Chapter 15

24.4K 1.3K 30
                                    

“Maksud kamu apa tadi berduaan sama dia, hah? Kamu juga kenapa sih cium-cium gadis udik itu?! Kamu ga mikirin perasaan aku sebagai pacar kamu?” teriak seorang gadis menatap marah pria yang saat ini terlihat santai bahkan seperti tak menanggapi ucapan nya sama sekali.

“PUTRA JAWAB AKU, KENAPA KAMU DIEM AJA!!” Serena semakin menggila, gadis itu meminta bertemu kepada Putra yang di setujui pemuda itu.

Saat ini mereka tengah berada di taman yang tak jauh dari lokasi rumah Serena. “Ck. Lo lebai banget tau ga sih? Lo kan tau kalo gue ga suka sama tuh cewek. Gue cuman kasian aja, gue pengen bales dendam sama dia karena dia udah dengan berani permaluin gue di kantin waktu itu. Percaya sama gue, gue cuman cinta sama lo!” ujar Putra dan menggenggam tangan Serena menatap gadis itu dengan serius.

“Kenapa sih kita harus backstreet segala? Kamu ga mau ngumumin hubungan kita?” tanya Serena memelas. Wajah dengan penuh polesan make up itu menatap Putra sendu.

Putra mendengkus kesal. Pria itu menatap tajam Serena. “ck. Gak usah mulai Serena, kita udah pernah bahas ini, dan satu lagi, jangan pernah sentuh Sena, urusan Sena biar gue yang urus semuanya.”

“Kenapa sih lo? Kenapa lo seakan melindungi gadis itu? Kenapa?”

“Gue bukan melindungi, gue ga mau korban gue di sentuh orang lain. Ah udah lah, gue mau pergi. Capek tau ga ngurusin lo yang ga jelas ini.” ujar Putra dan langsung beranjak pergi.

“Apa kamu bilang? Ga jelas? Putra aku belum selesai ngomong, PUTRA! akhh... Sial.” Serena menggeram marah menatap Putra yang sama sekali tak menggubris dirinya.

Serena duduk di bangku taman dengan pandangan menajam, gadis itu mengepalkan tangannya hingga buku-buku jarinya memutih.

“Gue harus cari tau yang sebenarnya, gue harus buktiin kalo apa yang di bilang Putra bener. Kalo Putra hanya menjadikan Sena objek balas dendam bukan karena cinta, gue yakin gue yakin Putra memang cinta sama gue bukan gadis udik itu.” gumam Serena tak tenang. Gadis itu berkali-kali melihat kedekatan Putra dan Sena dengan tak wajar, bahkan ia melihat tatapan Putra begitu tulus dan mendamba Sena. Sedangkan saat menatap nya ia hanya melihat amarah yang tertahan dalam diri Putra.

♡♡♡♡

Putra mengepalkan tangannya erat melihat Sena yang berjalan bersisian dengan seorang pria sambil membawa buku-buku di tangannya.

Kelas Putra yang saat ini tengah melakukan pelajaran olahraga di lapangan outdoor malah melihat Sena yang berjalan dengan seorang pria yang ia ketahui bernama Reno salah satu teman sekelas gadisnya.

Putra membuang bola voli sembarangan membuat team nya menatapnya bingung. “woi Putra mau kemana lo? Eh ini giliran lo yang servis bolanya, Putra woi Putra!” tak mendengarkan teriakan Rio tak membuat Putra menghentikan langkahnya sama sekali. Sedangkan Jeno sebagai ketua kelas sekaligus team dari Putra memutar bola matanya malas.

Ini lah yang membuatnya malas berhubungan dengan wanita, merepotkan jika sudah terkena penyakit bucin.

Oke back to Putra.

Pemuda itu berjalan penuh amarah dan menghadang Sena dan pemuda bernama Reno membuat Sena hampir saja menabrak tubuh Putra.

Putra menatap Reno tajam, tanpa aba-aba Putra langsung melayangkan pukulan keras pada rahang Reno membuat Sena menjerit dan tanpa sengaja menjatuhkan buku paket sejarahnya.

“Putra kamu apa-apaan sih?” teriak Sena dan mencoba membantu Reno berdiri.

Namun sebelum menggapai Reno, tubuh Sena sudah membentur tubuh Putra. Pemuda itu memegang erat tangan Sena.

“Sampai kamu membantu dia, aku akan membuatnya berada di rumah sakit. Ingat Sena, kamu milik aku, hanya milik aku!” tekan Putra menatap tajam Sena.

Sena mencoba melepaskan cekalan tangan Putra. “Putra lepasin, Reno butuh bantuan Putra!” mohon Sena dan menatap kasihan Reno, ia melihat sudut bibir pria itu berdarah memar di rahangnya hanya dengan sekali pukulan telak dari Putra.

Geram dengan Sena yang tak menuruti perintahnya Putra langsung menyeret Sena pergi dari sana. Tentu saja Sena memberontak, gadis itu mencoba melepaskan cekalan tangan Putra, namun tak bisa mengingat betapa besarnya kekuatan Putra ketimbang dirinya.

Putra membawa Sena ke toilet wanita. Pria itu mendorong Sena ke dinding dan tanpa aba-aba mencium bibir gadis itu. Sena menolak, gadis itu langsung mendorong Putra kuat dan menampar Putra hingga pria itu terdiam.

Putra menatap Sena tajam membuat gadis itu terkejut dengan apa yang barusan dilakukannya. Sena meneteskan air matanya, kala Putra mencengkeram erat dagunya.

“Kamu milik aku Sena, kamu milik aku. Dan apa-apaan tadi? Kamu berjalan bersisian dengan nya? Bahkan kamu ingin menolongnya? IYA?! Jangan harap, kamu hanya milik aku, tidak akan ada yang bisa merebut kamu. Bahkan tuhan sekalipun.” desis Putra dan langsung meninggalkan Sena sendirian di toilet dengan Putra membanting keras pintu toilet membuat Sena terkejut.

Badan Sena meluruh ke lantai dengan isakan yang terdengar memilukan. Psycopath. Itulah pikir nya tentang Putra. Sena ketakutan sungguh, jika ia bisa memutar kembali waktu Sena tak ingin berurusan dengan Putra. Sungguh. Gadis itu ketakutan, Sena memeluk dirinya sendiri ia kini harus mengadu kepada siapa dan meminta tolong pada siapa? Teman-temannya, ia tak ingin membuat mereka terbebani.





To be continued.

Hallo Vava back, ad yang rindu? Lapak Sena makin sepi:) tak apa deh.

Btw Put itu cinta apa obsesi ya? Ngeri gw jadi Sena!!

Seperti biasa, vote, komen, share dan follow okay.

See you🥀

Possessive Ex-Boyfriend [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang