Ep 13

3 2 0
                                    

"Matsu-kun, kira-kira apa yang ngebuat Livia marah sama gue?" Tanya Rosa pada Chifuyu yang tidur di sampingnya. Mereka berada dalam satu ruangan dengan Baji, Smiley, Angry, Mikey, dan Livia.

"Lo pikir salah Lo apa, Rosa?" Chifuyu bertanya balik. Alis Rosa berkedut, "Gue gak yakin ini kesalahan gue atau gak... Apa jangan-jangan Livia marah gegara..." Rosa menggantungkan ucapannya, netranya bergerak gelisah, dia takut kalau dugaannya ini benar, maka, hidupnya pasti akan berakhir.

"Gegara?"

Rosa menatap netra biru Chifuyu ragu, "Boba?"

Pletak!

Reflek, Chifuyu menyentil dahi Rosa gemas, "Bukan gitu konsepnya, sayang!"

Haduh, Chifuyu mengelus dadanya sambil beristighfar. "Lah terus apa?!" Rosa frustasi, dia tak mengindahkan rasa panas di dahinya, dia tak bisa memikirkan alasan lain tentang kenapa Livia marah padanya selain Boba! Dia udah berpikir keras kok!

"Gimana ya..." Chifuyu beralih posisi dari miring ke telentang, dia menyorot lurus langit-langit rumah Livia yang gelap. "Livia mungkin hanya khawa-"

"Gue gak bisa tidur!" Teriak Rosa tertahan, dia beranjak dari futon lalu melesat ke keluar dari ruangan itu.

Chifuyu menghela napas berat, "Pikiran Rosa itu terlalu sederhana, saking sederhananya, gue bahkan gak tau apa yang dipikirin tu cebol." Baji bermonolog. "Baji-san! Sejak kapan Lo bangun?" Kaget Chifuyu.

"Memangnya Lo pikir gue bisa tidur setelah kejadian tadi?" Gigi Baji bergemelatuk, tangannya yang terkepal erat sejak tadi mulai mengeluarkan darah akibat kuku-kukunya yang menancap di kulitnya.

Baji Keisuke benar-benar marah. Bukan marah pada Rosa ataupun Izana, tapi marah karena dirinya sendiri tak bisa melindungi Rosa yang kalau disogok Boba dia akan manut dibawa ke mana aja.

Hah. Sejak kapan sih Rosa jadi magnet masalah?!

