Painful Love (Discontinue)

Awareness of love Part 2

~°~°~°~

Di sore hari yang cerah, terlihat dua wanita sedang bersenda gurau bersama sambil memasak. Mereka terlihat bahagia dan menikmati waktu mereka. Di sisi lain para lelaki mulai menggeluti permainan catur mereka.

"Haechanie" jaemin menatap sahabatnya dalam.

"Ye Jaeminie" wanita hamil itu menatap lekat jaemin.

"Apa kau bahagia?"

Deg Deg Deg

Jantung haechan bertalu cepat, perasaannya mendadak kacau. Apa yang harus dia katakan pada jaemin. Karena hanya Jaemin yang tidak tahu semua hal yang terjadi ini. Hanya Jaemin yang tak tahu, alasan pernikahannya dengan Yukhei.

"Hmm yahh aku bahagia" jawab haechan pelan dengan senyum tipisnya.

"Kau yakin akan hal itu? Kenapa saat bertemu denganku kemarin, kau menghindari ku?"

"Aku yakin sekali Jaeminie, aku kemarin terburu-buru sekali, jadi kumohon jangan cemas yah"

"Bagaimana aku bisa tidak cemas, aku sangat takut dan khawatir"

Wajah sedih sang putri pun terlihat. Hatinya masih meragu dengan pernyataan haechan. Haechan pun menggenggam tangan jaemin erat. Ditatapnya dalam sang Putri.

"Apapun yang terjadi padaku, baik ataupun buruk yang terpenting kalian semua harus bahagia, bisakah kau berjanji padaku jaemin?"

"Apa maksudmu haechan?"

"Kau, Injunie, Jeno, Minhyung Orabeoni. Berjanji kalian akan bahagia apapun yang terjadi padaku"

"Haechan!!"

"Berjanji lah"

"B-baiklah aku berjanji"

"Baguslah" haechan tersenyum mendengar janji jaemin.

°°°°

Di ruang tengah terlihat para suami itu sedang serius bermain catur. Keduanya serius berpikir tentang jalan mana yang akan mereka ambil.

"Setelah aku korbankan adikku untukmu, apa kau sudah menepati janjimu padaku Yukhaei?"

Deg

Badan tegap itupun menengang karena pertanyaan sang kakak ipar. Dia harus berbohong atau berkata jujur. Tapi dia tidak boleh mengecewakan sang sahabat. Walaupun dia telah melakukannya.

"Janjiku padamu, aku mencoba melakukan nya"

"Mencoba?" Dahi sang jendral mengkerut.

"Ye, kau tahu bukan aku belum mencintai Haechan sama sekali, jadi aku masih dalam proses untuk itu"

"Aku tidak peduli kau mencintai nya atau tidak tapi kebahagiaan adikku adalah yang terpenting Huang"

Ketika Minhyung sudah memanggil marganya, itu berarti perintah untuknya. Dia merasa semakin tertekan dengan ini.

"Ye Minhyung"