MET BACA~~
.
.
.
.
.
.
.
.Pagi hari tiba, kedua putri kembar kita ini sudah rapi dengan gaun yang lucu. Seperti biasa mereka harus segera belajar tatakrama dengan guru mereka yang bernama Rosseta.
Sikap Rosseta semakin buruk dalam mengajar mereka berdua. Bahkan (Name) sendiri hampir mengeluarkan kata-kata mutiara dan keluar dari sikap ala-ala kulkas nya.
"Kakak!! Kapan kita usir itu perempuan?!! Bsjsnlausnsidj." Kesalnya.
"Sebentar lagi... sedikiiiitttt lagi.." (Name) menghela napas lelah. Mau tidak mau mengikuti saja kata kakaknya.
Rosseta memasuki ruangan. (Name) bersikap datar dan memutar mata malas, sedangkan Athanasia bersikap seperti biasa.
"Ughhh... sampai kapan aku harus mengajar kalian? Sudahnya tidak becus. Anak-anak payah..." sindiran Rosseta tidak berlaku lagi bagi (Name).
"Situ bisa ga ngajarinnya? Kalo ngajarinnya bener si bakal bisa. Sayangnya ngajar sambil nyindir, mana males-malesan... butuh kaca mba?"
Athanasia menatap adiknya kaget. Athanasia langsung terpikirkan sebuah ide dan pergi berlari keluar. "Hei!! Kau mau kemana?!" Teriak Rosseta.
Rosseta menatap (Name) tajam. "Bisa juga ya mulut busukmu itu... kau benar seorang Putri? Huh... masa seorang Putri bengal begini? Harusnya kau itu hanya seorang rakyat jelata yang mengemis dijalanan."
"Akan ku pastikan hal itu terjadi dalam waktu dekat... sampai Yang Mulia jatuh hati padaku fufufu~" batin Rosseta.
Bisa dilihat kalau urat-urat kemarahan (Name) muncul didahinya. Mungkin sifat bar-bar nya akan muncul. Tapi dia hentikan karena matanya melihat sesuatu yang tidak asing. "Oh..."
Rosseta merasa dirinya menang dengan perdebatannya dari (Name). Dia mengibaskan rambutnya dan bersedekap dada. Mengeluarkan ekspresi yang menjengkelkan, lengkap dengan senyuman angkuh.
"Kenapa? Tidak bisa jawab? Uhh.. kasihan. Tapi akan ku pastikan semua itu akan terjadi pada kalian."
"Kalian akan ku usir dari istana--oh! Akan ku usir dari daerah kerajaan... kalian itu hanya penghambat dari rancanaku untuk menggoda Yang Mulia.. setelah Yang Mulia jatuh hati, aku akan membuatnya menikahiku serta menjadikanku permaisuri Istana ini..."
Jari telunjuk Rosseta menyentuh dagu (Name) dan mengangkatnya. (Name) lagi-lagi hanya menatapnya dengan tidak berekspresi.
"Ekspresi apa itu... jalang kecil?" Ucap Rosseta dengan angkuhnya. Rosseta dengan tidak sopannya memaksa (Name) membuka mulut dan memasukan teh yang cukup panas itu.
(Name) kecil itu meringis dan sontak terbatuk karena tidak memperkirakan tindakan dari Rosseta.
Namun semua perkataan dan tindakan Rosseta ternyata didengar oleh orang yang sedaritadi diluar dan memerhatikan mereka.
"Apa-apaan itu.. beraninya dia melakukan hal seperti itu pada Tuan Putri?!"
Itu suara Lily. Lily mengintip dibalik pintu, saat Lily mau masuk dia ditahan oleh Seth dari belakang. "Tunggu sebentar... jika kita masuk begitu saja, kita malah akan membahayakan Tuan Putri. Apalagi jika melapor, Nona itu akan banyak alibi untuk mengelak. Dan kau dituduh sebagai pencemar nama baik."
Lily terdiam. Memang benar, walau begitu Rosseta memiliki image yang bagus dimata masyarakat. Makanya dia dipercaya untuk menjadi guru yang mengajar tatakrama pada kedua Tuan Putri kembar ini.
"Sekarang kita pergi dulu... dan menuju Tuan Putri Athanasia." Lily mengangguk setuju pada ucapan Seth. "Tuan Putri (Name), bertahanlah sebentar ya.."
KAMU SEDANG MEMBACA
•THE TWINS OBELIA• (fanfiction)
FantasyBagaimana jika kamu masuk kedalam dunia novel???? apa yang akan kamu lakukan? . . . . . . "Hehehe...surga duniaaaa"-(Name) . . . . Disclaimer : plutus/spoon Cover BUKAN PUNYAKU! And if you find your picture in my story. Tell me!! . . SLOW UPDATE Jad...