23. Tertekan

27.6K 2.1K 59
                                    

      Kayera terlihat lebih pendiam, padahal dia baru saja jalan - jalan dengan Braza untuk yang pertama kalinya di negara itu.

"Masih kurang?" Braza berbisik dengan merangkul Kayera mesra.

Kayera menatap Braza lekat beberapa saat."Besok, bisa jalan - jalan lagi?" tatapan Kayera terlihat sendu.

Braza mengangguk di sertai senyum tipis, di usapnya pelipis Kayera lalu mengecup keningnya sekilas.

"Makasih, Braza." Kayera lebih dulu melilitkan tangannya ke pinggang Braza, mengecup leher sensitif Braza beberapa kali.

Braza membalasnya."Jangan lagi, kamu pasti masih capek seharian jalan - jalan." bisiknya di sertai kecupan manis di bahu.

🦋🦋🦋

Sesuai pembicaraan kemarin, Kayera dan Braza kembali berjalan - jalan dengan Kayera di pakaikan masker dan topi.

"Mau beli makanan yang antri itu, aku tunggu di sini."

Braza mengamati sekitar, sebelum mengangguk mengabulkan."Jangan kemana - mana, bahaya." di kecupnya bibir Kayera singkat lalu berlalu.

Kayera memandang Braza yang masih asyik mengantri dengan sesekali menatap kearahnya.

Kayera membulatkan keputusannya, dia akan ikut Rayel pulang. Tangannya terulur ke atas dengan jemari membentuk ok, sebagai kode pada seseorang yang menyamar yamg tak lain Rayel.

Kemarin, Kayera mengeluh pegal di kakinya karena sepatu. Braza membuat Kayera duduk di kursi taman dan Brazanya berlari mencari toko untuk membeli sepatu.

Selama waktu menunggu, Kayera membuka penutup wajahnya yang transparan itu.

Tak lama sosok pria dengan kumis dan jambang panjang menghampirinya.

Kayera berpikir dengan konyolnya kalau sosok itu pengemis namun ternyata dia Rayel, abangnya.

Rayel yang tergesa menjelaskan kalau dia tahu Kayera di mana, hanya menunggu waktu saja untuk membawanya pulang.

Rayel memberikan Kayera waktu untuk berpikir, ikut pulang atau akan tetap bersama Braza.

Kayera yang mendengarkan penjelasan Rayel sebelumnya tentang keluarganya pun membuatnya mulai ragu bersama Braza.

Kayera lebih takut berdua di negara asing dengan Braza di banding di negara kelahirannya walau sekalipun Rayel dan miminya jahat.

"Kamu kasih kode, abang akan muncul kapan pun itu. Pikirkan baik - baik, kamu bisa di pisahkan sama bayi kamu. Braza ga sesimple yang kamu duga, Kayera."

Braza menoleh kearah Kayera berada, di sana kosong. Jelas saja panik langsung memeluknya erat.

Braza mengabaikan pesanannya, kedua kakinya berlari kesetiap tempat di sekitar danau yang penuh salju itu. Berteriak meneriakan nama Kayera sampai suaranya serak.

Braza mengabaikan dingin di tubuhnya, jantungnya bergemuruh saat Kayera tidak ada.

Braza tidak menyerah, bahkan sampai jemarinya mengeriput dan bibirnya tidak lagi merah.

Braza memutuskan pulang, berharap Kayera ada di sana namun nihil. Kayera menghilang dengan sekejap mata.

Braza meraih ponselnya dengan agak gemetar, takut Kayera dan bayinya kenapa - Kenapa.

Sex On The Beach (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang