Rayel terlihat panik, Kayera tidak ada di rumah hampir 1 hari 24 jam. Rayel sudah menghubungi Kanya dan miminya itu sudah menghubungi Ziyep dengan emosi hari itu juga.
Namun, hasilnya nihil. Kayera benar - benar di bawa kabur oleh Braza.
Di suatu tempat, terpencil namun bisa di sebut negara yang cukup maju. Warganya hampir 90% orang asing, Kayera berada di sana bersama Braza tentunya.
"Udah makan?" Braza mengecup bahu Kayera sekilas seraya mengusap perutnya dari belakang.
Kayera masih menatap pemukiman yang berjarak itu dari balkon rumah yang di tempatinya.
Kini Kayeralah yang membisu, dia cukup marah dengan tindakan Braza yang pasti membuat abang dan miminya khawatir sekarang.
"Masuk, dingin." Braza beralih merangkul Kayera, menuntunnya masuk.
Kayera masuk dengan masih diam seperti patung, kepalanya semakin pening saja. Dia tidak paham, kenapa dia di bawa ke negara lain tanpa izin Rayel atau Kanya.
"Pulang." Kayera berujar pelan setelah Braza mendudukannya di tepian kasur."mau pulang." lanjutnya, kali ini dengan menatap Braza.
"Nanti." Braza mengusap leher lalu merambat ke pipi Kayera.
Kayera kembali berkaca - kaca."Ada apa sih sebenernya?" tanyanya bergetar lirih."mau pulang!" lanjutnya agak emosi.
Braza tidak bersuara, dia mendekatkan wajahnya, menempelkan bibirnya ke bibir Kayera yang agak bergetar menahan tangis itu, menekannya lembut dan menahan wajah Kayera yang ingin menolak itu.
Braza mendorong pelan dengan masih menyesap bibir Kayera, menggigitnya lembut di sertai jilatan.
"St-stop!" Kayera berusaha melepas pagutan itu.
Braza menarik wajahnya dengan nafas agak terengah."Bukannya kamu ga mau rusak keluarga kita?" di tatapnya lekat Kayera yang berada di bawahnya itu.
Kayera kembali terdiam, merenung sesaat. Dia memang tidak ingin menghancurkan semua keharmonisan keluarganya karena dia hamil di luar nikah.
"caranya ini, kamu harus bertahan di sini sampe anak kita lahir."
Dengan polosnya Kayera menatap Braza."Tapi bang Rayel, mimi dia—"
"Papih udah atasi semuanya." potong Braza.
Kayera mulai luluh, jadi maksud dari penculikan ini itu, supaya keberadaannya dan bayinya tidak di endus publik?
Braza tersenyum samar, Kayera terlihat percaya padanya.
🦋🦋🦋
Kayera melirik Braza yang tengah bekerja, video call dengan beberapa orang itu. Braza terlihat serius.
Kayera melirik jendela balkon yang tertutup, salju semakin deras turun. Indah namun dingin, Kayera ingin pulang tapi keadaan memaksanya di sana.
Sudah 6 bulan Kayera hidup di negara asing ini tanpa keluar rumah, hanya boleh di balkon saja.
Semua kebutuhan di Atur oleh Braza, Kayera hanya perlu diam dan mengurus bayi di perutnya yang semakin terlihat buncit dan sesekali bergerak.
Kayera bosan namun Braza tidak pernah membawanya berjalan - jalan.
"Sekali lagi, jangan sampai Rayel tahu kita meeting. Dia sudah di pindahkan ke perusahaan cabangkan?"
Kayera kembali menatap Braza yang masih sibuk bekerja jarak jauh itu, mendengar nama Rayel membuat Kayera di serang sedih penuh rindu.
Bagaimana nasib hutangnya? Apa abangnya itu bisa kencan tanpa pinjam uang? Kayera rindu saat - saat itu.
Bahkan Kayera merindukan tante Siska yang sering menyakitinya lewat sindiran halus itu. Konyol memang.
"Ngelamun?"
Kayera mengerjap agak kaget."Ha?" beonya saat baru sadar kalau Braza sudah sangat dekat bahkan wajahnya berjarak tipis dengan wajahnya.
Braza tidak bersuara, dia baru selesai bekerja. Braza merunduk untuk mengecup perut buncit Kayera.
Kayera refleks mengusap kepala Braza yang betah mengacak perutnya itu.
Kayera kembali berpikir, apa dia akan selamanya begini? Tanpa status? Braza bahkan tidak menyinggung soal pernikahan.
Kayera tidak paham saat merasakan perasaannya cemas. Braza sungguh sulit di baca.
Braza melepas gaun tidur Kayera yang membuat Kayera kembali sadar dari lamunan.
"Ken—"
Braza merebahkan Kayera dengan memagut bibirnya lembut, Kayera refleks memejamkan mata saat ciumannya itu menuntut.
Braza menjilat bibir bawah Kayera lalu menghisapnya, terus saja begitu sampai membengkak. Braza bahkan melibatkan lidah agar Kayera terpancing.
Braza melepas pagutannya, beralih ke pipi, rahang lalu leher. Braza menghisap, menjilat hingga berjejak.
Kayera meremas rambut belakang Braza, sebelah tangannya meremas sprai putih itu.
Tak hanya di leher, Braza memberikan jejak di dada Kayera bahkan perutnya yang terlihat lucu itu.
Kayera menggeleng pelan saat sadar kalau semua tidak benar, Kayera ingin menolak.
"St-op! Jangan." Kayera menahan lengan Braza, menahan jemari yang hendak melepas CDnya itu.
Braza menatap Kayera lekat, bisa Kayera lihat kalau mata Braza berkilat penuh gairah, bola mata hitam itu terlihat gelap, hampir membawanya hanyut.
Dan akhirnya hanyut..
KAMU SEDANG MEMBACA
Sex On The Beach (TAMAT)
عاطفيةSex On The Beach, minuman yang mengantarkan Kayera pada kerumitan. Mulai : 16 Oktober 2021 Selesai : 15 November 2021