Kok dia gak sadar?

~~~

"Naho-chan?" Beo Rosa, larinya terhenti saat dia melewati balkon di lantai dua, dia melihat siluet Nahoya Kawata atau lebih dikenal Smiley tengah duduk di pagar pembatas. Disana, Smiley sama sekali tidak tersenyum.

"Sa-chan!" Smiley kembali tersenyum memamerkan gigi-gigi putihnya. "Lo ngapain duduk di pagar gitu, mau bundir?" Tanya Rosa polos.

Smiley tertawa renyah, "Gue gak mau mati sebelum dapetin hatinya seseorang!"

Rosa mundur 3 langkah, menatap Smiley waspada, "Lo...makan hati manusia?"

Smiley terdiam dengan senyumannya, Rosa masih memasang posisi siaga, "Apakah gue menanyakan pertanyaan yang harusnya gak gue tanyakan?" Rosa mulai bertingkah seperti MC anime yang mengetahui rahasia terbesar musuhnya.

Eh?

Kenapa tiba-tiba jarak wajah Smiley sedekat ini?

"Sa-chan, gue serius loh..." Ucap Smiley dengan nada rendah.

Srrrrr~~~

Angin malam menerpa mereka berdua, Smiley sedikit menunduk agar bisa menatap Rosa, kedua tangannya ia genggam, "Lo gak tau kan siapa orang yang gue suka?" Smiley meletakkan kedua telapak tangan Rosa di pipinya, dia menatap netra Rosa tepat, "Sa-chan?"

"Naho-chan..."

"Akhirnya Rosa-chan sadar perasaan gue!!!!" Niatnya bersorak dalam hati, justru Smiley merasa jatuh dari langit ke tujuh.

"Kulit Lo dingin banget, masuk yuk, nanti Lo kedinginan." Ucap Rosa, dia memasang wajah cemas. Saat telapak tangannya menyentuh kulit Smiley, Rosa seakan tersengat hawa dingin yang begitu menusuk kulitnya.

Seberapa lama Smiley berdiri disini?

Terukir sedikit raut kecewa di wajah senyum Smiley, Rosa sadar, mungkin ini kesalahannya.

Saat Smiley menurunkan tangannya, Rosa berjinjit kemudian menyatukan kening mereka, "Maaf sudah buat kalian khawatir, maafin aku." Air mata Rosa berjatuhan, dia terisak, Smiley tersenyum kemudian menepuk-nepuk bahunya lembut,

"Kita maafin Lo!" Ucap Chifuyu, Kazutora, Baji, Livia, Angry, Mikey bersamaan.

Rosa menoleh spontan, air matanya semakin deras, "Maah...af,hiks.. uh..dah hiks...bikin...hiks..kahlianh... khawatir.." ucap Rosa dengan nada bergetar.

Smiley mengelus puncak kepala Rosa, dia tersenyum seperti biasanya,

"Cebol ini kalo gak bikin masalah ya bikin orang khawatir!" Baji menarik pipi Rosa, Rosa hanya mengumpat tanpa membalas.

"Lain kali hati-hati! Gue gak bisa berhenti khawatir Lo tau?!" Ucap Angry dengan wajah marahnya, dia mencubit hidung Rosa, membuatnya berteriak kesakitan.

"Untung aja Lo gak diapa-apain! Gue mana bisa nraktir Boba lagi nanti!" Ucap Kazutora sambil menangkup kedua pipi Rosa gemas hingga membuat bibir maju beberapa sentimeter, saat Kazutora hendak memajukkan wajahnya, kerahnya ditarik kebelakang oleh Chifuyu, "Asal Lo gak kenapa-napa, gue no komen!" Ucap Chifuyu memeluk tubuh Rosa erat.

"Mata gue panas ngeliat para bucin ini!" Ucap Livia sambil mengibaskan tangannya ke mukanya.

Mikey meliriknya, "Lo mau gue jadi bucin Lo?" Tanya Mikey dengan seringaiannya.

"Apasih!" Livia memukul wajah Mikey, namun dengan cepat dihindarinya, Mikey lalu menarik tangan Livia, "Honey~" dengan cepat wajah Livia menjadi Semerah kepiting rebus!

"Sejak kapan mereka dekat?" Tanya Rosa  mulai bergosip dengan Baji.

"Keknya mereka kena Cilok!" Baji membalas sambil berbisik juga.

"Cilok? Cinlok goblok!" Rosa menjitak kepala Baji dengan mudah karena saat ini Baji tengah membungkuk agar bisa berbisik-bisik dengannya.

"Iya cinlok maksudnya!" Baji introspeksi.

"Padahal gue kapalnya DraKey! Kok jadi MiLiv sih?" Rosa mengepalkan kedua tangannya.

"Jangan nge fujo disini, kutil!" Baji menyentil telinga Rosa yang dibalas geplakan cantik di punggungnya, menimbulkan suara yang cukup keras.

"Kalian bisik-bisik apa, Hah?!" Gertak Livia dengan pose nenek sihir, berkacak pinggang.

Rosa mengalihkan pandangannya, "Kita—kita...lagi bisik-bisik tentang rasa Boba yang tadi diminum sama nih kutil!" Ucap Baji sambil berkeringat dingin.

Livia menatapnya curiga, saat dia hendak membuka mulutnya... Tiba-tiba, di atas balkon muncul helikopter!

Gak tau punya siapa! Dan saat Rosa melihatnya dengan teliti, dia melihat papanya sedang terjun kemari tanpa peralatan apapun!

"PAPA!"

"Iya, sayang?" Saat Toji mendarat, tubuhnya sedikit terhuyung saat Rosa berlari menubruk dirinya.

"Papa mau mati ya?" Rosa berteriak.

"Papa gak akan mati sebelum kamu-"

"Jaraknya padahal 60 meter, kalau papa mati, entar siapa yang bakal jadi papa aku?!"

Toji terdiam, kemudian hidungnya mengeluarkan darah, "Kamu-kamu gak benci sama papa lagi?"

Ah, senangnya~-

"Aku malah makin benci sama papa!"

"Papa makin sayang sama kamu!!!" Toji mengeratkan pelukannya, padahal Rosa gak meluk lagi tubuh papanya yang berbau bubuk mesiu itu.

Yah, maklum, Toji kerjanya di pabrik pembuatan senjata militer, meski dia pemiliknya, entah apa yang membuat Toji berbau bubuk mesiu?

"Kita jadi nyamuk." Ucap Livia yang diangguki oleh semua orang yang melihat pemandangan ayah dan anak itu.

Mikoto menghembuskan asap rokoknya, dia menatap tajam Toji yang tengah memeluk Rosa, sedangkan dirinya beralih memeluk Livia, "Fushiguro Toji..." Toji balas menatap Mikoto yang berada di lantai 4 itu, tak lupa dengan smirknya andalannya.

Apa ada hubungan khusus antara Daddy Mikoto dengan Papa Toji? Apakah sebenarnya mereka saling mencintai? Ataukah mereka saling membenci?

No TittleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang