegang plastik untuk mengisi sampah.
Anna mundur beberapa langkah karena Aillan maju mendekati nya. "Lo tuh ya!"
"Apa?!" ucap Aillan semakin memajukan langkah nya sehingga membuat Anna harus mundur.
Langkah Anna terhenti ketika pundak nya di pegang oleh Sevan yang kebetulan berada di belakang nya. "Udahlah, ini emang salah lo, Lan" ucap Sevan masih memegang pundak Anna agar tidak menabrak tubuh nya.
"Lo nyalahin gue juga, Van?" ucap Aillan menatap Sevan yang lebih pendek dari nya beberapa senti.
"Emang salah lo kan?" ucap Bian.
Mendengar ucapan Bian membuat Aillan tertawa kecil sambil menundukkan wajah nya dengan tangan yang mengusap rambut nya yang sudah basah dengan keringat. Aillan menolehkan kepala nya pada Sayla dan Selena yang sedang pura-pura sibuk.
"Liat! Sayla dan Selena aja cuma diam aja, kenapa lo bertiga banyak bacot?" ucap Aillan menunjuk Sayla dan Selena menggunakan jari telunjuk nya.
"Lo berharap Sayla protes juga? Nggak mungkin lah bodoh!" ucap Anna.
Aillan menatap Anna dengan wajah sangar nya lalu kembali memajukan langkah nya hingga berhenti tepat dihadapan Anna. Sedangkan Anna dan Sevan sudah tidak bisa mundur lagi, karena punggung Sevan sudah menyentuh dinding. Jika hal ini di lihat oleh orang lain, maka seperti Anna sedang dilecehkan oleh Aillan dan Sevan, tetapi beda lagi kalau Sayla, Selena dan Bian yang sudah melihat kejadian nya dari awal.
"Hhh cewek tukang bully kayak lo ternyata punya rasa takut juga" ucap Aillan mendekatkan wajah nya pada Anna sehingga membuat hidung kedua nya hampir bersentuhan.
Anna yang awal nya terlihat sangat ketakutan ketika melihat wajah sangar Aillan, kini Anna sudah berani menatap wajah sangar Aillan lalu berjalan mendekati Aillan sehingga membuat pria itu mundur. Anna terus mendekati Aillan sehingga membuat punggung Aillan bertabrakan dengan dinding. Kini posisi nya bergantian, jika tadi Anna yang di pojoki oleh Aillan, maka sekarang Aillan lah yang di pojoki oleh Anna.
"Thank you, for your words to make my bullying soul rise" ucap Anna dengan menempelkan tangan nya pada dinding dekat telinga Aillan.
"Kenapa lo nggak merasa bersalah sama sekali?" ucap Anna dengan tatapan intimidasi nya.
"Gue emang nggak salah!" ucap Aillan.
"Lo nggak mau mengakui diri lo bersalah?" ucap Anna.
Anna terdiam menunggu jawaban Aillan, tetapi pria yang tinggi nya sangat jauh dengan Anna itu hanya diam saja. "Okay, since you don't want to admit your own mistakes, then you have to accept the punishment I gave"
Anna menaikkan dagu nya hingga dapat melihat wajah Aillan yang sedang menatap nya. "Cowok kayak lo itu lemah!"
Aillan membesarkan pupil mata nya ketika mendengar ucapan Anna. Marah? Tentu saja! Pria mana yang tidak marah jika di bilang oleh seorang perempuan. "Apa lo bilang?!"
"Lo tuh lemah, Lan!" ucap Anna menjeda ucapan nya beberapa saat sebelum gadis dengan cap pembully itu kembali berbicara. "Lemah karena cuma berani lawan cewek dan juga lo lemah karena nggak berani mengakui kesalahan sendiri!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Classroom
Teen FictionKepala Sekolah SMA Armada membuat peraturan baru untuk siswa siswa yang memiliki masalah paling banyak di sekolah maka di haruskan memasuki Ruang Kelas. Dari banyaknya siswa bermasalah di sekolah, yang terpilih hanya enam orang saja. Keenam orang te...