23. Faint

254 29 29
                                    

  Setelah dari acara dinner dengan Tuan McKenna dan istrinya , Yesa mengantar kekasihnya itu terlebih dahulu.

Kini keduanya telah berdiri di depan rumah gadis itu .

" Kamu langsung istirahat ya , dari tadi aku perhatiin kamu diam saja ". Kata Yesa seraya membelai rambut Kiara dengan lembut .

Kiara mengangguk lemas, " aku cuma ngerasa mual dari tadi ... Mungkin masuk angin . " Lirihnya setengah memijit pelipisnya dengan tangan satunya.

Yesa melangkah maju sehingga posisinya lebih dekat dengan Kiara .
" Gimana ? Apa kita ke rumah sakit .?" Tanyanya menerima tangan Kiara yang mencoba menggapainya .

Kiara tak menjawab, pandangannya terasa kabur , belum lagi perutnya yang mual sedari tadi .

" Kiara ...? "

" Hey... Kamu gak-papa?" Tanya Yesa setengah merangkul tubuh gadisnya itu .

Kiara tak bergeming , suara Yesa seakan berdengung di telinganya , pusingnya terasa sangat menjeratnya .

Sssrrrrppppp


" Kiara ..... " Pekik Yesa saat tubuh Kiara lunglai lemas di pelukannya .

Ya, dia pingsan .

Yesa segera membopong tubuh Kiara ke dalam mobilnya lagi , dan tanpa aba-aba pun ia langsung mengemudikan mobilnya pergi dari tempat itu .

_____&&&&_____

Sesampai di Rumah Sakit , Tubuh Kiara langsung sigap ditangani oleh pihak Medis di dalam ruangan , sedangkan Yesa hanya bisa melihat dari bilik kaca di luar ruangan tersebut.


Ponsel berdering namun bukan miliknya , melainkan ponsel Kiara yang ada di dalam tasnya .
Yesa pun mengambilnya dan mengangkat panggilan tersebut .


"Hallo ....." Terdengar suara dari seberang sana . Dan Yesa pun langsung mengenal suara itu .


" Ra .... Lo belum pulang ??? "


" Sorry ... Ini gue . Kiara ada di rumah sakit . " Kata Yesa pada seseorang itu yang tak lain Tedja-kakaknya Kiara.


" Apa Lo bilang ? Rumah sakit mana? "


" Rumah Sakit Pelita Husada dekat rumah Lo. " Jawab Yesa dan seketika terdengar bunyi sambungan putus .


Yesa pun menyandarkan punggungnya di kursi tunggu itu , seharusnya ia memaksa Kiara untuk ke rumah sakit dulu tadi , dan tidak meng-indahkan ketidakmauan kekasihnya itu .


Sementara Kiara ditangani oleh Dokter, Yesa menunggu dengan gusar di kursi rumah sakit tersebut .


Ponselnya berdering kembali . Dan kini menampilkan nama Ardhan .


" Yah ??" Jawab Yesa , sudah lama juga sahabatnya ini tidak menghubunginya lagi sejak ia kembali dari Bali .


I'M YOURS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang