Ketika takdir cinta yang menyatukan pertemanan. Bukan untuk saling terikat hubungan, melainkan untuk tetap jalan beriringan ...
Real story author
Cover by @fatir_lalu64
"Terik mentari pun menjadi saksi dayita pergi ..."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
...
Selepas jam istirahat, jieun langsung menghampiri Irene di kelasnya. Untung saja suasana kelas sedang tak ramai saat itu.
"Ren, benarkah kabar itu?"
"Akh, aku juga tak tau pasti ji. Tapi kemarin Jungkook sempat berkata demikian padaku. Kukira kau sudah tau."
"Aniyo ren, dia hanya bilang ada urusan penting. Hari ini pun ia tak datang. Apakah ia sudah pergi!" Sedih jieun
"Mungkin belum ji. Tadi sebelum aku pergi sekolah, masih banyak orang di rumah kookie."
"Baiklah aku akan menunggunya nanti waktu kita les."
"Oke ji." Tenang Irene pada jieun yang terlihat sangat gelisah.
Setelahnya jieun langsung pergi meninggalkan Irene dengan lesu yang mendominasi.
"Oi ji, ngapa dah muka kek jeruk asem gitu?" Tegur Jimin yang sedang menuju kantin. Tapi jieun sama sekali tak menanggapi ucapan Jimin barusan.
"Lah tumben anak orang kalem, salah makan keknya." Acuh Jimin yang segera menjauh dari jieun dan menghilang dibelokan.
Rasanya jieun belum tenang dan masih terus kepikiran kookie saat ini. Apa yang sebenarnya terjadi.
...
Hari ini pun jieun masih diselimuti rasa gelisah. Pasalnya kemarin Jungkook tak datang juga waktu les. Akhirnya jieun memutuskan pergi sekolah lebih awal.
Untungnya hari ini Jungkook berdiam diri di kelas sendirian. Sungguh jieun sedikit kaget, tak menyangka akan benar-benar bertemu Jungkook hari ini.
Akh kenapa dia harus kaget, bukankah itu yang diinginkan olehnya. Dasar jieun.
Ia langsung menghampiri kookie yang kala itu tengah melamun.
"Kook, ghwencana?"
Kookie tersadar dan sedikit kaget dengan kemunculan jieun yang tiba-tiba. "Akh, nee. Tumben kau datang lebih awal?" Kookie balas bertanya
Sebenernya bukan itu yang diharapkan oleh jieun, tetapi ya sudahlah.
"Hehe, sengaja ingin bertemu denganmu. Apakah benar kau akan menjenguk kakekmu yang sedang sakit?"
"Belum pasti, tapi sepertinya dalam minggu ini aku akan pergi menjenguknya. Akh, kau pasti mendengarnya dari Irene yak?"
"Akh begitu. Hehe iya Kook. hemm ... bolehkah aku bertanya?" Ragu jieun saat mengeluarkan ucapannya
"Silahkan ji, kau seperti dengan siapa saja sih." Tersenyum manis sambil mengusap rambut jieun. Oh kook, kau sukses membuat jieun dangdutan pagi ini.
"Itu, hemm kepergianmu ke pulau Jeju hanya ingin menjenguk kakekmu, atau ada urusan yang lain ya?"
Sedetik kemudian jieun tersadar akan pertanyaannya yang agak ambigu.