3. Mencoba Biasa

79.4K 3.2K 56
                                    

        Kayera duduk di tepian kasur yang sudah agak rapih, mungkin Braza yang membersihkannya. Kayera tidak ambil pusing.

Braza mengusap rambut Kayera, menenangkannya dan seolah menyuruh untuk tidak terus menangis.

Kesalahan mereka memang fatal.

Hubungan mereka walau tidak sedarah tetap saja berada di dalam satu kartu keluarga.

Yang lebih cemasnya lagi kalau sampai orang - orang tahu, Kayera tidak siap melihat reaksi mereka.

"Mau kamu gimana?" Braza bersuara, tidak mungkin dia terus bisu di saat genting.

Kayera semakin deras menjatuhkan air matanya. Otaknya tengah memilah ingatan yang berceceran tentang semalam. Kayera semakin kacau.

"Ki-ta adik hiks kakak." Kayera menatap Braza dengan masih berderai air mata."apa kita bisa biasa hiks kayak kemarin - kemarin setelah hiks kejadian ini?" lanjutnya yang di akhiri tangisan kencang.

Braza sih bisa saja, tapi rasanya dia ingin bertanggung jawab di banding melupakan semuanya dan berprilaku biasa saja.

Braza tahu kalau semalam adalah pengalaman pertama bagi Kayera, dia bisa melihat itu dari sprai yang dia rapihkan tadi. Di sana jelas ada bercak darah.

"Jadi, maksud kamu lupain?" Braza masih betah mengusap kepala Kayera dengan menatapnya tidak terbaca nan datar.

Kayera malah menangis, dia tidak tahu harus menjawab apa. Merasa percuma kalau Braza tanggung jawab karena mereka adik kakak dalam kartu keluarga.

"Hm! Kita biasa aja, anggap semalem itu kesalahan." Kayera berujar tegar walau gemetar.

Masa depannya sudah hancur, tapi mau bagaimana lagi, semua sudah terlanjur terjadi.

Semua gara - gara minuman itu!

Sex On The Beach, Sialan!

🦋🦋🦋

Tidak ada yang berubah semenjak kejadian malam itu. Kayera maupun Braza terlihat berusaha biasa saja walau rasanya mereka begitu canggung sebenarnya.

"Kemana?"

Kayera menoleh pada Braza, merasa tumben Braza kepo."Ke rumah, Yeri." jawabnya lalu meraih sepatu di rak dekat pintu.

"Ngapain?"

Kayera kembali menatap Braza dengan agak heran."Main, kayak biasa." jawabnya.

Braza tidak lagi bersuara, wajah datarnya itu melintas melewati Kayera yang masih diam.

Braza hilang barulah dia bernafas lega, rasanya dia gila saat matanya bersitatap dengan Braza. Mencoba untuk biasa memang sulit di saat masalah yang mereka lalui bukanlah sesuatu yang simple.

Wajah Kayera di tekuk sedih, kenapa hidupnya semakin rumit. Dia terjebak malam panas dengan kakak tirinya? Skandal macam apa itu!

Kayera memutuskan keluar rumah, dia pusing memikirkan masalahnya dengan Braza.

Di tambah terror pertanyaan soal menikah, pacar orang mana, membuat Kayera ingin meledak rasanya.

Sekarang waktunya bersenang - senang dengan si pengantin baru.

🦋🦋🦋

"Ga jadi honeymoon? Kenapa?" Kayera terlihat ikut sedih dengan gagalnya Yeri berangkat ke Dubai.

"Ada panggilan kerja di kantor suami, itu lebih penting. Honeymoon bisa kapan aja." kata Yeri berusaha tidak sedih dan mengerti keadaan suaminya.

"Baru nikah 2 minggu udah di tinggal kerja, banyak lembur lagi. Emh, kasiaannn." Kayera memeluk Yeri sekilas.

Yeri hanya terkekeh."Ga masalah, dia juga kerja bukan main. Dia cari uang buat keluarga kecilnya." samar rona merah menghiasi pipi Yeri, pengantin baru itu terlihat tersipu.

"Dia baik bangetkan sama kamu? Ada apa - apa jangan lupa cerita ya." kata Kayera tulus.

Yeri mengangguk di sertai kuluman senyum."Dia baik banget, kamu tenang aja." balasnya.

Kayera mangut - mangut lega."Yuk kita jelajah mall ini, sampe kaki rasanya mau copot." kekehnya di akhir.

🦋🦋🦋

"Ga sibuk? Kenapa jemput?" Kayera menerima helm yang di berikan Braza.

Braza hanya menggeleng sebagai respon lalu sibuk meraih jaket di bagasi motor dan memakaikannya pada Kayera.

Kayera menahan nafas sejenak saat Braza setengah memeluknya, memasangkan jaket dengan serius, wajah datarnya terlihat bersinar tampan.

Astaga! Apa yang dia pikirkan?

Braza memperiksa helm Kayera."Aman, naik." perintahnya setelah motor itu bersiap melaju.

Kayera naik, berpegangan pada bahu dengan canggung dan berdebar. Padahal dulu pun Braza memang perhatian walau tidak melalui kata - kata.

"Jangan di situ." Braza mengubah tangan Kayera hingga berpindah memeluk pinggangnya."kayak biasa, pegang di sini." lanjutnya lalu bersiap melaju pelan.

" lanjutnya lalu bersiap melaju pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sex On The Beach (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang