Braza melirik Rayel yang tengah duduk lesehan di depan televisi, tak lama Kayera datang. Braza meliriknya juga dan menduga kalau Kayera akan duduk di depan Rayel, menjadikan Rayel sebagai sofa.
Braza sontak mencekal lengan Kayera yang akan duduk di depan Rayel itu."Aku pijit pundaknya." kata Braza datar seraya menarik Kayera agar duduk bersila di depannya.
Kayera yang gelagapan pun hanya duduk menurut, melirik Rayel yang acuh sekilas.
"Ga usah padahal." kata Kayera dengan berusaha tenang dan menatap televisi.
"Kali - kali si Braza baik, biarin aja, Ra." celetuk Rayel dengan masih memandang televisi.
***
Braza melilitkan lengannya di perut Kayera, menatapnya sejenak yang kini tengah terlelap dengan bersandar padanya.
"Gimana kerjaan?" tanya Rayel seraya mengunyah beberapa cemilan.
Braza beralih melirik kakak angkatnya dengan tenang."Baik." jawabnya singkat nan datar, khasnya.
Rayel berdecak."Masih aja ngirit, udah mau naik jabatan loh, masih aja doyan bungkam." herannya.
Braza hanya tersenyum tipis."Kerjaan beda, di latih." jelas Braza sekenanya.
"Samain dong, di luar kerjaan latih juga biar cerewet. Mau sampe kapan diem bae? Mau sampai kapan apapun lo diemin, ga semua bisa terima sikap lo yang satu itu." cerocos Rayel tak berjeda.
Rayel begitu mirip dengan Kayera pikir Braza.
"Di coba." balas Braza yang memancing Rayel untuk mendengus dan sabar.
"Harus!"
Braza kembali menatap Kayera yang nyaman tidur bersandar pada dada bidangnya itu, menghadap televisi.
Biasanya Braza akan melihat adegan Kayera seperti itu dengan Rayel, tapi kali ini dia ingin merasakan kedekatan itu.
Entah kenapa dia tidak mau Kayera bersentuhan dengan yang lain walau Rayel kakaknya.
Rayel kembali berceloteh ria tentang film barat di depannya, Braza jelas mengabaikannya.
Kayera lebih menarik dari apapun saat ini.
Fokus dan perhatiannya benar - benar di kuasai Kayera.
🦋🦋🦋
"Bangunin aja, udah jam 11 malem. Besok kerja bareng gue, Za. Kata papih kita yang hadepin." Rayel beranjak, meregangkan pinggangnya seraya terpincang karena kesemutan.
"Hm."
Rayel menjitak kepala Braza dengan jengkel."Hm - hm aja bisanya lo!" geramnya.
Braza meringis tanpa suara lalu kembali mengabaikan.
"Pindahin, Kayera." perintahnya lalu berlalu meninggalkan Braza dan Kayera yang masih bergelung dalam mimpi.
Braza menggendong Kayera, membuat Kayera terbangun."Emh? Nga-pain?" tanyanya serak dan bingung.
"Pindah ke kamar." jawabnya dengan masih berusaha menggendong Kayera.
Kayera refleks melilitkan tangannya di leher Braza dengan agak kaget dan juga gugup.
"Besok ikut ke kantor."
"Ha? Nga-pain?" kedua mata sayu karena kantuknya mengerjap.
Braza tidak menjawab, dia merebahkan Kayera ke kasur gadis itu perlahan.
Kayera sontak menahan nafas dengan berdebar, kantuknya mendadak hilang. Entah kenapa, wajahnya terasa panas.
"Tidur." Braza mengecup pipi Kayera sekilas lalu berlalu dengan datarnya.
Berbeda dengan Kayera yang kalang kabut, dia tidak bisa mengendalikan debar jantungnya.
"Engga, Kayera, jangan aneh - aneh." gumamnya untuk diri sendiri."dia kakak tiri kamu, Kayera." lanjutnya.
"Oke, tarik nafas, buang." sambungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sex On The Beach (TAMAT)
RomanceSex On The Beach, minuman yang mengantarkan Kayera pada kerumitan. Mulai : 16 Oktober 2021 Selesai : 15 November 2021