Chapter 10

33.6K 1.7K 83
                                    

Happy Reading guys💜

Bel pulang sekolah telah berbunyi, Putra duduk termenung di bangku nya sambil menatap handphonenya dengan mata tajam. Ia meremas kuat handphone tersebut guna menyalurkan rasa marahnya.

Ia mencoba menarik nafasnya panjang sebelum kembali membuka ponselnya, dan langsung mencari kontak seseorang.

"Hallo, bisa kita ketemuan hari ini?"

"......"

"Di taman belakang, gue tunggu!"

Setelah selesai menelpon, Putra langsung bergegas pergi dari kelasnya dengan wajah penuh amarah dan tangan yang terkepal kuat.

÷÷÷÷÷÷

Seorang gadis saat ini tengah terduduk di halte menunggu angkot lewat. Ia dan beberapa anak yang lain juga sama, namun ada satu gadis yang membuatnya tak mengalihkan pandangannya.

Dia Karina, murid baru di SMA Cendana yang sudah famous ketika baru masuk sekolah, satu circle dengan geng Ningsih, Giselle, dan Winda. Geng gosip dari gedung IPA yang sangat populer, bahkan geng mereka mengalahkan akun lambe turah SMA Cendana.

Sena melihat gadis itu begitu keukeh dengan seorang waketos memintanya untuk di antarkan pulang namun di hiraukan.

Sena hanya diam, ia mengingat keadaan nya dengan Putra sekarang ataupun dulu yang sama saja, namun sekarang Putra terlihat lebih memaksakan kehendak dirinya sendiri. Apakah jika dulu ia memperjuangkan Putra seperti Karina saat ini, Putra akan merasa jijik padanya? Entahlah, setiap manusia itu berbeda-beda.

Ketika melihat angkot yang sudah dekat, Sena berdiri dan langsung masuk ke dalam angkot. Berbarengan dengan Karina yang akan masuk.

"Eh, duluan aja." kata Karina merasa tak enak.

Sena hanya tersenyum sekilas, "makasih."

Tak lama setelah Sena masuk, di susul Karina yang juga baru masuk. Mereka berdua duduk berdampingan.

Sena hanya diam fokus ke luar melihat hal-hal di jalan raya sedangkan Karina gadis itu sangat berisik karena mengomel tiada henti, entah apa yang di bicarakan. Namun karena Sena sudah terbiasa dengan ocehan milik Sella dan Elin gadis itu diam saja.

÷÷÷÷÷÷

Di taman belakang, terlihat seorang pemuda tengah duduk sambil memejamkan matanya. Pemuda itu tentu saja tengah menunggu seseorang yang tak bisa membuatnya tidur semalaman.

"Putra, maaf ya nunggu lama." ujar seorang gadis yang baru saja tiba dengan seragam ketat dan juga dandanan yang tak bisa di katakan untuk ukuran anak sekolahan.

Putra yang memejamkan matanya, perlahan membuka mata itu dengan perlahan. Pemuda itu langsung menatap dingin dan datar gadis yang baru saja tiba.

Mencoba melembutkan tatapannya, Putra. Ah mulai sekarang sepertinya ia harus belajar mengontrol emosi nya.

Putra tersenyum sekilas, dan menggeser duduknya agar kursi itu muat di duduki oleh dua orang. "Iya gapapa, sini duduk jangan berdiri terus. Pasti capek!"

Gadis dengan make up yang agak tebal itu tersenyum cerah. Dengan semangat gadis itu menuruti perkataan Putra.

"Oh iya, ada apa ya kamu tiba-tiba telpon aku terus nyuruh ke sini?" tanya nya dengan senyum menawan.

Putra menoleh sekilas, "Ah enggak, emang salah ya kalo aku nelpon kamu hmm?" ujar Putra sambil mengelus pipi gadis itu lembut.

Bisa di lihat pipi gadis itu memerah akibat malu, "eh bukan gitu maksud aku, tapi aneh aja."

"Ga ada yang aneh Serena, ternyata lo cantik ya." gadis yang di panggil Serena itu melototkan matanya tak percaya.

"Masa sih?" ujarnya tak percaya menahan senyuman.

"Iya, kayaknya gue terlalu bodoh ya dulu nolak lo? Pasti sekarang lo udah punya pacar, 'kan ya? Apa gue udah terlambat?" ujar pemuda itu dan menatap ke depan dengan pandangan kecewa.

"Enggak, aku belum punya pacar kok. Pasti kesempatan itu selalu ada buat kamu sekalipun aku udah punya pacar." ujar Serena menenangkan perasaan pemuda itu.

"Benarkah? Apa gue masih bisa jadi pacar lo?" ujarnya.

Serena mengembangkan senyumnya, gadis itu mengangguk cepat. "Masih dong, apa sih yang enggak buat kamu Putra." ujar Serena dan memeluk tubuh pemuda itu yang ternyata adalah Putra.

Namun Serena segera melepaskan pelukannya dan menatap Putra yang juga tengah menatapnya. "Bukannya kamu lagi deket sama Sena ya?" tanya Serena dengan bibir mengerucut.

"Sena ya? Sebenarnya gue ga suka sama dia. Gue kasian aja sama dia hidup sebatang kara, jadi kalo misalkan lo liat gue sama dia gak usah cemburu. Gue juga males kali deket sama tuh cewek murahan." ujar Putra dan mendengkus saat bercerita.

Serena tersenyum senang, gadis itu langsung memeluk tubuh Putra dengan erat. "Janji ya, kalaupun kamu sama dia cinta kamu buat aku?!"

"Hmm...aku janji."

Kedua sejoli itu asik berdua di taman belakang.

"Udah sore, kita pulang yuk. Aku anterin kamu!" ajak Putra dan di angguki oleh Serena dengan semangat.

Keduanya segera pergi dari taman belakang sekolah dan menuju tempat parkiran. Terlihat sekolah sudah sepi karena jam sudah menunjukkan pukul 17.25 WIB, sudah lebih dari 2 jam dari waktu pulang sekolah.




To be continued.

Hallo, update lagi:)
Vote, komen, share, dan follow aku ya☺️

Maaf ya kalo lama update nya:)

Possessive Ex-Boyfriend [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang