Ep 8

10 4 1
                                    

Saat Rosa hendak melangkah memasuki rumah... Bukan lebih tepatnya mansion milik Livia, hp di sakunya bergetar, dia merogohnya lalu melihat siapa yang menelepon dirinya, "Papa" gumam Rosa lalu mengangkat telepon itu.

"Kamu dimana?" Tanya seorang pria dengan suara berat yang badass khas sugar daddy di seberang sana.

"Rumah teman, kenapa papa nelpon aku?" Tanya Rosa.

"Papa sudah sampai di rumah, ada kakak kamu juga, kalian sudah lama gak ketemu,kan?"

"Aku... Aku gak kangen sama Kak Megumi." Ucapan Rosa dibalas dengan tawaan, Rosa juga mendengar ada orang yang berdehem seperti menahan amarah.

"Kakak kamu kangen banget sampai dia ingin pulang loh... Alibinya dia takut kamu bakar rumah jika kamu gak dijenguk." Rosa menghela napas, "Papa sudah bilang ke Keisuke buat nganter kamu pulang."

"Iya." Setelah itu Rosa mematikan ponselnya secara sepihak. Hatinya masih dongkol gegara Livia, sekarang di tambah papa dan Kakaknya yang lagi dirumah.

Puk

Bahu Rosa ditepuk oleh Chifuyu, "Ada apa, Rosa?"

Sebelum sempat menjawab, Baji duluan menyeret dirinya lebih dahulu, "Ayo pulang." Ucap Baji mengeratkan gandengannya. Rosa hanya mengangguk, dia menatap Chifuyu dari kejauhan, "Bye bye!" Rosa melambaikan tangannya ke arah Chifuyu, lalu dia segera berbalik dan berpegang pada baju Baji agar tak terjatuh, karena... Baji kalau lagi naik motor ngebutnya pake banget!

~~~

"Lo yakin gak mau gue temenin?" Baji bertanya untuk yang kesekian kali, Rosa memutar bola matanya jengah, "Iya! Gue bukan anak kecil!"

Baji mengerutkan alisnya, "Lo masih kecil!"

"Kita seumuran, bego!"

"Tapi Lo cebol!"

"Diem! Gue gak cebol! Gue kurang tinggi aja!"

"Sama aja lah goblok!"

"Gak sama babi!"

"Sama!"

"Enggak-" saat hendak melayangkan pukulan pada Baji, tangan Rosa di hentikan oleh tangan seseorang yang jauh lebih besar, Rosa menoleh kemudian mendongak, "Kak Megumi..." Megumi diam seribu bahasa sambil menatap Rosa dingin. Dia kemudian menatap Baji tajam.

"Bang, gue pamit." Saat hendak mencegah Baji yang hendak kabur, justru kali ini Rosa di seret masuk ke dalam rumah oleh kakaknya sendiri.

"Lepasin gue!" Rosa menampik kasar tangan Megumi saat mereka berada dalam ruang tamu, disana juga terdapat seorang pria yang duduk sambil membaca koran. Kulit putih pucat, rambutnya hitam legam dan lurus, sorot matanya tajam dan bengis, tubuhnya kekar dan juga.. tinggi.

"Papa..." Rosa menatap Toji dengan sorot benci,

"Sayang..." Toji berdiri dia berjalan ke arah Rosa sambil tersenyum hangat, "Sini papa peluk!" Toji merentangkan kedua tangannya hendak menangkap dan memeluk putri bungsunya yang jago pukul dan..

BUAK!

Tubuh Toji jatuh menimpa meja hingga terbelah menjadi dua, "Jangan deket-deket sama gue! Papa brengsek! Papa bajingan! Papa-" mulut Rosa dibekap oleh Megumi, Rosa marah kemudian melayangkan tendangan ke arah Megumi dan berhasil di hindari Megumi dengan mudah.

Grep!

Toji berhasil memeluk tubuh Rosa yang beraroma stroberi itu, dia mengunyel-unyel pipi Rosa gemas menggunakan pipinya, "Papa kangen! Kamu jahat banget!"

"Jijik! Dasar tua Bangka sialan!" Rosa mengumpat, dia menatap Megumi yang hanya melihat dengan sorot datar... Megumi mengeluarkan ponselnya,

Berakhir sudah, pasrah Rosa dalam hati.

Cekrek. 

Cekrek.

Cekrek.

Megumi mengambil foto wajahnya lagi, dengan berbagai pose dan sudut, kedua orang ini bener-bener gak waras!

Yang satu papanya yang berbadan gorila yang suka memeluk dirinya lama sampai 5 jam, yang satu kakak wajah datarnya yang suka ngambil foto wajah dirinya!

~~~

Kamar Rosa.

"Akhirnya gue bisa lepas dari tu duo orang gila!" Ucap Rosa sambil bernafas lega, dia duduk di depan cermin sambil mengeringkan rambutnya basahnya dengan handuk.

"Kenapa gue gak bisa punya wajah dewasa ya?" Rosa bermonolog. Dia memperhatikan semua sudut wajah dan tubuhnya, memang bener kata Baji, dia ini 'kecil' gak kayak temen-temennya... Sejak kapan sih punya  mereka segede itu?! Bikin ngiri aja sumpah!

"Gue kurang olahraga kah?" Rosa terdiam selama beberapa menit, Tring! Ide brilian muncul di otaknya bagai keajaiban, "Ke halaman belakang Kazu-chan, ah!" Rosa segera berpakaian, lalu melompat keluar lewat jendela, soalnya kalo lewat pintu depan pasti ada 'penjaganya'.

Halaman belakang rumah Kazutora.

*Jarak rumah mereka cuman 4 rumah.

Rosa memanjat pagar itu dengan mudah, saat sampai, dia melihat ke sekeliling dan ketemu! Sebuah karung berisi pasir yang digantung di pohon rambutan, biasanya Kazutora gunain buat olahraga.

Seingatnya.

Buk!

Rosa menjerit tertahan, punggung tangan sakit sekali, "Kok keras banget sih?!"

Rosa berusaha memukul dengan tangannya yang satu, dan hasilnya sekarang kedua tangannya sakit semua.

"Sialan..." Disaat Rosa meratapi kedua tangannya yang memerah, tanpa dia sadari seseorang mendekat lalu memeluk tubuhnya dari belakang.

"Hayoo, ngapain kamu ada disini, Sa-chan?" Rosa merinding disko, ini orang satu kok demen banget deh ngomong sambil bisik-bisik di telinganya?!

"Bajingan Lo, ngagetin aja deh!" Rosa mengumpat.

Kazutora terkekeh, "Jangan ngumpat disini atau gak gue perkosa."

BUAKKK!!

Rosa memukul hidung Kazutora hingga berdarah, "Brengsek! Bukan urusan Lo, Kazu-chan!"

"Aku cuman bercanda kok, Sa-chan..." Kazutora bangun, dia menepuki bajunya yang kotor gara-gara tanah, darah di hidungnya sudah berhenti, "Lagian gue yang rugi kalo merkosa Lo, bisa dibunuh om Toji Ama Abang nanti," Kazutora mendekat, dia menarik tangan Rosa, jarak wajah mereka delapan senti, "Lo rata sih, Sa-cha-"

DUK!

"AW!" Kazutora melepaskan cekalannya, dia mengusapi dahinya yang sakit banget gara-gara sundulan dari kepala Rosa, "Rasain, BANGSAT!" Rosa mengacungkan jari tengahnya.

"Tapi meski Lo rata, gue tetep mau kok merkosa Lo, Lo kan masih punya lub-"

BUAK! BUKK!

"GUE GAK SUDI LO PERKOSA, BAJINGAN! KEPARAT! SIALAN!" Teriak Rosa gahar.

Kenapa di antara teman-temannya yang kurang ajar, Kazutora dan Baji melampaui batas bajingan?!




TBC


Don't mind to vote?👇




No TittleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang