xxvii. dunia jahat tapi kamu harus baik

139 38 1
                                    

 (sebelum tamat, ayo tinggalkan jejak untuk Rasa,Gagat,Aji dan Kinar)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 (sebelum tamat, ayo tinggalkan jejak untuk Rasa,Gagat,Aji dan Kinar)

  Pada bagian terakhir bab patah hati, akhir nya sangaji mengerti ; perihal jatuh tanpa sebab sammpai berusaha bangun tanpa semangat.

  Pada bagian terdalam tentang hati, ada satu cerita yang tidak selesai untuk di kenang, tentang merelakan yang bohong juga perihal iklas yang tak pernah sempurna.

   "sudah mau sebulan, aroma patah hati nya makin menyengat. aduh Sangaji lo itu pinter tapi kenal cinta jadi bego kaya gini ya"

   "Udah tau, tolong jangan di perjelas Larasa"

   Rasa pun terkekeh, Aji pun turun dari si putih lalu membuka pagar rumah nya itu lalu kedua nya berjalan memasuki rumah dengan Aji yang mendorong motor nya itu sebab di tengah jalan tadi mogok jadilah mereka jalan kaki sampai rumah Aji, nanti Aji obatin dulu si putih biar bisa jalan lagi membelah kota hujan ini untuk mengantar Rasa ke stasiun.

   "assalamualaikum bunda!" teriak Rasa yang langsung menghampiri bunda nya Aji untuk bersalaman.

   "Eh Rasa, tumben ga sepaket sama Gantar juga Kinar?" tanya bunda

   Rasa pun hanya cengegesan, lalu Aji pun datang dan menyalami sang bunda dengan senyuman yang merekah "bunda lagi ngejahit pesanan siapa itu?" 

   "ada tetangga, buat acara keluarga katanya"

    Rasa pun memperperhatikan bunda "asli bun, ini rapih banget"

    "ah bisa aja Rasa, itu tuh kalau mau pisang goreng susu coklat ambil di meja makan" seperti tahu isi kepala Rasa, bunda pun terkekeh setelah gadi itu mengaguk kemudian berlari ke belakang.

  "Nanti Rasa suruh ke saung aja yaa bund" kata aji, bunda pun hanya mengaguk.

   Aji pun berjalan keluar dari rumah menuju saung, langit sudah menampakan senja nya sudah jam 5 sore,

   Dengan helaan nafas Aji pun duduk di pinggir saung dengan seragam putih abu-abu yang melekat Aji pun menatap langit yang di lukis jingga oleh maha sang pencipta bumi.

   indah, namun hanya menemani untuk sementara.

   Bukan kah hal itu yang penulis selalu tulis dalam bukunya, perihal indah yang tak pernah abadi?, Aji tidak suka dengan cerita fiktif atau semacam nya tapi karna Kinar menyukai itu Aji pernah mencoba membaca beberapa dan setiap buku kisah klasik yang fiktif itu berisi tentang festival jatuh cinta yang berakhir dengan tragis, dan ternyata sejati nya tentang cinta adalah suatu hal yang tragis.

   "Hey putra brahmana!" Aji pun langsung menoleh ketika bapa datang, bapa pun berjalan menuju Aji setelah menutup pagar dan duduk di sebelah putra kebangaan nya itu.

   Aji pun salim pada bapa, kemudian bapa menepuk pundak Aji "tumben disini jam segini"

   "Ada Rasa pa, tadi mau nganterin sampe stasiun eh tiba tiba si putih ngambek di tengah jalan jadi jalan kaki lah kita"

   "Gantar sama Kinar ga ikut?, tumben?"

   "sudah punya dunia nya sendiri pak mereka"

   "jadi putra brahmana ini mengalah dalam perjuangan nya?"

    "lebih tepat nya kalah pa" ucap Aji sembari terkekeh, bapa pun menatap Sangaji dengan lekat kemudian menepuk bahu anak lelaki nya itu.

   "tidak ada kata kalah sangaji, semua nya hanya perihal perjuangan ntah itu buah nya bagus atau busuk yang penting proses nya, sejauh ini putra bapa ini hebat"

    "tapi..... kalau sesuatu yang kita ga bisa miliki, itu kenapa semakin ingin di kejar ya pa?"

    "penduduk bumi rata-rata terus meraih validasi demi asri, apa yang mereka dapat rasanya belum pernah puas padahal apa yang tuhan beri itu sudah pas, Sangaji apapun hasil nya itu adalah porsi yang tepat, bukan karna semesta tidak adil tapi ini perihal takdir yang sudah di tetapkah sendari awal untuk membuat manusia berfikir bahwa hidup bukan tentang selalu senang dan indah."

    "jadi perihal takdir semesta pasti adil ya pa?"

    Bapa pun mengaguk sembari mengusap kepala Aji "kita jadi penduduk bumi sudah di atur skenario nya oleh maha sang pemilik raga, namun semesta memberi pilihan. pesan bapa tentang pilihan apapun itu Sangaji harus tetap baik ya?, ada kalanya semesta menjadi antagonis dan membuat penduduk nya ini pesimis tapi ingat satu hal, tetap jadi orang baik yang berada di jalan tuhan"

   Sangaji pun mengaguk lalu bapa pun mengusap kepala putra brahmana itu, bapa pun bangkit dan izin pamit untuk pergi bebersih ke dalam.

    Benar kata bapa, semua pasti sudah diporsikan masing-masing walaupun pada dasar nya semua manusia mempunyai sakit nya sendiri namun semua akan berlalu dan hanya akan menjadi masalalu.

    Tentang iklas akan selalu tak teralas, tentang rindu yang makin membiru juga perihal harap yang menjadi hirap semua akan berakhir semu dan sia-sia.

    Kita hidup dimana setiap detik nya menuju untuk akhir, semua perihal takdir akan di rangkap dalam diri sebagai kenangan lain hari.

    tetap baik, tetap jadi manusia baik walaupun tak akan pernah sempurna namun bisa untuk di coba.

    "Semesta terlalu jadi antagonis ya buat gua?, tapi tenang Larasa tidak akan pesimis perihal takdir, tak ada kata mengemis walaupun ingin menangis karna kata bunda anak manis ngga boleh menangis" dasar gadis denial, air mata nya kini runtuh pipi nya basah dan tidak bisa mengelap nya karna kedua mengegam pisang susu coklat yang ia ambil sekaligus empat.

    sembari terisak, ia memakan pisang susu coklat buatan bunda berharap rasa manis nya bisa mengobati luka yang teriris.

    Percakapan Aji dan Bapa membuat Rasa berfikir takdir baik hanya untuk manusia baik, sementara ia seorang pendosa yang berharap ada sedikit manis dalam hidup nya.

    Bahkan untuk dirinya sendiri Rasa tidak bisa bersikap baik, ia terlalu jahat pada pribadinya.

    Denial dan penuh ke pura-puraan.

    Larasa, dari setiap angan yang mengabur dan juga setiap jengkal kesalahan yang tercipta semua nya ia bingkai dalam senyum khas manusia.

    Terlalu banyak berandai-andai akan bahagia bahkan berusaha untuk menciptakan nya pun tidak, 'semoga' mu itu di tertawai semesta.

    Dunia jahat, tapi kamu harus baik bahkan ke diri mu sendiri kamu harus baik...

    BERSAMBUNG....

[ ✓] i. ASMARLOKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang