Last Love

831 70 18
                                    

Senyum cantik diwajah Putri Jaemin tidak pernah padam mendengar sang suami telah pulang setelah menyelesaikan tugasnya. Sekarang Minhyung bekerja di Biro Pengawasan Kerajaan atas titah Raja Jaehyun, karena pasangan Seorang Putri dilarang ikut serta dalam politik akhirnya beliau meminta sang menantu mengabdi di Biro Pengawas Kerjaraan. Beliau menyayangkan kecerdasan sang menantu bila terbuang sia- sia.

"Putri"

"Ye, Ahyol"

"Apa Tuan Putri tidak merasa kedinginan di luar sini? Tuan Minhyung pasti akan segera tiba"

"Tidak, aku akan menunggu suamiku disini Ahyol. Kau bisa masuk lebih dulu" ucapnya sambil tersenyum.

Ia hanya tidak tahu bahwa diluar rumah suaminya telah berdiri tapi tidak mau masuk kedalam kediamannya. Karena dia telah pulang sambil membawa kabar yang sangat buruk untuk istrinya.

"Apa aku harus masuk sekarang?"

"Lee Jaemin, apa kau akan siap dengan kabar buruk ini?" dengan wajah sendunya Minhyung pun mulai berjalan memasuki kediamannya.

Saat melihat kedatangan suaminya, Jaemin semakin tersenyum dengan bahagianya.

"Suamikuu selamat datang" ucapnya sambil memeluk Minhyung erat.

"Terimakasih istriku tersayang" minhyung tersenyum tipis kemudian mencium kening sang istri dengan lembutnya.

"Bagaimana beberapa hari ini? Apakah berjalan dengan baik? Aku sangat merindukanmu, kenapa ayahanda memberikanmu tugas yang sulit dan harus membuatmu lebih banyak menghabiskan waktumu diluar hanyang" celoteh Putri cantik itu.

Minhyung terkekeh pelan melihat manis istrinya saat berceloteh seperti itu, membuat hatinya begitu hangat dan berharap istrinya akan selalu bahagia seperti ini.

"Itu berarti Raja Jaehyun mempercayaiku untuk tanggungjawab yang besar, bukankah itu baik. Berarti ayahanda menyayangi menantu laki-laki kesayangannya ini"

Tangan hangat itu mengelus pipi halus istrinya, menatap sang istri dengan tatapan penuh damba.

"Jaemin"

"Ye, Minhyungie"

"Wajahmu sangat dingin, ayo kita segera masuk" tanpa aba-aba Minhyung pun menggendong sang istri.

"ahhh Lee Minhyung, nanti aku terjatuh kkkkk"

"Aku akan berhati-hati istriku tercinta"

Dalam hati minhyung bingung harus melakukan apa, karena ini adalah kewajibannya untuk melakukan tugasnya.

                                                                                        ~*~*~*~

Flashback

Di dalam ruangan Raja yang terasa mencekam ini, Minhyung terus menunduk dengan tegang untuk menunggu titah sang Raja selanjutnya. Walaupun dalam hati dia sudah tahu hal apa yang terjadi selanjutnya, itu akan menyakiti hatinya dan istrinya.

"Aku tahu sekarang hati dan pikiranmu sedang berperang Seo Minhyung?"

Minhyung mengangkat wajahnya, menatap raut wajah menyedihkan sang Raja. Tidak ada kebahagiaan di mata itu, sendu menahan semua amarah yang rasanya ingin meledak. Lagipula siapa yang terima dibohongin selama belasan tahun.

Tapi apakah Minhyung sanggup? Apakah dia sanggup kehilangan sang istrinya? Mereka baru saja bahagia bersama, tapi kenapa dewa tidak pernah adil dalam kisah cintanya?

"Apa harus seperti ini? Apa tidak ada cara lain? Gongju ntidak bersalah atas kesalahan Selir Sukbin, kenapa dia juga harus menanggung dosanya? Kenapa dia harus dihukum atas hal yang dia tidak ketahuan?" Kaki Minhyung melemas dan terjatuh ke lantai dan mulai menangis.

"Seo Minhyung, kau tahu di dalam hatiku yang terdalam ini benar- benar terasa menyakitkan. Walaupun aku tau dia putri kandungku, tetapi karena kewajibanku sebagai Raja mengharuskan  melakukan hal ini, jadi aku mohon kau untuk menahan rasa hatimu demi ketegakan hukum yang  berlaku dinegeri ini, kau mengerti?"

Tangan Minhyung semakin mengepal sambil menahan tangisnya, mengangkat kepalanya dengan berani menatap sang Raja tajam.

"Aku akan melakukannya, aku yang akan memberitahukan dan memberikan hukuman pada Gonju,  tetapi akan kulakukan dengan caraku sendiri.  Jika Yang Mulia tidak setuju pun aku akan tetap melakukannya"

Raut wajah sang raja pun mulai berpikir, ia tersenyum dengan tipisnya menghela nafas pelan dan berkata "Aku mengizinkanmu, tolong bahagiakan Gongju sampai waktunya tiba" .

"Itu sudah pasti akan aku lalukan, Yang Mulia" jawabnya tegas, ia pun berdiri, membungkuk memberi salam kepada sang Raja dan bergegas pergi dengan rasa pedih dihatinya.

                                                                                          ~*~*~*~

Minhyung terdiam sambil mengingat janjinya kepada sang raja, harus darimana ia memulai semuanya. Apa istrinya sudah mendengar kabar tentang ibu kandungnya.

"Suamiku"

"Nde, istriku"

"Apa yang sedang kau pikirkan?" menatap suaminya dengan cemas.

"Seo Jaemin, ada yang ingin aku tanyakan kepadamu"

"Ada apa?"

"Kau sudah tau tentang kabar ibu kandungmu? Bahwa ia akan dihukum mati segera mungkin?"

Mata Jaemin mulai berkaca-kaca lalu menunduk menahan tangisnya yang akan pecah.

"Aku sudah tahu suamiku" jawabnya dengan air mata mengalir.

Seo Minhyung akhirnya ikut menangis menatap wanita tercintanya menangis, memeluknya erat.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang, aku tak mau kehilangan dirimu tetapi hukum di negara kita membuatku harus melakukannya jaemin, maafkan aku tak bisa menjagamu dengan baik"

"Ini bukan salahmu, ini adalah tugas suamiku walaupun aku istrimu tapi aku adalah anak orang yang terdakwa jadi lakukanlah suamiku, hanya sebelum kau melakukannya mohon dengarkanlah kabar baik dariku"

"Kabar baik apa yang akan kau katakan istriku?" sambil menangkup wajah istrinya lalu menghapus air mata yang mengalir deras.

Dengan senyum tipis Jaemin berkata dengan pelan" Aku hamil suamiku".

Mendengar pernyataan sang istri membuat tangis minhyung semakin pecah, ia pun memeluk sang istri semakin erat dan mencium keningnya.

Hatinya rasanya sakit mengetahui ia akan terpisah dengan istrinya cukup lama, begitupun calon anaknya yang mungkin tidak akan bisa bertemu ibunya dalam waktu yang sangat lama.


Halo, apakabar? Do you miss me?







Painful Love (Discontinue)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang