Ep 9

10 5 0
                                    

"Ssssh! Kan gue dah bilang jangan teriak kalo gak mau gue perkosa!" Kazutora membekap mulut Rosa dengan tangannya, lalu menarik tangan Rosa ke belakang lalu menguncinya.

"Hmmph!" Rosa meronta, dia menendang tulang kering Kazutora lalu menjauh darinya.

Brakk!

Pintu yang berada tepat di belakang Rosa seperti di buka secara paksa, Rosa menoleh, dia membulatkan matanya,

"Suara kamu ngeganggu banget, anak sial! Apa gak pernah diajarin sama orang tua kamu?!" Wanita itu melotot marah ke arah Rosa, pakaianya sangat minim, bahkan menunjukkan belahan dadanya lipstik nya tebal seperti baru saja meminum darah, bau yang keluar dari tubuhnya serasa ingin membuat Rosa muntah.

"Ah, aku lupa, kan ibu kamu bahkan ninggalin kamu, dan kamu terpaksa harus dirawat sama pria bajingan yang bahkan sudah tidur ratusan kali dengan wanita yang berbeda," Kazutora mengepalkan tangannya, dia menatap ibunya itu kosong,

"Yah...mungkin kamu bukan anak kandungnya? Atau mungkin kamu hanya anak hasil hubungan gelap antara ibu kamu dan pria lain?" Ibu Kazutora terkekeh dengan nada mengejek.

"Makanya kamu jadi anak kurang didikan-"

BUAK!

Kazutora meninju wajah ibunya sekuat tenaga, "Minta maaf.." Ibu Kazutora terjatuh ke lantai, Kazutora mendudukinya lalu melanjutkan acara memukulnya tanpa mengurangi kekuatannya.

"Minta maaf sama Rosa! Minta maaf!"

BUAK!

BUAK!

BUAK!

Kretek!

"M..maaf.." lirih ibu Kazutora yang hampir pingsan.

Wajah ibunya babak belur, tulang hidungnya patah dan mengeluarkan darah, sudut bibirnya robek, tulang pipinya juga patah, Kazutora sama sekali tak ragu untuk memukuli ibunya seperti itu.

Tangan Rosa gemetaran, dia berlari ke arah Kazutora dan dan mencekal tangannya, "Kazu-chan, anterin gue beli Boba yuk!" Ucap Rosa sambil tersenyum hingga matanya melengkung.

Kazutora berbalik, dia berdiri lalu menggandeng tangan Rosa menuju teras tempat motornya berada, "Ayo kita beli Boba!" Ucap Kazutora.

"Berhenti dulu!" Langkah Kazutora berhenti, Rosa berdiri menghadapnya sambil berjinjit, "Muka lo ada darahnya." Ucap Rosa sambil membersihkan noda darah dari wajah Kazutora menggunakan lengan bajunya. Kazutora diam membiarkan apa yang dilakukan Rosa, dia tak peduli tatapannya fokus pada bibir Rosa yang sangat ingin dia cium itu.

"Udah." Kazutora tersenyum, "Sebagai balesannya, gue traktir Lo Boba depan perempatan ya?"

Rosa mengangguk semangat dengan wajah berbinar-binar, tadi dia mengajak Kazutora membeli Boba, namun nyatanya dia tak membawa uang sama sekali. Kan dia tadi dateng kemari buat latihan tinju biar tinggi.
Padahal latihan tinju sama tinggi badan kaga ada yg nyambung, memang si goblok.

~~~

"Bang, gue Boba coklat rasa Milo lima, bobanya banyakin, jangan manis-manis karena gue udah manis!" Ucap Rosa memesan pada Abang penjual Boba. Si Abang penjual Boba mengacung jari jempolnya.

Saat dia berbalik, dahinya bertabrakan dengan sesuatu yang keras, "Aw-aw..." Ringisnya, "Kalo jalan pake mata-"

"Lo pendek banget makanya gue gak liat." Ucap si penabrak dengan nada mengejek.

Ctik. Ingat guys, hal hal yang berhubungan dengan tinggi jangan kalian bicarakan di depan Rosa, karena jika salah bicara bahkan gunung Everest bisa dia taklukkan dalam waktu 3 menit.

No TittleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang