4. Mulai

333 27 2
                                    

Pagi telah menyambut hari dengan cerah . Kiara sedang membereskan semua pekerjaan rumahnya .
Wajahnya sangat sumringah . Tampak rona-rona kebahagiaan di wajah cantiknya.

Datanglah Tedja yang belum pulang semalaman . Pria itu langsung duduk di kursi kayu disamping adiknya tersebut , Kiara.

" Elo dari mana semalam ? " Tanya Tedja dengan sebatang rokok masih di mulutnya.

" Kaka.. " desis Kiara . Lalu ia duduk di samping kakaknya.
" Aku gak kemana mana kak. " Lanjutnya .

Hhhhh, Tedja tersenyum kecut . Ia menghisap rokoknya lebih dalam lagi lalu menghembuskannya .

" Elo gak bilang kalo punya temen kaya raya . " Ketus Tedja membuat Kiara terkejut .

"Bagaimana Kaka tau ? " Sahut Kiara

" Gue gak tolol . " Umpat Tedja membuang rokok ditangannya .

" Elo semalam pasti sama dia kan ? Kemana ajja Lo ? Boleh dong elo minta tranferan ke dia . " Kata Tedja menatap adiknya dengan penuh selidik .

" Kaka .. jangan ganggu dia . Dia baik banget sama aku . " Ucap Kiara sangat ketara nada khawatirnya.

" Bagus dong . Elo bisa manfaatin dia Ra . Elo bisa minta bantuan uang supaya kita hidup dengan selayaknya ."

" Aku gak serendah itu ya kak . " Kiara mulai menaikkan suaranya membuat Tedja menoleh ke arahnya.

" Kalo Kaka pengen punya hidup layak , harusnya Kaka kerja bukannya mabuk mabuk an terus . Apalagi main judi . " Sentak Kiara.

Tedja menatapnya bingar .

" Kak ..  harusnya Kaka sadar.  Ara selalu ngelakuin perbuatan yang bisa aja ngancam nyawa Ara sendiri . Itu semua demi siapa . Demi kamu kak ..." teriak Kiara . Guratan kesedihan terlihat jelas di matanya.

" Selama ini Ara capek kak ... Aku pengen berhenti buat nyuri lagi kak. "

Tedja mengepalkan kedua tangannya . Rahangnya mengeras . Ia tak menyangka bahwa Kiara akan berkata seperti itu .
Namun tak dipungkiri ada kesedihan menelusup di hatinya saat ini .

" Kak... " Panggil Kiara . Gadis itu mencoba memegang lengan kekar kakaknya .
" Aku mohon ... Kembalilah seperti dulu ...  Ibu pasti merindukan kakak yang dulu . " Lanjut Kiara menatap wajah tedja tersebut .

" Elo mulai kurang ajar ternyata ...." Tedja mengibaskan tangan Kiara dengan kasar .

" Gue gak akan seperti dulu . Ibu udah gak ada . Gak ada yang bisa bikin ibu gue balik Ra . " Teriak Tedja .

Hatinya terasa sakit saat ia dihadapkan kembali dengan kenyataan bahwa ibunya telah meninggalkan nya .

" Kak ... Ibu gak akan tenang kalo Kaka seperti ini . " Ucap Kiara terus mencoba meraih tangan Tedja .

" Kata siapa Lo ha ? " Bentak Tedja .
" Elo BUKAN SIAPA SIAPA GUE . ELO LUPA ? ELO CUMA ANAK KECIL YANG UDAH DIPUNGUT SAMA IBU GUE  "

Kiara tertegun. Memang benar ia bukan adik kandung Tedja . Ia hanyalah anak kecil yang telah diambil oleh Ibu Simah dan tedja dulu saat terpisah dari kedua orang tuanya . Ia ingat , ia tidak melupakan peristiwa beberapa tahun silam . Tapi hatinya seakan sangat terluka mendengar hal itu keluar langsung dari mulut Tedja.
Air matanya seakan terus mengalir di pipi mulusnya .

Tedja seakan tersadar dari kekalutannya  , Raut mukanya berubah sedikit menegang seketika. Apa yang telah ia katakan barusan ? Ia benar benar tidak bisa mengontrol emosinya.

" Aku tau kak .... Hiks " isak Kiara kemudian . " Aku tau .....aku bukan siapa siapa disini . Tapi aku udah nganggap kalian keluargaku sendiri... Aku gak punya siapa siapa sekarang selain kamu  . " Tangis Kiara pecah .

I'M YOURS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang