ix. pinter itu relatif, skil yang alternatif

107 31 0
                                    


 Jantung kinar sangat berdebar sebentar lagi ulangan fisika dua hari lalu akan diumumkan sekarang dan kini lembar itu sudah dibagikan ke aji yang berarti sebentar lagi siswi yang membagikan selembaran itu akan menuju kinar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jantung kinar sangat berdebar sebentar lagi ulangan fisika dua hari lalu akan diumumkan sekarang dan kini lembar itu sudah dibagikan ke aji yang berarti sebentar lagi siswi yang membagikan selembaran itu akan menuju kinar.

Dan kini kertas itu sudah berada di kertas kinar dengan posisi terbalik, tak nampak nilai nya berapa kata guru jangan dulu dibuka sebelum semuanya mendapat lembar nilai hasil ulangan.

Jantung kinar pun berpacu, takut apa yang ia usaha kan tak setinggi hasil yang ia mau, Kinar sudah berusaha walaupun itu penyemangat nya tapi itu tidak bisa merubah rasa takut nya akan nanti saat evaluasi bulanan oleh sang ayah.

Kinar menoleh ke arah aji, yang nampak terlihat santai ah iya, aji kan emang udah cerdas dari sana nya tak usah khawatir akan apapun itu pikir kinar dalam hatinya tidak seperti dirinya yang mengkhawatirkan banyak hal sebab kepintaran nya di bawah rata-rata walaupun ia masuk dalam katagori 10 besar kelas peringkat pertama tetap diraih oleh aji.

aku yang dipaksa menjadi cerdas ini mana bisa mengalahkan aji yang memang sudah cerdas dasarnya.

Tidak percaya diri, kinar tidak terlalu percaya diri atau sangat tak punya rasa percaya diri. setiap kali pembagian hasil ulangan ini diberikan, alasan nya hasil selalu akan mengkhianati usahanya, setinggi apapun usahanya yang harus ia raih adalah 100 sempurna.

95, itu terlalu kecil gimana nanti pas tes PTN?? FK itu saingan nya banyak, itu kata-kata yang selalu membuat kinar tidak pernah percaya diri akan dirinya sendiri.

dipecundangi semesta, dengan hasil yang sangat membadutkan, lelah satu kata itu hal yang pas untuk kinar.

"oke anak-anak, hasil nya boleh di buka" ucap pak daru

Tangan kinar pun gemetar, perlahan ia berusaha membalikan lembar jawaban itu untuk melihat nilai nya.

Semesta, di mohon kerja sama nya kali ini.

Lembar pun dibalik, dan ahahaha dipecundangi lagi?, hasil nya tak akan pernah sesuai harapan mu kinar.

90, ada 4 kesalahan dalam soal yang ia jawab.

Kinar pun memejamkan matanya, lemas tubuh nya sungguh lemas.

Salah 1 aja sebuah kesalahan, mungkin 4 adalah hal yang fatal saat evaluasi nanti.

Aji pun menoleh ke arah kinar, melihat gadis itu seperti dalam ketakutan lalu ia pun berjalan ke arah bangku kinar, dan menyuruh Rana teman sebangku kinar untuk bertukar sementara dengan nya.

"Ran, pindah dulu sebentar boleh ga?" Tanya aji pada Rana, gadis itu pun mengaguk lalu bangkit dan pindah ke bangku aji.

Aji pun duduk di sebelah kinar, lalu menepuk bahu gadis itu dan sedikit menoleh ke arah kertas ulangan kinar yang tertera angka 90 di sana.

"kinar, keren banget da dapet 90?? ga sia sia dong belajar nya kemarin ya??" Ucap aji menghibur kinar, walaupun ia tau dalam Kamus orang tua kinar yang terbaik adalah nilai yang sempurna.

"sia sia ji, semua nya sia sia" lirih kinar sembari menunduk lalu aji pun merangkul kinar.

"Yang sia-sia itu kalau lu ga berusaha sebelum nya nar, nanti pas lu evaluasi gua temenin deh"

"Nanti kamu yang kena amuk papah, aku gamau, malu aji...."

"Nar, Hasil Lo ini adalah yang terbaik karena sebelum nya lu udah berusaha sebaik mungkin"

"Kamu bisa ngomong gitu, tapi papah ngga pernah berpikir kaya gitu"

"Kinar, lo udah jadi yang terbaik sejauh ini oke?, kinar adalah kinar yang terbaik dengan porsi yang lu punya, kinar orang hebat dimata orang yang tepat. Aji, Gagat, sama rasa contoh nya Lo udah jadi porsi terbaik di mata kita, oke?"

Kinar pun mengaguk, namun malah setetes air mata yang keluar dari dua netra nya itu.

Aji pun terdiam, lalu menatap kinar dengan senyum yang hangat dan mengusap air mata dari pipi gadis cantik itu.

"Ada banyak hal yang Lo bisa nar, suara Lo bagus, puisi-puisi karya Lo juga diksi nya dapat apalagi yang kurang dari kinar??, kinar hebat sama porsi nya percaya deh sama aji, kalau orang lain gabisa apresiasi kinar setidaknya kinar yang harus apresiasi diri sendiri"

Kinar pun menatap aji "kinar ga akan bisa aji, apresiasi cuman ada saat nilai kinar sempurna, bahkan karna itu kinar kecewa sama diri sendiri"

"Kinar itu cantik, air mata nya harus dijaga rapih karna kinar kaya barang antik yang harus di jaga seapik mungkin, karna kinar adalah hal terbaik yang tuhan Lantik menjadi manusia yang paling unik" Aji pun menatap kinar sembari mengenyampingkan rambut gadis itu ke telinga, kinar pun menghampus air matanya lalu menatap aji.

"Tapi menurut kinar, tuhan nyiptain kinar hanya sebatas untuk mengwujudkan mimpi ayah, hanya itu" lirih nya.

"Kinar, inget satu hal ini. kinar hebat karna ini adalah kinar versi terbaik di mata orang yang tepat, pinter itu relatif terserah orang mau memandangnya gimana semua orang pasti pinter tapi semua orang belum tentu punya skill yang sama kaya kinar, kinar itu versi unik percayalah"

Kinar pun perlahan tersenyum, dan mengaguk "pasti, besok lebih baik kan aji?"

Aji pun mengaguk sebagai jawaban nya, lalu kinar pun terdiam sembari menunduk.

Lalu dari depan kelas pak daru menuliskan satu hal di papan tulis,

peringkat tertinggi kelas 12 IPA 1

SANGAJI ; 100
RESNAKA; 98
KINAR; 90

"selamat buat aji, naka sama kinar yang sudah masuk tiga besar"

Mata kinar pun membulat melihat nilai sempurna aji, sementara aji yang disebelah nya terdiam, merasa tidak enak.

"Selamat aji" kata kinar menatap nya dengan senyuman, tapi tatapan kinar rasanya tidak pernah berbohong.

Aji, satu nama yang elok tak ada kekurangannya apa yang ngga bisa aji dapatkan dalam hidup?, Semesta sangat berporos padanya ngga sama aku yang selalu di pecundangi, aji aku iri aku mau jadi kamu.

BERSAMBUNG...

[ ✓] i. ASMARLOKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang