Chapter 17

20.1K 1.1K 12
                                    

Putra saat ini tengah duduk termenung di kantin dengan Raditya yang tadi di kelas merecoki dirinya. Pemuda itu dengan tak tau malu mengintili kemanapun Putra pergi.

“Eh Put gue mau tanya, lo beneran pacaran sama Sena?” tanya Radit sembari memakan bakso miliknya.

Tak menjawab Putra hanya melirik sekilas Radit. Ia malas hanya untuk sekedar mengeluarkan suaranya untuk hal-hal tak berguna.

“Yaelah jawab napa, gue nanya nih.” protes Radit namun masih saja tak di tanggapi oleh Putra.

“Berasa ngomong sama tembok gue.” cicit Radit pelan dan kembali fokus pada baksonya.

“Wahhh... Bakso mang Jaja emang gak ada duanya.” ujarnya setelah menyeruput kuah bakso dengan nikmat. Putra memutar bola matanya melihat betapa berlebihan nya seorang Raditya.

“Lo gak nyamperin Sena? Tumben?” tanya Radit di sela-sela makannya.

“Bukan urusan Lo!” ketus Putra dan kembali pemuda itu fokus ke handphone nya sebelum pesanan mie goreng nya datang.

>3

Sena duduk termenung di kursi taman belakang sekolah dengan Rena di sampingnya, ya tanpa kedua temannya yang lain.

“Gue sebenarnya gak mau ikut campur, cuman kali ini gue tanya dan gue harap lo jawab jujur.” ujar Rena dan menatap datar ke depan tanpa memperdulikan Sena yang di sampingnya menatap nya dengan pandangan berbeda.

“Apa yang udah Putra lakuin ke elo, sampai lo nangis?” pertanyaan dari Rena membuat Sena melotot kan matanya.

“Gu—gue ga nangis.” cicit Sena semakin membuat gadis tomboy itu menajamkan matanya yang kini beralih menatap Sena.

“Jangan bohong Sena, gue tau lo bohong!” tekan Rena membuat Sena tak tau harus mau memulai dari mana.

“Sebenernya—” akhirnya Sena menceritakan semuanya, semuanya yang terjadi pada dirinya dan Putra.

Putra menembak dirinya, Sena tak menyangka setelah melakukan aksi pdkt atau pendekatan selama sebulan dan membuat gadis itu nyaman Putra akhirnya menjadikannya kekasih resmi Sena.

Namun anehnya, Putra meminta hubungan mereka di sembunyikan hingga tak ada seorang pun yang mengetahui nya, Sena menyetujui nya tanpa syarat. Gadis itu senang, bahkan hubungan mereka bisa di bilang aneh pun Sena gadis itu tak keberatan. Seperti tak memiliki nomor ponsel mereka masing-masing untuk saling menghubungi, kedekatan mereka yang tak wajar hanya karena sebuah tragedi Sena lupa membawa uang untuk membayar belanjaan nya, hingga akhirnya mereka sering bertemu dan akhirnya memiliki hubungan.

Namun hubungan yang baru saja terjalin itu, tak ada keharmonisan. Sikap Putra bukannya semakin menunjukkan ketertarikan pemuda itu malah makin sulit di jangkau saat hubungan mereka resmi sebagai sepasang kekasih.

Bahkan Sena sudah berkali-kali minta bertemu lewat surat yang di kirimkan nya khusus tak pernah mendapatkan balasan, ya mereka berhubungan seakan mereka seperti di jaman kuno saja menggunakan surat, namun kenyataannya memang begitu, Sena tak memiliki nomor ponsel Putra pun sebaliknya, bahkan saat hubungan mereka sudah berjalan satu tahun.

Ketika mereka bertemu pun, tak sampai lima menit pemuda itu sudah pergi dengan alasan sibuk. Hingga akhirnya saat di mana ibunya mengalami kecelakaan, Sena yang nekat hendak menemui Putra ke rumahnya hanya sekedar meminta bantuan untuk menemaninya di karenakan surat yang di kirimnya tak ada balasan sama sekali, dan di malam itu saat hendak menuju rumah Putra, Sena melihat dengan mata kepalanya sendiri Putra tengah makan malam berdua dengan seorang gadis yang tak di kenalnya, apalagi dengan suasana romantis dan tampilan Putra yang terlihat menawan dengan balutan kemeja dan celana dasar dan gadis itu dengan dress peach yang melekat indah di tubuhnya.

Sena hancur, jadi itu alasan Putra tak mau menemuinya. Gadis itu pergi dari sana dengan air mata bercucuran. Akhirnya keesokan harinya, gadis itu memaksa Putra bertemu yang di setujui oleh pemuda itu, dan hari itu di mana berakhirnya hubungan Sena dan Putra. Sena menyerah atas semuanya, ia sadar selama ini hanya di jadikan objek pelampiasan karena Putra hanya butuh teman di saat kesepian, Sena pergi dari sana meninggalkan Putra yang mematung di belakangnya.

“Selama sebulan setelah berakhirnya hubungan gue sama Putra, gue gak mau berlarut-larut dalam kesedihan. Gue berpikir dengan logis aja, buat apa gue menangisi seseorang yang nyatanya gak mencintai kita. Namun semua itu berubah, saat Putra juga berubah. Dia yang gue kira gak mencintai gue sekarang dia memiliki obsesi memiliki gue.

Dia yang dulu gak menganggap gue ada dan seolah-olah mendorong gue pergi, sekarang dengan seenaknya meminta gue kembali. Gue ngerasa seperti boneka, kadang gue gak berdaya di depan dia, dia punya sifat dominan yang gak gue tau, dia bahkan sering memaksakan kehendaknya sendiri sama gue tanpa bisa gue lawan. Gue takut, gue takut ketika dia lepas kendali.” ujar Sena dan tak terasa setetes air matanya turun tanpa bisa di komando.

Sena benci dirinya yang lemah, bahkan Sena benci dirinya yang tak bisa melawan Putra.

Rena termenung, gadis itu tak menyangka Putra ternyata memiliki sifat aneh itu, selama yang dia tau Putra adalah seorang pemuda dingin yang tak tersentuh dan malas yang namanya berhubungan dengan wanita.

Rena menggenggam tangan Sena, “gue, Elin, dan Sella selalu ada buat lo. Di saat lo butuh bantuan gue siap bantuin lo, bilang sama gue kalo Putra macem-macem sama lo, bahkan saat ini kalo lo mau lepas dari Putra gue bisa bantu.” ujar Rena yakin, mengingat gadis itu merupakan anak dari keluarga terpandang, bukan hal yang sulit ia meminta bantuan pada ayahnya untuk membantu temannya.

Sena tersenyum haru, Rena hanyalah orang baru yang hadir di hidupnya, namun Rena sangat baik terhadapnya. “gak perlu Rena, gue bisa mengatasi ini sendiri. Ya setidaknya sampai Abang gue pulang dari masa studinya di Jerman.” ujar Sena meyakinkan Rena.

Rena mengangguk, gadis itu tak bisa memaksakan kehendaknya bukan? Semua pilihan tetap ada pada Sena. “gue ngerti, semoga lo baik-baik aja ya. Ingat saat lo butuh bantuan, lo gak perlu ragu untuk hubungi gue.” Sena tersenyum gadis itu mengangguk sebelum sebuah suara mengintruksi mereka berdua membuat keduanya menengang.

“Aku cariin ternyata kamu di sini!”


To be continued.

Hai hallo annyeong, gimana suka sama Part kali ini? Sudah di pastikan kan dia siapa?

Btw kalian lebih suka Rena yang dingin apa Rena yang peduli gini? Maksudnya bukan berarti Rena yang dingin ga peduli ya, cuman di sini dia lebih menunjukkan ekspresi nya terhadap Sena dan kepeduliannya.

Kayak nya bacotan ku sudah dulu deh. Jangan lupa tinggalkan jejak kriminal kalian dengan cara VOTE, KOMEN, SHARE, DAN FOLLOW nya ya:)

Makasih yang sudah mau menjadi support cerita ini:)

Aku tadinya tidak terlalu berekspektasi tinggi dengan cerita ini, tapi aku dengan yakin post cerita ini dan di sukai orang-orang yang menyukai cerita cowok posesif dan obsesi. Maaf ya aku tidak terlalu pandai buat cowok posesif, tapi setiap cowok pasti memiliki sifat posesif nya masing-masing. Aku yakin itu☺️

Happy 84k viewer and 6,4k vote. Wkwkwkwk ini cerita fiksi remaja ku yg ga aku sangka² bisa melampaui 6k vote🤭

Oke see you semuanya, salam hangat istrinya Lee Donghyuck a.k.a Haechan💚

Possessive Ex-Boyfriend [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang