xvii. stasiun sore itu, Larasa bercerita tentang rasanya.

125 31 2
                                    

Di atas Vespa putih, dua anak itu terdiam dalam hening kedua nya lebih memilih mendengar deru klakson mobil juga motor yang pada saling tidak sabaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di atas Vespa putih, dua anak itu terdiam dalam hening kedua nya lebih memilih mendengar deru klakson mobil juga motor yang pada saling tidak sabaran.

"tercium aroma patah hatinya ya?" kata Rasa sembari terkekeh.

"oh, keliatan ya?"

"Sangaji, anak nya Bapa Adipati lagi ngerasain patah hati pertama nya ya?"

"Larasa, diem lo" ucap aji yang kesal karna diejek oleh Rasa di tengah patah hatinya.

"kalau kaya tukang parkir apa ji?"

"Maju!"

"yah jangan dong, nanti nabrak sakit gimana?"

"udah terlanjur sakit, gimana atuh?"

"ah kasian, remaja labil yang sakit akibat patah hati"

"makanya jatuh cinta tuh sama manusia, bukan sama karakter gepeng Larasa, biar ngerasain patah hati"

Rasa pun tidak terima atas ucapan aji, di pukul lah helm aji yang membuat si empu nya mengaduh.

"Aji mana paham soal karakter yang mati, pedih nya lebih dari patah hati"

"ya bukan nya itu satu hal yang pasti ya?, ngga ada akhir yang bahagia Larasa akhir bahagia cuman perihal mengikhlaskan yang sudah pergi"

"iya ya?"

Aji pun mengaguk.

"Terus kenapa orang bisa jatuh cinta sedangkan tau akhirnya hanya tentang patah hati berkepanjangan?"

"Jangan tanya itu ke orang yang habis patah hati Larasa" jawab aji, Rasa pun terkekeh dan menatap Aji lewat pantulan spion si putih.

Jawaban nya gampang Sangaji, Jatuh cinta itu perihal sederhana yang mengakibatkan patah hati berkepanjangan, salah satu dari dua pasang itu nanti ada salah satu yang pergi, pergi jauh untuk sekedar melupakan tanpa permisi untuk kembali.

Semua akan berkawan dengan kata bersama, tidak untuk memiliki secara utuh atau bahkan memberi mu secara penuh.

Senandika Larasa itu ia pendam sendiri, tanpa ada yang tau raut nya yang bahagia kini sedang menutupi patah hati nya sedari kemarin, patah hati terhebat seorang remaja labil.

Ternyata yang patah bukan perihal melihat orang yang kita suka mengegam tangan gadis lain, tapi patah yang terdalam adalah sedih karna dia juga patah hati, dia Sangaji yang patah hatinya membuat Larasa Runtuh, perasaan nya pun ikut hancur.

Rasa tau, bagaimana Aji menyukai Kinar, dan bagaimana Kinar menyukai Gantar, menurut Rasa sekarang ataupun nanti yang tersisa dari kisah Aji juga Kinar adalah tentang elegi patah hati berkepanjangan, Kinar tidak mungkin menjatuhkan hatinya selain kepada Gantar, percaya lah Kinar adalah tipe orang yang sekali menjatuhkan hatinya akan tetap begitu sampai kapanpun.

Bukan seperti dirinya yang hanya ada merelakan apa yang tidak menjadi milik nya, itu kamus seorang Larasa.

Untuk Sangaji, Jatuh cinta pertama nya sekaligus hal hebat yang membuat nya jadi patah yang terhebat, kini dua anak remaja yang sedang membelah jalanan kota hujan itu terdiam dengan patah hati nya masing-masing.

Hingga tidak terasa, mereka sudah sampai di stasiun tempat dimana Rasa akan pulang.

Rasa pun turun dari motor Vespa putih Aji itu, ia membuka helm dan memberikan nya pada aji.

Lalu Rasa pun menepuk pundak pria itu "Gamau bilang semangat gua, tapi makasih udah mau jadi putra brahmana yang kuat sejauh ini, gua paham betul bagaimana rasanya kehilangan sebelum memiliki, makasih Aji besok Lo harus tetep hidup, jangan dulu mati"

Aji pun tertawa lalu mengaguk "gua ga mungkin sebodoh itu Rasa bunuh diri karena patah hati"

Rasa pun ikut tersenyum "yaudah gih berangkat, tararengkyu hati hati di jalan"

Aji pun mengaguk lalu melajukan motornya lalu menghilang di balik padat nya jalanan raya kota hujan itu.

Rasa pun menghela, raut nya jelas berubah menjadi tidak secerah tadi ia pun mulai masuk ke dalam stasiun untuk membeli tiket keberangkatan nya untuk pulang.

Jalanan stasiun yang lembab karna sehabis hujan membuat Rasa semakin menikmati aroma patah hati pada dirinya sendiri, tadi ia meledek Aji sekarang ia akan meledek dirinya sendiri.

Rasa, namanya saja tentang rasa tapi rasa nya tak akan pernah jadi utuh yang tersisa hanyalah hal yang runtuh dalam rasanya, ah Larasa lucu sekali kamu menjadi manusia.

Tanpa sadar setetes air mata dari Rasa keluar, gadis itu sedikit terisak dalam jalan nya.

Rasa, kamu adalah kamu ; tugas mu disini adalah untuk memastikan orang-orang baik baik saja kan?, Rasa tetap lah menjadi orang baik seperti yang ibu bilang.

Rasa, dunia terlalu kejam ya? kamu paham betul bagaimana kamu hanya punya kamu di dunia ini, bertahan sampai nanti ya?, untuk Rasa juga raga beserta jiwanya jangan dulu padam cahayanya, orang-orang disekitar mu masih butuh itu.

Rasa, sempurna lah sakit mu sekarang perihal runtuh ada di kamu semua sekarang, dan sekarang berpikirlah bagaimana untuk keliatan utuh.

"Rasa buktikanlah didikan ibu untuk membuat rasa menjadi kuat ga pernah gagal" Gadis itupun kini menghapus air matanya, dan mulai berjalan tegap kembali.

Rasa adalah Rasa, gadis yang tak pernah mau terlihat menyedihkan walaupun dirinya sangat kalut dan sangat erat dengan kata menyedihkan.

"LARASA!" panggilan itu membuat Rasa menoleh ke belakang, melihat seorang pria berlarian mengejar nya.

Rasa pun menyilangkan tangan nya di dadanya menatap pria yang berlari sembari tersenyum.

Pria itu pun datang, lalu merangkul Rasa.

"Wih ketemu Rasa!, tumben amat pulang malem?"

"Fayesha eneg ya gua, tiap mau balik ketemu lu mulu!"

"Ya wajar???, kan Lo tetangga kesayangan gua!"

Fayesha, pria itupun melepas rangkulan nya pada Rasa kemudian mereka berdua pun berjalan menuju loket tiket.

"Apa kabar sama tsana sha?"

"Masih menjatuhkan hatinya dengan cinta lama nya Sa"

Rasa pun terkekeh "yang dikejar itu yang udah pasti, jangan yang masih semu lo tau kan akhirnya cuman tentang luka yang membiru?"

"ah rasa, omongan Lo kaya orang yang patah hati berkali-kali aja"

"iya, patah hati gua sama cowo fiksi, gepeng, bau tanah lagi" kata rasa

"ck, menyedihkan sih"

Rasa pun terkekeh "lebih ke elu sih, udah suka sama seorang cewe yang masih terikat sama masalalu nya, lagian memilih tuh jangan yang terlalu sempurna kaya tsana, sakit hatinya juga membulat jadi sempurna"

"ah sempurna banget, udah kaya lagunya Andra the backbond"

"itu lagu tentang keindahan, ga cocok buat lu yang bau nya perihal aroma patah hati aja"

"sialan lo rasa"

"i lop yu Fayesha"

"too buat teh tsana"

Rasa pun menoleh pada Fayesha yang menunjukan cengiran nya tanpa rasa bersalah.

"aduh remaja goblok, udah sakit masih di lanjutin"

BERSAMBUNG....

[ ✓] i. ASMARLOKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang