Bab 15

1.6K 223 30
                                    


"Semua yang datang pasti akan pergi
Dan hanya akan menyisahkan kepingan-kepingan kenangan
Bagi mereka yang ditinggalkan"

***


Meninggalkan rumah sakit dengan keadaan panik. Berlarian mencari keberadaan Xiao Zhan, membuat Yibo tidak bisa berpikir jernih. Yibo seperti orang linglung, bahkan untuk sekedar membuka mobil saja tangannya bergetar sehingga menjatuhkan kunci mobilnya ke lantai, Kang-joon yang mengikutinya di belakang segera merebut kunci mobil dari tangan Yibo.

"Biarkan aku yang mengemudi! kau tidak bisa mengemudi dalam kondisi seperti ini. Aku takut sebelum kau menemukan dia, nyawamu akan melayang lebih dahulu!" katanya tegas.

Yibo menuruti perkataan Kang-joon, dia masuk ke mobil dan duduk di kursi penumpang di samping Kang-joon. Membiarkan Kang-joon mengemudi, membawanya ke tempat Prof. Jang berada.

"Ke mana kita akan mulai mencari Prof. Jang?" tanya Kang-joon menoleh pada Yibo sambil mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Apartemen ...."

"Kau yakin dia akan berada di apartemen? Ku rasa lebih baik kita ke kampus saja, mengingat tempat persembunyian pria itu adalah perpustakaan."

Yibo pasrah dengan keputusan Kang-joon, dalam pikirannya dimanapun Prof. Jang berada, tidak lebih penting daripada keberadaan Xiao Zhan.

"Zhan-ge di mana kau berada? Jangan membuatku mencemaskanmu seperti ini ku mohon ...."

Perjalanan dari rumah sakit menuju kampus di saat genting seperti ini terasa sangat jauh, jika seharusnya bisa digapai dalam kurun waktu 30 menit namun saat ini hampir 1 jam tak kunjung sampai, mobil mereka terjebak padatnya kemacetan kota Shanghai.

"Sial! Bahkan langit pun tidak mendukungku," gerutu Yibo kesal.

Kang-joon mengelengkan kepalanya, namun dia hanya diam sebab Kang-joon tahu apa yang tengah dirasakan oleh sahabatnya itu. Diantara cemas, panik, dan rasa takut menjadi satu.

Merasa tidak tahan lagi untuk bersabar menunggu, Yibo berniat membuka pintu mobil dan berlari untuk membebaskan diri dari kemacetan, namun niatnya ia urungkan setelah pergelangan tangannya ditahan oleh sahabatnya Kang-joon.

"Tidak Yibo, aku tidak akan membiarkanmu pergi sendiri dalam keadaan pikiranmu yang sedang kacau, kau tidak akan berpikir jernih. Itu terlalu beresiko," katanya mengingatkan.

Yibo mendengus kesal. "Lalu aku harus berdiam diri di sini, terjebak kemacetan denganmu hah? Kau tahu, aku sangat mencemaskan dia, seditik pun terasa berharga untukku!"

"Aku mengerti maksudmu Yibo, tapi demi keselamatanmu menurutlah padaku, oke?"

"Shit! Tidak ada waktu lagi."

Yibo segera keluar dari mobil dan berlari di tengah kemacetan untuk menemui Profesor Jang Ki-yong di kampusnya.

Kang-joon tidak bisa berkutik sama sekali, setelah Yibo meninggalkannya sendiri di tengah kemacetan.

"Yibo!" panggilnya, "Aish-- dasar anak ini."

***

Sesampainya di halaman kampus Yibo merasa lega, dia berhenti sejenak untuk menghirup oksigen lebih banyak, napasnya terengah.
"Huhh-- huhh-- huhh ...."

Yibo melanjutkan lari menuju perpustakaan tempat di mana Prof. Jang biasa menghabiskan waktunya.

Sampai pada area yang dituju, Yibo mengedarkan arah pandangnya ke sekeliling, mencari keberadaan sosok yang dia cari. Dia berjalan memutari rak demi rak buku yang tertata rapih dengan tergesa. Benar saja sosok pria bertubuh tinggi, berkharisma dan berwibawa tertangkap oleh netranya di ujung koridor perpustakaan.

Ghost It's My Boyfriend (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang