Five

67 33 110
                                    

Sayla menjatuhkan tubuh nya pada kasur milik nya, bayang-bayang Aillan yang sedang meringis kesakitan karena alat vital nya terkena bola basket yang di lempar oleh Sayla. Sayla benar-benar merasa sangat bersalah pada Aillan. Tadi Sayla sudah meminta maaf pada Aillan, tapi pria itu mengabaikan nya, bahkan Aillan tidak ingin bertemu dengan Sayla. Sebelum kejadian di sekolah tadi, Aillan tidak ingin melihat  wajahnya, bagaimana nanti? Mungkin Aillan akan membenci nya nanti.

Karena kejadian Aillan dan Sayla di lapangan sekolah, keenam siswa di pulangkan oleh Pak Ardy. Tentu saja harus mengantar Aillan ke rumah sakit terlebih dahulu sebelum benar-benar kembali pulang ke rumah masing-masing.

"Arghhh Sayla bodoh!" ucap Sayla memukul kepala nya berkali-kali. Sayla mengambil boneka milik nya untuk menutupi wajah nya dan juga untuk meredam suara tangis maupun teriakan nya.

Namun sayangnya, karena suara Sayla yang memang pada dasar nya sudah kencang, sehingga sang kakak memasuki kamar adik nya tanpa mengetuk pintu kamar Sayla terlebih dahulu.

"Kenapa lo?" ucap sang kakak yang memiliki nama Kayla Andriana Putri.

Sayla mendongakkan kepala nya agar dapat melihat wajah Kayla, pipi Sayla yang sudah basah karena aliran air mata nya itu membuat Kayla penasaran dengan sang adik yang tiba-tiba menangis.

"Kak" ucap Sayla menatap Kayla yang masih berdiri di pintu kamar nya dengan membawa satu kotak donat di tangan kanan nya dan tangan kiri nya membawa minuman boba.

"Bagi gue satu dong" ucap Sayla sambil menghapus air mata yang mengalir di pipi nya tadi.

"Nih ambil" ucap Kayla melemparkan sandal rumah milik nya pada Sayla yang sedang menatap Kayla dengan mata berbinar.

Setelah melemparkan sandal rumah milik nya, Kayla pergi dari kamar sang adik untuk menuju kamar nya yang berada tepat di samping kamar Sayla.

"Pelit banget lo, kak!" teriak Sayla menendang sandal Kayla yang berada di atas kasur nya.

"Bodo, beli aja sendiri! Gue tau uang lo banyak!" balas Kayla yang kini sudah berada di dalam kamar nya.

Sayla kembali memasang wajah cemberut nya, kemudian menenggelamkan wajah nya lagi di boneka yang berbeda untuk meratapi nasib nya kembali. "Aillan maafin gue huhu"

🦋🦋🦋

Sevan duduk di hadapan Aillan yang kini tengah duduk di sofa dengan kedua kaki panjang nya di luruskan di atas meja dengan menyalipkan sebatang rokok di sela-sela jari nya. Sevan menatap Aillan yang dengan santai nya meminum satu kaleng minuman bersoda, padahal dokter melarang Aillan untuk meminum minuman bersoda serta menghisap sebuah rokok.

"Cewek lo kemana?" ucap Aillan setelah menghembuskan asap rokok yang baru saja di hisap nya.

"Yang mana?" ucap Sevan.

"Yang sering lo bawa kesini" ucap Aillan kembali menghisap rokok nya lagi.

"Yang mana anjir?!" ucap Sevan menghembuskan asap rokok pada wajah Aillan.

"Yang baru, siapa sih nama nya gue lupa" ucap Aillan mengibas-ibaskan tangan nya agar kepulan asap rokok Sevan tidak menutupi wajah nya.

"Olivia maksud lo?" ucap Sevan.

"Nahh iya yang itu" ucap Aillan membuang puntung rokok yang sudah habis sebatang pada tempat sampah tepat berada di samping sofa nya.

"Udah putus" ucap Sevan kembali menghisap rokok nya yang belum habis.

"Cepet banget lo putus nya" ucap Aillan mengambil sebatang rokok lagi pada bungkus nya.

"Nggak seru, ngambek terus dia" ucap Sevan mematikan rokok nya pada meja untuk meminum minuman bersoda.

ClassroomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang