"Kemana saja kalian?" ucap Pak Ardy ketika Sayla, Anna, Selena dan Aillan baru saja kembali.
Mata Pak Ardy melihat ke tangan Anna dan Selena yang sedang memegang dua buah kantung plastik berisikan minuman dengan tujuh rasa berbeda dan Sayla memegang satu kantung plastik berisikan tujuh roti. "Kenapa pergi ke kantin dulu?"
"Lapar" ucap Sayla santai sambil menaruh roti dan satu minuman di meja Pak Ardy.
"Kalian bertiga nyogok saya dengan makanan dan minuman?" ucap Pak Ardy menatap ketiga perempuan yang baru saja kembali dj kursi nya masing-masing.
"Ya sudah kalau Pak Ardy mikir nya gitu" ucap Anna setelah meminum minuman milik nya.
"Padahal ikhlas" timpal Selena.
"Curigaan banget jadi orang" gerutu Sayla sambil membuka roti karena lambung nya sudah meminta diisi oleh asupan.
"Dilarang makan di kelas, Sayla" ucap Pak Ardy.
"Saya punya penyakit Maag" balas Sayla dengan santai nya menggigit roti nya dengan potongan yang tidak terlalu besar.
"Lalu?"
Sayla memejamkan mata nya mendengar perkataan Pak Ardy yang seakan-akan tidak suka jika Sayla makan sebuah roti di dalam kelas. "Baiklah saya keluar dulu untuk makan"
Sayla pun pergi keluar kelas tanpa mendapatkan izin dari Pak Ardy, Sayla benar-benar tidak bisa menahan perih lambung nya itu karna penyakit Maag nya benar-benar parah. Sedangkan Selena, Aillan, Sevan dan Bian hanya bisa menggelengkan kepala nya takjub dengan tindakan Sayla yang menurut mereka seenak nya, berbeda lagi dengan Pak Ardy yang hendak menghampiri Sayla di luar kelas.
"Biarin aja, Pak ... Sayla emang gitu" ucap Anna membela Sayla yang sedang dengan tenang makan sebuah roti diluar kelas. Anna tentu saja hafal dengan perlakuan Sayla ketika di dalam kelas, karena Anna pernah menjadi teman sekelas Sayla sebelum nya.
Sayla memang sering dikasih izin oleh guru-guru di sekolah untuk makan di luar kelas ataupun di dalam kelas, Sayla memang memiliki penyakit Maag sehingga dapat membuat nya jatuh sakit jika ia tidak mengisi perut nya. Pernah suatu hari, ada satu orang guru tidak mengizinkan Sayla untuk memakan sebuah roti di dalam kelas ataupun diluar kelas, Sayla saat itu memang berhasil menahan perih di dalam perut nya tetapi keesokan hari nya Sayla tidak masuk sekolah tiga hari karena selalu mengeluarkan isi perut nya. Setelah kejadian tersebut, orang tua Sayla menuntut guru yang melarang Sayla makan sebuah roti untuk mengganjal lambung nya, guru yang melarang itupun akhirnya meminta maaf karena ketidaktahuan nya tentang penyakit Sayla.
"Kalau Pak Ardy melarang Sayla untuk mengganjal perut nya, siap-siap saja dapat tuntutan dari orang tua nya" jelas Anna.
"Saya tidak takut, Sayla sudah melanggar peraturan yang sudah tertempel di mading kelas" ucap Pak Ardy keras kepala memanggil Sayla yang masih makan di luar kelas.
Tak membutuhkan waktu lama Pak Ardy kembali lagi dengan membawa Sayla ke dalam kelas, namun sebelumnya Pak Ardy membuang roti milik Sayla yang baru di makan nya setengah. Anna menatap Sayla yang sudah kembali terduduk di kursi nya dengan lemas, walaupun Anna dan Sayla bermusuhan, tetapi Anna tetap tidak tega melihat Sayla dengan kondisi seperti itu. Anna pun berinisiatif untuk memberikan roti milik nya pada Sayla, namun di tolak oleh Sayla.
"Nggak apa-apa, Ann" ucap Sayla menolak pemberian roti Anna.
Pak Ardy kembali ke meja untuk mengambil sebuah buku tulis di meja nya. "Sayla Andriana Putri, melanggar peraturan sekolah dengan selalu membawa make up ke sekolah dan memakai seragam tidak sesuai aturan sekolah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Classroom
Teen FictionKepala Sekolah SMA Armada membuat peraturan baru untuk siswa siswa yang memiliki masalah paling banyak di sekolah maka di haruskan memasuki Ruang Kelas. Dari banyaknya siswa bermasalah di sekolah, yang terpilih hanya enam orang saja. Keenam orang te...